CHAPTER 22

213 27 16
                                    

     Xiao Ruofeng berdiri sendirian di puncak tertinggi dinding istana. Dari atas sana, seluruh kota Tianqi bisa Ia lihat, angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, menerbangkan rambut panjangnya. Dia terlihat seperti seorang raja bukannya pangeran, wibawa dan pembawaannya yang sangat tenang sangat di sukai oleh rakyat.

Beberapa rakyat kecil yang tidak sengaja melihat dirinya berdiri di atas, langsung membungkukkan badan memberikan tanda hormat padanya.

"Yang Mulia" Xiaoying memanggil

"Xiaoying" dia memanggil balik "Lihatlah betapa indahnya kota Tianqi di liat dari atas sini, betapa ramah dan penuh rasa hormat para rakyatnya. Mencintai keluarga kerajaan tanpa syarat, menganggap kita adalah dewa yang akan menyelamatkan mereka. Sedikit yang mereka tau kalau kita semua hanyalah manusia biasa seperti mereka, hanya terlahir lebih beruntung dari mereka"

"...." Xiaoying tertegun mendengar perkataan Xiao Ruofeng. Dia menatap lirih Xiao Ruofeng yang memunggungi dirinya

"Aku tau kau memiliki pertanyaan di benakmu, Xiaoying. Ada apa?" Tanya Xiao Ruofeng

"B-bagaimana dengan banding dengan yang mulia raja, yang mulia?"

Xiao Ruofeng tersenyum "Dia tidak ada di tempat, tapi aku tau dia tidak mau menemui ku. Jadi bisa ku katakan dia tidak peduli dengan situasi Yi Wenjun dan Ye Dingzhi. Jadi aku yang harus turun tangan sendiri"

"Yang Mulia, beban anda sudah terlalu banyak. Bagaimana bisa anda juga mengambil alih masalah ini? Xiaoying khawatir dengan kesehatan yang mulia"

"Jika bukan aku yang membereskan semuanya, siapa lagi? Meskipun Yi Wenjun bukanlah orang yang ku sukai jauh di dalam hatiku, tapi dia juga korban. Lagipula jika berita ini sampai tersebar bagaimana dengan reputasi kerajaan dan dirinya. Bagaimanapun dia sudah memiliki anak. Aku kasihan pada Xiao Yi, dia tidak mengerti apa-apa"

Tiba-tiba Xiao Ruofeng merasakan sesuatu yang hangat mengalir keluar dari hidungnya, dia menyentuh hidungnya dan betapa kagetnya dia ketika melihat darah lah yang keluar.

"X-Xiaoying..." Panggilnya pelan

"Iya yang mulia?"

Xiao Ruofeng berbalik.

Seketika Xiaoying terkaget "Yang Mulia! Anda tidak apa-apa?!" Xiaoying langsung mengeluarkan sapu tangan miliknya dari saku dan memberikannya pada Xiao Ruofeng.

Xiao Ruofeng mengambil sapu tangan pemberian Xiaoying dan menyeka hidungnya.

"Anda perlu di periksa, yang mulia!" Xiaoying Terdengar sangat khawatir dan panik

Xiao Ruofeng tersenyum padanya "ini bukan apa-apa, aku hanya kelelahan. Seperti yang sudah-sudah" dia mencoba menenangkan

"Tapi-"

"PAMAN LANGYA!" Kata-kata Xiaoying terputus, ketika seorang anak kecil berpipi gembil, bermata rubah berlari menghampiri mereka.

"Chu-er" Xiao Ruofeng balik memanggil anak itu

Xiao Chuhe berlari menghampiri Xiao Ruofeng dan langsung menabrak dirinya, memeluk erat kedua kaki Xiao Ruofeng.

"Paman Langya aku merindukanmu!"

Xiao Ruofeng berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan Xiao Chuhe kecil "Keponakan tersayang paman, sudah lama tidak berjumpa. Kenapa Chu-er naik ke atas sini, kan sangat berbahaya hmmm?" Suaranya yang memang sudah lembut, terdengar semakin lembut lagi ketika berbicara dengan Xiao Chuhe

"Aku bosan, ingin bermain dengan paman. Disini orang-orangnya aneh, dan tidak asyik di ajak bermain"

Xiao Ruofeng tertawa kecil "Boleh, ayo ikut paman kembali ke rumah paman, nanti paman temani Chu-er bermain, bagaimana?"

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang