CHAPTER 24

215 24 30
                                    

   Kesadaran Baili Dongjun mulai terkumpul. Dengan susah payah dia membuka kedua matanya hanya untuk mendapati dirinya di ikat di atas kasur.

Baili Dongjun mencoba menggoyang-goyangkan kedua tangannya yang di ikat pada kepala tempat tidur, tapi karena terlalu lemah, dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Tiba-tiba Ye Dingzhi duduk di sebelahnya. Dia menyodorkan segelas obat pada bibir Baili Dongjun.

"Ayo minum ini"

Baili Dongjun langsung membuat mukanya, tidak ingin melihat Ye Dingzhi.

"Dongjun, ini obat bukan racun"

"Bagaimana aku bisa percaya padamu, kalau kau lah orang yang juga meracuni Shixiong ku selama bertahun-tahun"

Ye Dingzhi mulai kehilangan kesabarannya, dia mencengkram wajah Baili Dongjun dan memaksa dirinya untuk meminum obat di tangannya.

"Ayo minum Dongjun!" Dia membentak

Baili Dongjun tetap merapatkan bibirnya dengan kuat.

Ye Dingzhi melemparkan gelas di tangannya hingga menghantam dinding dan hancur berkeping-keping.

"Tolong Dongjun, jangan mencoba kesabaran ku!"

Baili Dongjun masih tetap membuang mukanya tidak ingin melihat Ye Dingzhi.

"Aku sudah tidak punya tenaga lagi untuk bertengkar dengan mu. Terserah mau kau apakan aku" Ucapnya acuh tak acuh

Ye Dingzhi melepaskan dengan paksa ikatan di tangan Baili Dongjun. Dia membangunkan Baili Dongjun dengan kasar dan mencengkram kedua pergelangan tangannya.

"KAU MAU NYA APA DONGJUN! KENAPA KAU SUKA SEKALI MEMBUAT KU KASAR KEPADAMU!"

Baili Dongjun menatap dingin pada Ye Dingzhi "Apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Aku tidak peduli lagi. Bahkan jika kau membunuh ku sekarang juga"

Ye Dingzhi kembali membanting Baili Dongjun ke atas kasur, dia naik ke atas tubuh Baili Dongjun dan merobek seluruh baju luarnya.

Ye Dingzhi mulai mengendurkan celananya. Dia lalu mencium paksa leher Baili Dongjun, menggigit dengan kasar leher pucat itu.

"Itu kan yang selalu kau ingin lakukan padaku? Lakukan saja. Tidak akan mengubah fakta kalau aku sangat membencimu. Bahkan malah menambahkan rasa benciku padamu"

Mendengar perkataan Baili Dongjun, membuat Ye Dingzhi berhenti melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Dia menatap wajah Baili Dongjun, wajah manis yang selalu tersenyum lebar padanya sekarang tidak ada lagi. Matanya kosong, dan yang di rasakan Ye Dingzhi adalah kebencian di dalam diri Baili Dongjun, bukannya cinta dan kasih sayang yang biasa Ia dapatkan dulu.

"Dimana tatapan penuh cinta yang biasa kau berikan padaku, Dongjun?" Lirih Ye Dingzhi

"Sudah lama mati" Jawabnya singkat

"Apakah kau benar-benar membenciku"

"Sangat"

"Kita harusnya menikah, memiliki anak, hidup bahagia, bersama selamanya"

"Dan sekarang kau kira aku akan tetap bahagia ketika kau menyiksa ku terus-menerus, memisahkan ku dari keluargaku, membunuh Shixiong yang paling ku sayang?!" Setiap mengingat Xiao Ruofeng, Baili Dongjun tidak bisa menahan air matanya

"Aku masih ingat nyaringnya suara tubuhnya yang menghantam tanah di depanku. Itu masih menghantui ku, setiap tarikan nafasku, masih teringat akan dirinya yang mati dengan wajah tersenyum hanya untuk ku agar aman"

"...." Ye Dingzhi tertegun, dia mencoba menyeka air mata Baili Dongjun

"Kau kira kau bisa menghapus segala penderitaan ku ketika kau menghapus air mataku?"

Tidak tau harus mengatakan apa, Ye Dingzhi bangkit dari atas tubuh Baili Dongjun dan berjalan pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Baili Dongjun masih tetap di posisi yang sama, terlentang di atas kasur, dia menyeka air mata yang masih tetap mengalir keluar dari kedua mata indahnya itu.

Tiba-tiba seseorang mendatangi dirinya.

"Baili Dongjun" Itu adalah Yi Wenjun

Baili Dongjun bangkit, dia duduk di atas kasur dan mulai membetulkan bajunya yang berantakan.

"Wenjun, kau mau apa kesini?"

Wenjun tidak menjawab perkataan Baili Dongjun, dia hanya duduk di depan Baili Dongjun, menatap ke arah tanah.

"Kau tau kan?"

"Hah?"

"Kau tau kan Yun-ge meracuni Shixiong ku?"

"Tidak Dongjun, tidak sama sekali. Aku memang tidak menyukaimu, tapi aku menyukai Xiao Ruofeng. Dia adalah satu-satunya orang yang bersikap baik padaku, disaat orang-orang mencaci ku di depan, dan belakang ku, dia tidak pernah. Selalu sabar kepadaku, tidak pernah marah dan terus membantuku. Aku tidak akan pernah menyakitinya. Aku bahkan baru tau dari teriakanmu kemarin kalau Yun-ge ambil andil dalam kasus kematiannya"

"Aku masih bisa mendengar suara nya Wenjun, suara tubuhnya menghantam tanah, kata-kata terakhirnya, permintaan terakhir nya yang sangat sederhana. Dia hanya ingin melihat wajahku"

"Dia orang yang baik, Dongjun"

"Lantas kenapa kau masih disini?" Tanya Baili Dongjun

"Kemana aku akan pergi? Anakku ada disini. Aku bisa kembali ke istana, tapi Wuxin?"

"Aku harus lari dari sini, Wenjun. Anak dan suami ku membutuhkan ku"

"Aku bisa membantumu kalau kau mau"

Baili Dongjun menatap sinis Wenjun.

"Hak mu untuk tidak percaya, tapi aku memang ingin membantumu"

'BAM!!!'

Tiba-tiba terdengar suara ledakkan kuat dari luar. Suara yang mengejutkan Baili Dongjun dan Wenjun.

"Apa itu?!" Teriak Wenjun

"DONGJUN!!!" Terdengar suara teriakkan memanggil dirinya

"CHANGFENG!"

   GAEEESSS BENTAR LAGI UDAH MAU TAMAT NIH... SIAPA YANG MAU BACA FF PAIRING XIAO RUOFENG/BAILI DONGJUN????

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang