CHAPTER 32

199 24 12
                                    

Baili Dongjun membuka kedua matanya, tepat ketika dia mulai mendapatkan kesadarannya kembali, di saat itu juga dia merasa seperti kepalanya telah di hantam dengan begitu kuat.

"Aarrgh" dia meringis sambil memegangi kepalanya

Dia menyadari dirinya berada di sebuah kamar. Kamar yang asing, tapi dia tau dimana dirinya.

Dia di bawa ke Tianwaitian. Dia tau karena dia pernah ke sana sekali untuk mengunjungi Yue Yao.

Dengan terhuyung, Baili Dongjun mencoba berdiri. Dia berkeliling, melihat sekitar.

Dia berjalan ke arah pintu, mencoba membuka pintu itu, dan betapa beruntungnya dia karena pintu tidak di kunci.

Dengan sigap Baili Dongjun langsung berlari keluar, dia tidak terlalu ingat jalan menuju pintu keluar tapi tetap, dengan mengendap-endap dia menelusuri jalan yang terlihat seperti lorong tidak berujung.

Baili Dongjun mendengar langkah kaki yang semakin mendekat, karena panik dia langsung masuk ke dalam kamar yang berada di depannya.

Ketika dia sudah di dalam, Baili Dongjun melihat sebuah meja yang di isi banyak kertas yang berserakan.

"Apakah ini kamar Yun-ge?" Dia bertanya pada diri sendiri

Karena di selimuti rasa penasaran, Baili Dongjun berjalan ke arah meja, dia mengambil secarik kertas yang tergeletak disana dan mulai membaca.

"Racun dingin? Bukankah ini racun dinasti yang di berikan pada Xiao Shixiong?"

Baili Dongjun mengambil kertas yang lain. Dan dia terkejut ketika melihat nama Situ Xue dan Xiao Ling Chen tertulis di dalam situ, lengkap dengan tempat dimana mereka tinggal.

Tangan Baili Dongjun mulai bergetar, dia mengambil kertas yang lain lagi di atas meja, dan di dalamnya ada peta kediaman milik Xiao Ruofeng, dan nama seorang pelayan dapur yang menyiapkan makanan untuk Xiao Ruofeng.

Nafas Baili Dongjun mulai tidak beraturan, dia juga membaca keterangan yang tertulis sejumlah emas dan perak yang di berikan kepada Ye Dingzhi yang memiliki stempel kekaisaran. Stempet Xiao Xie dan Xiao Ruo Jin.

"D-dongjun..."

Terdengar suara Ye Dinzhi memanggil dirinya dari belakang

Baili Dongjun berbalik, air mata mulai terbentuk di kedua mata indahnya. Dia menggenggam erat kertas di tangannya.

Melihat Baili Dongjun menggenggan kertas miliknya, membuat wajah Ye Dingzhi berubah "Dongjun aku bisa-"

"Katakan padaku apakah kau memiliki campur tangan atas kematian Shixiong ku?!"

Ye Dingzhi berusaha menyentuh tangan Baili Dongjun "Dongjun aku-"

Baili Dongjun melemparkan kertas di tangannya ke wajah Ye Dingzhi "KATAKAN!" Dia berteriak. Suaranya bergema di seluruh ruangan

Ye Dingzhi menelan ludah "Seharusnya semua itu tidak akan terjadi kalau dari awal dia tidak menghalangi ku"

"Aargh!" Air mata Baili Dongjun mulai jatuh "Kau membunuhnya Ye Yun. Kau membunuh Shixiong ku! Kau tau betapa aku sangat menyayangi dirinya!"

"semua itu tidak akan terjadi kalau dia tidak menghalangi ku"

"MENGHALANGI DARI APA!" Baili Dongjun berteriak

"DARIMU!"

"DIA TIDAK MENGHALANGI KARENA MEMANG AKU TIDAK AKAN PERNAH MENJADI MILIKMU!"

Baili Dongjun terduduk lemas di lantai, dia mulai menangis terisak-isak "Dia begitu menyayangi ku. Orang yang paling baik dan tulus yang pernah ku temui, dia mati sia-sia demi aku" Baili Dongjun memukul-mukul dada nya "seharusnya Situ Xue tidak menjadi janda, Ling Chen tidak kehilangan ayahnya, Chuhe tidak kehilangan paman langya nya, aku tidak kehilangan Xiao Shixiong ku. Kau menghancurkan segalanya, kau menghancurkanku, kau menjual ku pada kerajaan, semua sumber penderitaan ku adalah kau. Kau tau itu!" Baili Dongjun sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk berteriak pada Ye Dingzhi. Dia hanya menangis di lantai meratapi kematian Xiao Ruofeng "Aku menyesal pernah jatuh cinta padamu. Dari semua yang ku lakukan di hidupku, kau adalah penyesalan terhebat yang pernah ku lakukan"

"...." Ye Dingzhi terdiam melihat Baili Dongjun yang sedang menderita di hadapannya

Dia berjongkok, mencoba menyentuh Baili Dongjun "Dongjun-"

Tapi Baili Dongjun menjauh dari sentuhannya.

Baili Dongjun mulai memegangi dada nya "Sakit... Tidak bisa bernafas..."

"Dongjun kau kenapa?!" Dia mencoba merangkuk Baili Dongjun, tapi Baili Dongjun mendorong dirinya dengan kasar

"JANGAN DEKAT-DEKAT!" Dia berteriak. Nafasnya masih tersengal, Baili Dongjun terlihat sangat kesusahan hanya untuk mengatur nafasnya.

Ye Dingzhi tidak memperdulikan penolakan dari Baili Dongjun dan memeluk erat dirinya.

"Lepaskan aku!" Baili Dongjun berteriak, dia memukul-mukul Ye Dingzhi berusaha ingin lepas dari dirinya.

"Dongjun ku mohon tenang, aku ada disini!"

"LEPASKAN AKU! KAU BUKAN CHANGFENG, KAU BUKAN RUOFENG! KAU ADALAH ORANG YANG MENGHANCURKAN KU!"

Ye Dingzhi menerima pukulan demi pukulan dari Baili Dongjun, dia tidak peduli dengan rasa sakit yang di berikan oleh Baili Dongjun padanya.

"Dongjun, aku disini untukmu"

"AKU TIDAK BUTUH!"

Ye Dingzhi menotok leher Baili Dongjuh hingga dia terkulai lemas di pelukannya.

Dia memeluk erat kepala Baili Dongjun. Tidak terasa air mata menetes dari matanya.

"Dongjun, aku sangat menyayangimu. Aku sudah kehilangan semuanya, aku tidak mau kehilangan kau juga. Aku bukan Xiao Ruofeng yang bisa merelakanmu dengan suka rela. Aku tidak bisa. Jadi maafkan aku kalau aku egois, tapi aku tidak akan pernah melepaskanmu!"

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang