CHAPTER 26

188 20 12
                                    

  Kedua tangan Baili Dongjun di rantai, dia di kurung di sebuah ruangan gelap.

Baili Dongjun mencoba untuk melepaskan belenggu di tangannya, tapi belenggu itu seakan bagian dari dirinya.

Tiba-tiba kumpulan asap-asap yang  mengepul berterbangan mendatangi Baili Dongjun.

"Lihat dia. Dia adalah sebuah beban di keluarga nya"

"Lihat dia yang membuat Xiao Shixiong nya terbunuh"

"Dia membuat semua orang di sekelilingnya susah"

Kata-kata yang keluar dari kepulan asap itu membuat Baili Dongjun frustasi.

"Diam!!! Diam pergi kalian!"

Tapi justru tawa yang mengejek yang Ia dapatkan.

"Hahahahaha siapa nama shixiong mu? Xiao Ruofeng? mati melindungimu. apakah kau tidak tau malu, sudah menolak cinta nya malah mengambil nyawanya?"

"DIAM TOLONG DIAAAMMM!!!!" Baili Dongjun mulai menangis "JANGAN SEBUT-SEBUT NAMA SHIXIONG KU!" Dia menarik kasar rantai yang membelenggu kedua tangannya

"HAHAHAHAAH APA KEHEBATAN MU SELAIN JADI PEMBAWA SIAL?!"

"Sudah cukup ku mohon!" Baili Dongjun menangis tersedu-sedu

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh tangan Baili Dongjun, dan seketika belenggu yang mengikat dirinya hilang.

Baili Dongjun terjatuh ke tanah. Masih tetap menangis.

"Dongjun"

Mendengar suara familiar yang memanggil namanya, Baili Dongjun langsung mendongak "X-Xiao Shixiong"

Xiao Ruofeng tersenyum padanya, senyuman hangat yang selalu terukir di wajahnya ketika melihat Baili Dongjun

"Dongba, kau kenapa bisa disini? Ayo aku antar pulang"

"HEI ENAK SAJA KAU MAU MEMBAWA DIA PERGI! KAMI BARU MAU BERSENANG-SENANG DENGANNYA!" Ucap salah satu kepulan asap itu

"Kalian roh jahat, ENYAH!" Bentak Xiao Ruofeng.

"Xiao Shixiong..." Baili Dongjun memanggil dirinya sekali lagi, dia masih tidak percaya dengan apa yang Ia lihat.

"Ada apa Dongba?" Xiao Ruofeng menatap dirinya "Waiyoh kenapa masih menangis?" Dia menyeka air mata Baili Dongjun

"Xiao Shixiong apa kah ini benar-benar kau?"

Xiao Ruofeng mengernyit "Jadi siapa lagi?" Tanyanya "Yasudah Dongjun, waktunya tidak banyak. Aku harus mengantar mu pulang. Ayo bangun"

Xiao Ruofeng menarii Baili Dongjun dan membawa dirinya pergi.

Baili Dongjun mengikuti Xiao Ruofeng tanpa perlawanan sedikit pun.

"Ingat kata-kata ku Dongjun, kalau aku suruh kau masuk, kau masuk ya!"

Baili Dongjun mengangguk "I-iya..."

Mereka berhenti di depan sebuah pintu berwarna emas.

"Ini adalah jalan untukmu pulang ke rumah"

Xiao Ruofeng menggenggam kedua tangan Baili Dongjun.

"Shidi..." Untuk pertama kali nya dia memanggil Baili Dongjun sebagai adiknya "Hidup lah bahagia, Xiao Shixiong sudah bahagia juga disini. Jangan bebani pikiran mu dengan rasa bersalah yang tidak berdasar. Kau tidak pernah salah dalam segala sesuatu keputusan yang ku ambil. Mengerti!"

Baili Dongjun mulai menangis lagi "Shixiong... Seharusnya kau tidak mati sia-sia, aku yang membunuhmu. Kau seharusnya hidup bahagia bersama istri dan anakmu, memerintah Tianqi, menjadi raja Langya yang di cintai rakyat. Kenapa kau lakukan semua itu!"

Xiao Ruofeng memeluk erat Baili Dongjun. Segala sesuatu yang ku lakukan, ada sebabnya. Demi kebaikan semua orang yang ku sayangi aku akan mengorbankan diriku sendiri. Kau adalah salah satu dari orang-orang yang paling ku sayang"

"Maaf tidak bisa membalas perasaanmu padaku"

"Eii, cinta ku sebagai Shixiong mu lebih besar daripada cinta ku untuk memiliki mu. Kau adalah adik yang selama ini ku impikan, aku menyayangi mu sejak kali pertama kau belajar di akademi. Sekarang waktunya kau pulang, Dongba. Kita akan berjumpa lagi di kehidupan selanjutnya"

Xiao Ruofeng mendorong Baili Dongjun hingga dirinya masuk ke dalam pintu di depan mereka.

"Shixiong!" Baili Dongjun berteriak

Xiao Ruofeng melambaikan tangannya pada Baili Dongjun.

"Sampai jumpa lagi, Dongba"

"XIAO SHIXIONG!"

Baili Dongjun terbangun dari tidurnya.

"FUREN AYO BUAT ANAK!" Sikong Changfeng mengigau "Astaga, Dongjun kau sudah sadar?!"

Sikong Changfeng berlari mendekati dirinya.

"Aarrgh" dia meringis sambil memegangi perutnya yang terluka

"Pelan-pelan Dongjun, jahitan di perutmu masih basah"

Baili Dongjun menatap Sikong Changfeng dengan mata yang berkaca-kaca "Changfeng..." Panggil nya lirih

"Ya?"

"Changfeng... Xiao Shixiong ku lagi-lagi menolong ku. Bahkan setelah kematiannya dia masih berusaha untuk menolong ku!" Dia mulai menangis

Sikong Changfeng memeluk kepala Baili Dongjun, berusaha untuk tidak menyentuh perutnya.

"Itu berarti, dia sangat menyayangimu" ucapnya, sembari membelai lembut rambut Baili Dongjun "Jadi Dongjun harus tetap hidup bahagia untuk menghormati segala sesuatu yang Xiao Shixiong berikan padamu"

Baili Dongjun mengangguk.

"Sekarang kau minum dulu mau tidak?" Tanya Sikong Changfeng

Baili Dongjun kembali menganggukkan kepalanya.

Sikong Changfeng memberikan segelas air pada Baili Dongjun "Ini"

Baili Dongjun masih menatap kosong pada air pemberian Sikong Changfeng "Bagaimana Yun-ge, apakah dia berhasil di tangkap?"

"...." Sikong Changfeng terdiam

"Changfeng?"

"Dongjun... Ye Yun..."

"Iya kenapa?"

"Dia sudah meninggal. B-bunuh diri"

'TAR!'

Gelas yang di pegang Baili Dongjun terjatuh dari tangannya dan pecah berkeping-keping di lantai.

Baili Dongjun mulai menangis lagi.

Sikong Changfeng langsung memeluk Baili Dongjun erat. Membenamkan kepalanya pada dadanya.

"Aku-aku-aku memang membenci nya, tapi aku tidak menyangka dia juga akan pergi meninggalkan ku"

"Dia merasa sangat bersalah, Dongjun. Kejadian nya begitu cepat, antara menyelamatkan mu atau dia, dan aku tidak bisa menyelamatkan kedua nya"

"Changfeng.... Changfeng..."

"Iya?"

"Peluk aku, jangan lepaskan pelukannya. Hanya kau yang bisa membuatku tenang"

"Iya aku tidak akan melepaskanmu"

Baili Dongjun menggenggam erat lengan Sikong Changfeng.

Nafasnya masih tersengal karena isak tangis.

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang