CHAPTER 24

233 24 74
                                    

Tujuh tahun kemudian....

   Tujuh tahun telah berlalu, suasana Zhenxi terasa sangat tenang, sejak kejadian surat berdarah yang di terima Baili Dongjun tujuh tahun lalu, dan batalnya aksi penyelamatan Yue Yao di Tianwaitian, kabar Ye Dingzhi tidak pernah terdengar lagi.

Setelah sekian lama mencoba, akhirnya Baili Dongjun dan Sikong Changfeng memiliki seorang anak. Seorang putri cantik bernama Sikong Qianluo.

Dengan cepat Qianluo kecil menjadi anak emas baru keluarga Baili. Dia memiliki ketertarikan pada seni ilmu bela diri tombak, dan memiliki paras yang cantik dan tingkah yang nakal seperti ibunya.

  Baili Dongjun tengah menemani Qianluo berlatih tombak bersama sang ayah.

Setelah memiliki anak, Baili Dongjun berubah menjadi pribadi yang lebih tenang dan sabar. Apalagi dirinya masih di hantui oleh ancaman Ye Dingzhi tujuj tahun lalu.

Baili Dongjun duduk di salah satu anak tangga, sambil menatap sang anak yang tengah belajar gerakan-gerakan dasar bersama sang suami.

Baili Dongjun melihat dirinya disaat muda di dalam diri Qianluo.

"Qianluo..." Panggilnya lembut

"Niang!"

Qianluo berlari menuju Baili Dongjun, dia langsung memeluk erat pinggang sang ibu.

"Qianluo sudah selesai berlatih?" Tanyanya

Qianluo mengangguk "A-die sangat hebat! Qianluo belajar banyak"

Baili Dongjun menangkup pipi gembil sang anak "Bagus. Sekarang sana masuk ke dalam, ada es dingin untuk Qianluo minum. Hari nya panas"

Mendengar tentang es, senyum Qianluo langsung merekah. Dia dengan secepat kilat berlari menuju dapur meninggalkan Baili Dongjun dan Sikong Changfeng.

"Heeh dasar anak itu, kalau soal es saja langsung cepat!" Sikong Changfeng geli.

Sikong Changfeng menarik dagu Baili Dongjun "Furen, kenapa kau murung?"

"Aku? Tidak apa-apa" dia menjawab

Sikong Changfeng menghela nafas berat, dia membelai lembut pipi Baili Dongjun "Kau bisa menyembunyikannya dari semua orang, tapi tidak dariku. Ada apa?"

Ekspresi Baili Dongjun berubah, dia menatap lirih Sikong Changfeng.

"Changfeng, anak kita sudah besar. Aku takut..."

"Takut apa?"

"Menurutmu apa? Sudah tujuh tahun ini dia menghantui setiap tidurku, tarikan nafasku, bahkan ketika melahirkan Qianluo, yang terlintas di benakku adalah takut akan dirinya. Takut dirinya tiba-tiba datang menerobos pintu dan menyakiti Qianluo"

Sikong Changfeng memeluk Baili Dongjun, perlahan tangannya mengusap-usap lengan Baili Dongjun

"Tidak usah khawatir, ada aku, ada ayahmu dan kakekmu, kita bukanlah orang lemah. Kita bisa membela Qianluo, bisa membela diri"

Baili Dongjun mengistirahatkan kepalanya pada dada Sikong Changfeng "Hanya kau yang bisa membuatku tenang sekarang"

Sikong Changfeng mengeratkan pelukannya pada Baili Dongjun "Begitu juga denganmu"

"Changfeng..."

"Hmmm?"

"Satu-satunya hal yang bisa membuat ku melewati semua cobaan adalah dirimu"

Sikong Changfeng tersipu malu mendengar perkataan Baili Dongjun. Dia mengecup lembut dahi Baili Dongjun.

Tiba-tiba terdengar langkah kaki yang sangat tergesa-gesa. Baili Dongjun dan Sikong Changfeng serempak menoleh ke belakang.

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang