Setelah anak-anak tertidur pulas di bawah selimut yang tebal, Jeonghan memutuskan untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman. Ia bangkit perlahan, berusaha tak membangunkan Minghao yang sedang memeluk Snowy dengan erat. Jeonghan berjalan ke saklar lampu dan mematikan lampu utama, menyisakan lampu samping yang remang-remang, memberikan cahaya hangat yang menenangkan di ruangan.
Setelah memastikan suasana cukup nyaman, Jeonghan kembali ke selimut, menyelipkan dirinya di samping anak-anak. Ia berbaring menyamping dengan posisi Dokyeom tepat di samping kirinya. Dengan lembut, Jeonghan menepuk-nepuk perut Dokyeom, yang biasanya membuat anaknya lebih tenang dalam tidurnya. Sambil sesekali tersenyum sendiri, ia menonton TV yang masih menyala pelan di depan mereka.
Jeonghan tidak merasa terburu-buru untuk tidur, ia lebih suka menikmati momen damai ini, mendengarkan napas teratur ketiga anaknya yang tertidur nyenyak di dekatnya. Setiap gerakan kecil dari anak-anaknya membuat Jeonghan tersenyum lembut. Ia tahu malam seperti ini, di mana mereka semua berkumpul bersama dengan tenang, adalah momen yang berharga.
Meski matanya menatap TV, pikiran Jeonghan tertuju pada suaminya yang belum kunjung pulang. Beberapa menit yang lalu, Seungcheol mengabari bahwa masih ada sedikit pekerjaan.
Lalu tak berselang lama, di luar rumah, Seungcheol baru saja tiba. Hari itu adalah hari yang panjang di kantor, namun begitu ia membuka pintu, rasa lelah yang menumpuk seakan hilang seketika. Pemandangan yang menyambutnya begitu menenangkan, Jeonghan dan ketiga anak mereka, tertidur nyenyak di depan TV yang masih menyala, dengan selimut lembut yang melingkupi mereka.
Seungcheol berdiri sejenak di ambang pintu, tersenyum lebar melihat pemandangan tersebut. Jeonghan terlihat sangat damai, tidur menyamping dengan satu tangan masih di atas perut Dokyeom, seakan memastikan anak mereka tetap nyaman. Minghao, di sisi lain, memeluk Snowy dengan erat, sementara Mingyu sudah terlelap, posisinya sambil memeluk Minghao dengan satu tangannya.
Perasaan hangat menyelimuti hati Seungcheol. Ia tahu betapa Jeonghan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, bahkan dalam hal-hal kecil seperti malam ini—tidur di depan TV sambil menunggu kepulangannya. Dengan langkah pelan agar tak membangunkan siapa pun, Seungcheol melepas jasnya dan meletakkannya di sofa terdekat.
Ia mendekati Jeonghan dan anak-anak dengan hati-hati, lalu berjongkok di samping mereka. Sejenak, Seungcheol mengusap lembut kepala Dokyeom, lalu menyentuh pelan bahu Jeonghan, menatap wajah istrinya yang tertidur. Wajah lelah Jeonghan terlihat begitu damai, dan Seungcheol merasa bersyukur memiliki keluarga yang begitu hangat dan penuh cinta.
"Han..." bisiknya pelan, hampir tanpa suara, hanya untuk memastikan Jeonghan tahu bahwa ia sudah pulang.
Jeonghan bergerak sedikit, membuka matanya perlahan dan menemukan Seungcheol sudah duduk di samping mereka. Senyum manis langsung muncul di wajahnya meski masih terasa kantuk.
"Mas udah pulang?" Jeonghan berbisik lembut sambil memperbaiki posisi tidurnya. Ia masih berusaha agar tidak membangunkan anak-anak.
Seungcheol mengangguk, tangannya menyentuh lembut pipi Jeonghan. "Iya, aku baru sampai. Maaf lama," ucapnya lirih, pandangannya penuh kasih.
Jeonghan menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, Mas. Kami cuma nunggu sambil tidur di sini," katanya sambil tersenyum lembut, lalu melirik ketiga anak mereka yang sudah tertidur pulas.
Seungcheol menatap anak-anak mereka dengan penuh kebanggaan. "Mereka pasti senang ya, bisa tidur di sini sambil nungguin mas."
Jeonghan tertawa pelan. "Iya, mereka bilang ini camping, nunggu papi pulang."
"Lucu sekali," gumam Seungcheol sambil mengusap lembut rambut Minghao yang masih memeluk Snowy erat-erat. Lalu bergantian mengusap rambut Mingyu sambil membenarkan baju tidurnya yang sedikit tersingkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongcheol & the Magic of Family
RomanceJeongCheol ft 97L Setelah beberapa tahun menikah, kehidupan Jeonghan bersama Seungcheol dan tiga anak mereka-Dokyeom, Mingyu, dan Minghao-berjalan penuh kehangatan dan canda tawa. Meski rutinitas mereka tampak sederhana, Jeonghan selalu menemukan ke...