Matahari mulai tenggelam, ketiga anak kembar itu masih sibuk dengan ikan peliharaan baru mereka. Mereka merawatnya dengan baik, setelah memberi makan, terlintas sebuah ide di benak Dokyeom.
"Kita gambar ikan-ikan kita yuk!" ajak Dokyeom tiba-tiba, wajahnya berseri-seri penuh semangat.
Minghao langsung setuju, sambil tersenyum lebar. "Iya! Aku mau gambar Sunny!"
Mingyu nggak ketinggalan. "Aku juga mau gambar Ruby!"
Tanpa pikir panjang, ketiga bocah itu langsung berlari ke meja di sudut ruangan, tempat mereka biasa menyimpan alat gambar. Dokyeom mengambil buku gambarnya, Mingyu mengambil beberapa krayon, dan Minghao sibuk meraih pensil warna kesukaannya. Mereka semua rebahan bersama di lantai, masing-masing fokus dengan gambar ikan mereka.
"Jangan di lantai gitu kalau mau tiduran, sayang-sayangnya Mami. Sini-sini, di atas karpet, kertasnya aja yang di atas lantai, kaliannya jangan," ujar Jeonghan. Mereka mengangguk dan langsung mengganti posisi.
Jeonghan dan Seungcheol yang duduk di sofa hanya bisa tersenyum melihat anak-anak mereka sibuk berkarya. "Mereka serius banget kalau soal menggambar, ya?" kata Seungcheol dengan nada geli.
Jeonghan hanya tersenyum hangat. "Iya, aku suka lihat mereka kreatif begini. Bagus buat mereka belajar mengekspresikan diri."
Setelah beberapa menit, Dokyeom yang pertama selesai. Ia berdiri dengan bangga membawa buku gambarnya dan berlari menghampiri kedua orang tuanya. "Papi, Mami! Lihat, ini Bluey! Dia lagi berenang!" katanya sambil memperlihatkan gambarnya yang penuh warna.
Jeonghan langsung memujinya. “Wah, Kyeomie hebat banget! Bluey kelihatan seneng banget lagi berenang.”
Seungcheol juga tersenyum lebar, mengangguk penuh kekaguman. "Luar biasa, Kyeomie! Gambar kamu keren banget. Nanti kita bisa pajang di dinding kamar, gimana?"
Mata Dokyeom berbinar-binar. "Beneran, Papi? Aku seneng banget!"
Tak lama kemudian, Mingyu dan Minghao juga datang menghampiri, masing-masing membawa gambar mereka. Mingyu menunjukkan gambar Ruby dengan bangga. "Ini Ruby! Dia lagi main di gelembung-gelembung air."
Jeonghan tertawa lembut melihat gambar imajinatif Mingyu. "Ruby pasti suka banget sama gelembung-gelembung itu, Mingoo. Keren banget gambarnya."
Seungcheol mengusap kepala Mingyu dengan sayang. "Kamu juga berbakat, Mingoo. Kita pajang juga ya, di sebelah gambar Kyeomie."
Mingyu tersenyum lebar, jelas merasa bangga mendapat pujian dari kedua orang tuanya. 'Iya, Papi! Aku mau pajang gambar ini di kamar!"
Sementara itu, Minghao masih memegang gambarnya dengan hati-hati. Dia mendekat perlahan, memperlihatkan gambarnya yang penuh warna cerah. "Ini Sunny... Dia lagi tidur di rumput," katanya pelan, matanya menatap gambar itu penuh cinta.
Jeonghan tersenyum lembut dan menunduk melihat karya Minghao. "Wah, gambar kamu cantik banget, Haohao. Sunny pasti seneng tidur di rumput yang hijau ini."
Seungcheol mengusap kepala Minghao dengan bangga. "Gambar kamu luar biasa, sayang. Kita pajang juga di kamar, biar Sunny bisa lihat gambarnya tiap hari."
Minghao tersenyum malu-malu, tapi jelas sangat senang. "Makasih, Papi. Aku seneng banget."
Seungcheol masih tersenyum melihat gambar Minghao, lalu mengusap pelan kepala putra bungsunya itu sebelum berbicara dengan nada lembut.
"Tapi, Haohao," katanya pelan, "Sunny yang asli nggak bisa jalan-jalan di rumput seperti yang di gambar, lho. Ikan itu cuma bisa hidup di air."
Minghao menatap Seungcheol dengan ekspresi bingung, lalu melihat lagi gambarnya. "Kenapa nggak bisa, Papi? Aku kan bisa jalan-jalan di taman, kenapa Sunny nggak bisa?"
Jeonghan tersenyum mendengar percakapan mereka, sementara Seungcheol berusaha menjelaskan dengan sabar. "Karena ikan bernapasnya pakai insang, Haohao. Kalau Sunny keluar dari air terlalu lama, dia nggak bisa bernapas, dan itu bisa bikin dia sakit."
Minghao merenung sejenak, tampak berpikir keras, lalu akhirnya mengangguk pelan. "Oh, jadi Sunny cuma bisa jalan-jalan di air aja, ya?"
Seungcheol tersenyum lembut, merasa bangga karena Minghao mulai mengerti. "Iya, Haohao. Tapi kamu masih bisa bayangin Sunny main di rumput lewat gambarmu, kok. Nggak apa-apa kalau di gambar dia bisa jalan-jalan."
Minghao tersenyum lebar lagi, merasa lega dan senang. "Oke, kalau gitu Sunny cuma jalan-jalan di gambar aja. Tapi dia tetap senang, kan, Papi?"
Seungcheol tertawa kecil, lalu mencium kepala Minghao. "Pasti senang, Haohao. Kamu sudah bikin gambar yang keren buat Sunny."
Jeonghan menatap mereka berdua dengan senyum penuh kasih. "Iya, Haohao, Sunny pasti bangga banget punya pemilik yang perhatian dan sayang kayak kamu."
Seungcheol tersenyum melihat gambar Minghao dan kembali teringat momen yang diceritakan Jeonghan pagi tadi. Ia tertawa kecil, lalu menatap Minghao sambil mengusap kepala putranya.
"Minghao," katanya sambil mengingat, "Papi dengar dari Mami kalau tadi pagi kamu sempat mengeluarkan Sunny dari akuarium karena kamu pikir Sunny butuh udara, ya?"
Minghao langsung mengangguk polos, tak merasa ada yang salah. "Iya, Papi. Aku kira Sunny nggak bisa napas, jadi aku keluarin sebentar biar bisa dapat udara."
Seungcheol tersenyum lebih lebar, lalu duduk sejajar dengan Minghao agar bisa bicara lebih dekat. "Kamu baik banget sama Sunny, HHaohao Tapi, ingat ya, ikan itu justru bernapas di dalam air. Jadi, kalau dikeluarkan dari air, mereka bisa sakit. Inget yang tadi Papi bilang, kan?"
Minghao tampak berpikir sejenak, lalu menatap Seungcheol dengan mata membulat. "Jadi, kayak yang Papi bilang, Sunny bisa bernapas kalau dia di air kan, Papi?"
"Betul," jawab Seungcheol sabar. "Sunny cuma bisa bernapas kalau dia ada di air. Jadi, kalau kamu mau Sunny tetap sehat dan senang, biarin dia di akuarium aja, ya."
"Kyeomie sama Mingoo juga. Jaga ikannya dengan baik, ya."
Jeonghan yang mendengar itu tertawa kecil, mengingat betapa paniknya Minghao saat itu. "Iya, Haohao. Waktu kamu angkat Sunny keluar, Mami sempat panik juga, tapi Mami tahu kamu cuma khawatir sama Sunny."
Dokyeom, yang merasa sudah cukup menggambar, meletakkan pensilnya dan berdiri sambil mengulurkan tangan kepada Minghao. "Ayo, Haohao. Kita balik lagi ke akuarium. Sunny dan yang lainnya pasti kangen kamu," katanya dengan senyum penuh semangat.
Mingyu juga ikut berdiri, meraih tangan Minghao yang masih memeluk gambarnya. "Iya, Haohao. Yuk kita main sama ikan-ikan lagi. Kali ini kita kasih makan yang lebih banyak, biar mereka tambah seneng."
Minghao menatap kedua kakaknya dengan senyum malu-malu tapi penuh antusias. "Oke! Tapi jangan kasih makan kebanyakan, nanti Sunny kekenyangan."
Mereka bertiga pun berlari kecil menuju akuarium, tawa ceria mengisi ruangan. Seungcheol dan Jeonghan saling pandang dari sofa, senyum tak lepas dari wajah mereka melihat anak-anaknya bermain bersama dengan penuh kasih sayang. "Kakak-kakaknya memang sayang banget sama Haohao, ya," gumam Jeonghan dengan lembut.
Seungcheol mengangguk sambil tersenyum. "Iya, mereka selalu menjaga satu sama lain. Itu yang bikin aku bangga. Apalagi Dokyeom sama Mingyu itu bisa jagain Minghao, padahal umur mereka cuma beda berapa jam aja."
Dan hari itu, kembali berakhir dengan sempurna. Setiap momen kecil, tentu memberikan banyak pelajaran. Seperti si kembar yang belajar banyak hal dari mulai hal kecil hingga hal besar seperti bertanggung jawab terhadap suatu hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol & the Magic of Family
RomanceJeongCheol ft 97L Setelah beberapa tahun menikah, kehidupan Jeonghan bersama Seungcheol dan tiga anak mereka-Dokyeom, Mingyu, dan Minghao-berjalan penuh kehangatan dan canda tawa. Meski rutinitas mereka tampak sederhana, Jeonghan selalu menemukan ke...