CHAPTER 3

636 63 23
                                    

Seorang pemuda tampan dengan fitur wajah yang hangat dan ramah sedang berdiri sambil bermain dengan burung di dalam sangkar emas.

Dia memakai ornamen emas di kepalanya, dan bajunya juga di hiasi dengan ornament emas nan mewah.

Dia adalah Xiao Ruofeng. Raja Langya yang dikenal sangat penyayang dan bijak sana.

Tidak lama sesosok tampan berpakaian serba putih dengan penutup kepala senada datang menghampiri dirinya. Dia adalah Liu Yue. Tuan muda tertampan se Tianqi.

"Eh Fengqi ternyata benar kau disini"

Xiao Ruofeng tersenyum hangat pada Liu Yue "Liusi ada apa kau kemari?" Tanyanya

"Orang-orang ku mengatakan mereka melihat dimana Baili Dongjun berasa"

Xiao Ruofeng langsung terdiam dengan ekspresi yang tidak bisa di prediksi. Namun seketika dia kembali tersenyum "Ah benar kah?!" Ucapnya dengan penuh riang

Liu Yue mengangguk "Kau mau kita langsung membawa dirinya pulang?"

Xiao Ruofeng menggeleng "Tidak. Biarkan dia terlebih dahulu. Hanya saja tolong awasi dan lindungi dia dari jauh"

Liu Yue mengangguk.
.
.
.
.

   Baili Dongjun tengah berjalan seorang diri dipasar, pada kedua tangannya, dia membawa kantung belanjaan. Dia melihat-lihat sekeliling, banyak pedagang dan orang lalu lalang melewati dirinya.

"Tidak pernah terpikir olehku kalau aku harus melakukan segalanya sendiri sekarang... Yah tidak apa dibanding harus menukar kebebasan ku dengan sangkar emas" dia berbisik pada diri sendiri

Perhatian Baili Dongjun beralih pada kerumunan orang-orang di depannya. Karena rasa penasaran Baili Dongjun mendekati kerumunan itu.

"Setelah keluarga Jenderal Besar Baili membuat sayembara, sekarang giliran keluarga kerajaan membuat sayembara untuk mencari Tuan Muda Baili yang hilang ini!" Ucap salah seorang pria

"Aku dengar dia adalah calon istri dari raja Langya. Bukan selir agung, tapi istri!" Ucap yang lainnya.

Baili Dongjun langsung tertegun mendengar perkataan orang-orang di depannya. Ketika dia melihat tidak hanya kertas pengumuman, tapi juga poster lukisan dirinya yang di lukis sedemikan rupa terpampang, disaat itulah dia mulai panik.

"Hei Tuan, kau terlihat seperti Tuan Muda Baili yang hilang ini!" Pekik salah seorang pria

Teriakan pria itu membuat Baili Dongjun menjadi pusat perhatian.

"Hei iya benar mirip!"

"Hah?! Tidak bukan, aku hanyalah seorang yatim piatu pemilik kedai Arak kecil, or-orang tuaku baru meninggal tiga bulan lalu. A-aku bukan Tu-Tuan muda itu!" Dia mencoba berbohong

Melihat suasana semakin tidak kondusif, Baili Dongjun memilih untuk pergi.

Dia langsung berlari kedalam kedai araknya dan menutup rapat pintu kedainya.

"Aku harus segera pergi dari sini"

Baili Dongjun berlari ke arah lantai atas "SIKONG CHANGFENG!" Dia memanggil sembari berlari ke dalam kamar Sikong Changfeng "Sikong Chang-" namun ketika dia masuk, tidak ada siapapun didalam sana. "Apakah dia pergi untuk mencari kerja lagi?"

Pandangan Baili Dongjun teralihkan pada secarik kertas di atas meja. Dia mendekati meja itu dan memungut kertas itu. Dan seketika matanya membelalak melihat apa isi dari kertas itu.

Itu adalah poster sayembara dirinya yang dibuat oleh keluarga Baili.

"D-dia sudah tau siapa aku!" Dia memekii pelan

"Eh bos?" Tiba-tiba suara Sikong Changfeng terdengar di telinga Baili Dongjun

Baili Dongjun langsung berbalik, wajahnya berubah pucat seketika.

Sikong Changfeng langsung kaget melihat apa yang di pegang oleh Baili Dongjun.

"B-bos"

"Cukup! Jangan mendekat. A-aku mau pergi!"

Baili Dongjun langsung berlari.

Sikong Changfeng menahan tangan Baili Dongjun "Tunggu, biarkan aku menjelaskan semuanya terlebih dahulu"

"Tidak! Lepas!" Baili Dongjun menggigit tangan Sikong Changfeng hingga berdarah.

"Aaah!" Sikong Changfeng meringis

Baili Dongjun langsung berlari dengan kencang meninggalkan Sikong Changfeng.

"Tuan! Dongjun!" Sikong Changfeng berteriak, berusaha memanggil

Namun Baili Dongjun terus berlari tidak menghiraukan teriakan Sikong Changfeng.

  Baili Dongjun berjalan dengan terburu-buru menuju hutan seorang diri. Sesekali dia menoleh ke belakang, rasa takut menyelimuti perasaannya.

"Aku harus segera pergi ke kota lain sebelum ada yang mengenaliku"

Tiba-tiba sekelompok pria membawa senjata menghadang Baili Dongjun.

"Hei berhenti!" Salah satu dari mereka menodongkan pedangnya pada Baili Dongjun.

"Eh maaf Tuan-tuan, kenapa kalian menghadangkum kita tidak pernah punya masalah sebelumnya?" Tanya Baili Dongjun bingung.

"Tidak usah pura-pura bodoh! Kau kan Tuan Muda Baili?!"

Baili Dongjun menggelengkan kepalanya "Tidak. Kalian salah orang. Aku bukan dia!"

"Tidak usah berbohong! Sekarang kau ikut kami!"

Baili Dongjun berusaha berlari sekencang mungkin, namun salah satu dari mereka melemparkan sarung pedangnya pada Baili Dongjun dan membuat dirinya tersungkur ke tanah.

Sekawanan bandit itu mengelilingi Baili Dongjun, mereka tertawa puas melihat ketidakberdayaan Baili Dongjun.

"Kita kaya..."

"Kulihat dia sangat cantik, lebih cantik dari di lukisan"

"Bagaimana kalau kita bersenang-senang terlebih dahulu dengannya, sebelum mengembalikan dirinya pada keluarga Baili dan kerajaan"

Baili Dongjun menggeleng dengan panik "Tidak! Jangan! Jangan mendekat"

Salah satu dari bandit itu menerjang Baili Dongjun, dia memegangi kedua tangan Baili Dongjun dan mulai memaksakan dirinya untuk mencium paksa Baili Dongjun.

"Tidak! Lepaskan aku!" Baili Dongjun berteriak

Tiba-tiba sebuah tombak terbang dan memukul kawanan bandit itu satu persatu hingga terhempas.

Sikong Changfeng melompat entah dari mana, dia menangkap tombak miliknya dan mendarat dengan mulus tepat di depan Baili Dongjun.

Sikong Changfeng menutupi tubuh Baili Dongjun dengan tubuhnya. Tombaknya menjadi perisai Baili Dongjun.

"Dia itu adikku. Kalian salah orang, pergi atau akan ku buat kalian menyesal karena berusaha menyentuh dirinya!"

Para bandit itu menatap satu sama lain.

"Enyah!" Sikong Changfeng menghentakkan tongkatnya ke tanah dan membuat ledakkan besar yang membuat mereka berlari terbirit-birit seketika.

Sikong Changfeng langsung berlari menuju Baili Dongjun.

"Dongjun, kau tidak apa-apa?" Tanyanya khawatir

Baili Dongjun menatap bingung Sikong Changfeng. Dan tiba-tiba dia terjatuh ke tanah tidak sadarkan diri.

"Heh Dongjun!" Sikong Changfeng mengguncang-guncangkan tubuh Baili Dongjun "Astaga Dongjun kau lemah sekali bisa langsung pingsan!"

Sikong Changfeng menggendong Baili Dongjun bridal style dan mulai berlari.

"Aku harus mencari tempat aman untukmu"

"Yun-ge..." Baili Dongjun meracau

"Yun-ge? Siapa dia?"




HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang