Di pagi yang cerah itu, Xiao Ruofeng lagi-lagi tengah menyirami tanaman bunga mawar putih miliknya, dan seperti biasa, Lei Mengsha adalah orang yang setia menemaninya.
"Aih Fengqi, bagaimana ini, seorang raja jangankan istri, bahkan seorang selir saja tidak ada" Ucap Lei Mengsha sembari memutar-mutar gelas kaca yang berada didepannya.
"Ada masa nya nanti" Jawab Xiao Ruofeng
"Aku dengar Baili Dongjun kembali ke rumahnya, kau tidak ingin mengunjunginya?"
"Ah ya aku sudah dengar, mungkin besok aku akan mengunjunginya"
Tidak lama Xiaoying berjalan menghampiri mereka.
"Pagi Xiaoying" Sapa Lei Mengsha ramah
"Pagi Tuan Muda Zhuomo. Pagi Yang Mulia"
"Apa yang membawamu kemari di pagi yang cerah ini, Xiaoying?" Tanya Xiao Ruofeng sembari masih menyirami bunga-bunga mawar putih miliknya
"Yang Mulia, aku baru saja mendengar kabar dari Kediaman Baili. Mengatakan kalau perjodohan akan tetap berjalan dan pernikahan akan segera di mulai"
Tangan Xiao Ruofeng seketika terhenti, dia menatap bingung pada Xiaoying "apa?" Ucapnya kebingungan "Tapi semuanya sudah dibatalkan secara baik-baik, dan- siapa yang mengatakan ini?"
"Tuan penerus Baili Chengfeng"
"Apakah kau tau dimana Jenderal besar Baili Luo Chen?"
"Dia sedang dalam perjalanan kembali. Mungkin sore ini sampai gerbang utama"
"Langsung cegat dia dan undang ke istana, aku sendiri yang akan menemuinya dan menjelaskan semuanya" Xiao Ruofeng membanting pelan gayung yang berada di tangannya "Ini tidak bisa di biarkan, Baili Dongjun bisa salah paham terhadapku. Dan juga cari dimana Sikong Changfeng berada"
"Fengqi biarkan aku yang menjemput Jenderal besar, aku takut kalau yang menjemput Xiaoying dia jadi salah paham, apalagi hubungan keluarga Baili dan kerajaan tidak baik. Dan dia juga tidak bisa menolak ketampananku kan? MUAHAHAHAHAHAHA"
Xiao Ruofeng tertawa geli mendengar perkataan Lei Mengsha yang mencairkan suasana tegang yang sedang mereka hadapi saat ini.
"Yasudah aku serahkan padamu"
Kediaman Hou
Baili Chengfeng kembali masuk kedalam kamar Baili Dongjun, lagi-lagi dia melihat makanan yang sudah basi terletak di atas meja. Baili Dongjun masih tetap duduk di atas jendela kamar, melihat keluar dengan pandangan kosong.
"Dongjun, setidaknya makan sedikit saja. Kau belum makan apa-apa"
"...." Lagi-lagi Baili Dongjun masih tetap diam.
"Xiao Ruofeng mengundang kakekmu untuk bertemu sore ini, pasti mereka sedang membicarakan pernikahan kalian. Aku harap dia masih mau menerimamu terlepas dari apa yang sudah dia ketahui"
"...." Baili Dongjun tidak mengatakan apapun.
"Kakekmu sebentar lagi akan kembali, sebaiknya kau makan sedikit karena dia pasti ingin menemuimu" Baili Chengfeng lalu berjalan keluar.
Ketika mendengar pintu tertutup, Baili Dongjun langsung turun dari atas jendela dan berjalan menuju pintu. Dia membuka pintu kamarnya dan memanggil seorang pelayan.
"Pelayan, apakah ada pelayan disini?" Tanyanya, suaranya terdengar sangat pelan
Tidak lama seorang pelayan wanita bernama Li-er berlari kecil menghampiri dirinya.
"Tuan Muda, apakah anda butuh sesuatu?" Dia bertanya
"Li-er, tolong bawakan obat untuk sakit kepala atau untuk tidur, kepalaku sakit sekali. Dan kalau bisa yang berbentuk pil. Aku tidak bisa menelan yang cair"
"Baik Tuan Muda, akan saya Carikan"
"Langsung bawa masuk saja nanti ya, aku ingin mencoba berbaring sebentar"
Pelayan itu mengangguk "Baik, Tuan Muda"
Disaat malam sudah hampir gelap, Baili Luo Chen kembali ke rumah bersama Chen Sheng. Wajahnya terlihat sangat marah.
Dia disambut langsung oleh Baili Chengfeng.
"Ay-"
"Dimana cucuku, aku ingin langsung bertemu dengannya" Ucapnya tegas
Baili Chengfeng langsung mengangguk "Baik, akan Chengfeng panggilkan"
Baili Luo Chen dengan tenang menunggu di ruangan keluarga. Tidak lama, Baili Chengfeng menuntun Baili Dongjun yang semakin pucat dan lemas untuk masuk.
"Jun-er, kau kenapa? Kau sakit?!" Kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya.
Baili Dongjun langsung berlutut di depan Baili Luo Chen "Baili Dongjun kesini menghadap jenderal besar. Apakah ada sesuatu yang jenderal besar ingin katakan?"
"Dongjun, kenapa seperti ini- haaah" dia menghela nafas berat "Sudahlah. Yeye sudah mendengar semuanya dari Xiao Ruofeng. Kau tenang saja, pernikahan sudah batal secara baik-baik, dia bahkan memberitahu Yeye kalau kau sudah punya kekasih. Anak muda baik bernama Sikong Changfeng. Lei Mengsha sedang menjemputnya untukmu. Keluarga kita aman, kau aman dan bebas, Xiao Ruofeng berjanji akan tetap membantu keluarga Baili tanpa ada ikatan pernikahan karena kau adalah adik seperguruannya dulu"
Baili Dongjun mendongak, menatap tidak percaya pada sang kakek. Tapi tiba-tiba dia mulai kehilangan keseimbangannya.
"Su-Sudah terlambat" Dan dia langsung tersungkur di lantai.
"JUN-ER!" Baili Chengfeng dan Baili Luo Chen sama-sama berteriak.
Baili Luo Chen langsung melompat dari kursinya, dia dengan sigap langsung memeluk kepala Baili Dongjun.
"Jun-er, kau kenapa?"
Baili Dongjun masih bisa membuka matanya, tapi tatapannya terlihat kosong.
"Jun-er apa yang kau lakukan?! Jangan buat yeye takut"
Tiba-tiba Baili Dongjun memuntahkan darah yang cukup banyak.
Baili Luo Chen membelalak kaget. Untuk sesaat dia terdiam, masih memproses apa yang terjadi di depan matanya.
"PANGGIL TABIB!!!!" Teriakannya yang terdengar sangat menakutkan bergema di seluruh kediaman Hou. Membuat seluruh penghuninya terjaga dan ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS SHATTERED HEART
FanfictionBaili Dongjun hancur, benar-benar hancur ketika dirinya dipaksa untuk berpisah dengan Ye Dingzhi, cinta pertamanya dan di jodohkan oleh Xiao Ruofeng. memutuskan untuk kabur dari rumah untuk membuka rumah arak, dan disaat itulah dia bertemu dengan Si...