CHAPTER 4

428 43 3
                                    

Sikong Changfeng berlari masuk kedalam hutan lebih jauh lagi. Langkahnya agak terseok-seok karena tombaknya yang terus menerus menusuk tanah.

"Aiyoh bos kemana aku harus membawamu?"

Baili Dongjun masih tetap lemas tidak sadarkan diri di dalam dekapan Sikong Changfeng, sedangkan rintik-rintik hujan mulai turun mengguyur mereka.

"Aduh bagaimana ini! Aku tidak bisa membawamu kembali ke kota pasti sudah banyak yang tau identitas aslimu"

Sikong Changfeng menyipitkan kedua matanya menatap kedepan.

"Ah ada gua! Bos kita berlindung disana saja terlebih dahulu"

Sikong Changfeng berlari dengan tergesa-gesa menuju gua di depannya.

Dia menyandarkan Baili Dongjun pada dinding gunung, melihat wajah Baili Dongjun yang basah akibat terkena air hujan, Sikong Changfeng berinisiatif menyeka dengan lembut wajah Baili Dongjun. Dia menatap dengan seksama wajah Baili Dongjun.

"Kalau di perhatikan kau memang sangat manis" Bisiknya

Tangan Sikong Changfeng seakan bergerak sendiri, jari jemarinya ingin kembali menyentuh wajah Baili Dongjun. Namun dia tersadar dan cepat-cepat menyingkirkan tangannya.

"Apa yang merasuki mu, Sikong Changfeng. Dia Tuan Muda Baili kau hanyalah anak jalanan!"

Sikong Changfeng membuka baju luar miliknya dan menutupi tubuh Baili Dongjun dengan itu.

"Tuan Baili kau disini saja ya, aku mau mencari kayu bakar dan mungkin makanan untukmu"

Sikong Changfeng bergegas berlari meninggalkan Baili Dongjun seorang diri.


"Keluarga Jenderal besar Ye akan di eksekusi mati jika tidak meninggalkan kota dalam waktu satu malam!"

Baili Dongjun berlari tergesa-gesa, matanya basah dengan air mata. Saat ini yang dia inginkan adalah untuk sampai secepat mungkin.

"YUN-GE!" Dia berteriak

"Dong Dongjun!"

Baili Dongjun langsung menuburuk Ye Dingzhi "Yun-ge jangan pergi!"

Ye Dingzhi balas memeluk Baili Dongjun "Hei jangan menangis"

"Yun-ge ayo pergi! Bawa aku pergi dari sini! Aku ingin bersamamu!"

Ye Dingzhi menangkup pipi Baili Dongjun "Aku tidak bisa. Tidak sekarang, aku harus membawa keluargaku pergi terlebih dahulu. Kau tunggu lah aku. Aku janji suatu saat aku akan membawamu pergi"

"Dongjun..." Tedengar suara berat nan tegas memanggil dirinya.

Baili Dongjun menoleh, wajahnya memucat ketika melihat siapa yang memanggil dirinya.

"A-die..." Panggilnya

Itu adalah Jenderal penerus Baili Chengfeng. Ayah dari Baili Dongjun.

"Dongjun ayo ikut aku pulang"

Baili Dongjun menggeleng "Tidak! Aku ingin ikut Yun-ge!" Dia menggenggam erat tangan Ye Dingzhi

"Dongjun, jangan buat malu! Ikut aku pulang!"

"Tidak! Kau tidak bisa memaksaku!" Teriaknya

Baili Chengfeng langsung berjalan menuju Baili Dongjun.

"Yun-ge!" Baili Dongjun bersembunyi di belakanh Ye Dingzhi.

"Dongjun, sana pulang dengan ayahmu"

"Tidak! Aku tidak mau! Aku ingin bersamamu!"

"Dongjun jangan begini. Kau hanya mempersulit keadaan" Ye Dingzhi memohon lirih

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang