CHAPTER 27

243 24 4
                                    

  Baili Dongjun lagi-lagi berdiri di depan nisan penghormatan milik temannya.

Kali ini nisan itu milik Ye Dingzhi. Dia bersama Yi Wenjun memberikan doa dan penghormatan terakhir untuk dirinya.

"Dalam kurun waktu kurang dari lima bulan, aku menghadiri pemakaman kedua teman dekat ku"

"Rasa bersalahnya terlalu besar, Dongjun. Pikirannya sudah di kuasai oleh kegelapan. Dia tidak bisa melihat sesuatu dengan jernih kalau tidak merasakannya sendiri. Ketika dia melukai mu, disaat itu lah dia sadar kalau apa yang telah Ia lakukan sudah tidak bisa di perbaiki" Wenjun berkata

"Sekarang apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Baili Dongjun

"Aku? Aku harus kembali ke kerajaan sebagai selir lagi. Aku tidak bisa kemana-mana lagi. Hukumanku adalah untuk di kurung di dalam sana seumur hidupku"

Baili Dongjun menghela nafas "Kau tenang saja, aku akan menjaga Wuxin. Akan ku sayangi dia selayaknya aku menyayangi Qianluo. Dan aku akan berusaha agar kau bisa mengunjungi dia. Meskipun tidak sering"

Yi Wenjun tidak bisa menahan tangisnya "T-terima kasih Baili Dongjun" Ucapnya

"Tidak apa-apa, aku jug berhutang padamu. Meskipun hubungan kita tidak selalu baik, tapi aku masih menganggap mu teman masa kecil ku juga"

Tidak lama sebuah kereta kuda yang di kawal oleh dua prajurit datang.

"Selir Yi, anda di perintahkan untuk kembali ke istana"

Baili Dongjun menepuk pelan pundak Wenjun.

"Tidak apa-apa, Wuxin akan aman bersama ku. Kau kembali lah"

Yi Wenjun mengangguk, dengan langkah yang berat dia pergi menuju kereta kuda.

"A-NIANG!" Terdengar teriakan Wuxin

Baili Dongjun langsung menangkap dan menggendong Wuxin "Tidak apa-apa A-niang pergi sebentar bertemu paman Xiao Ruo Jin, Wuxin dengan paman Dongjun saja bagaimana?"

"Wuxin ingin bersama Niang!"

"Tidak apa-apa, nanti paman Dongjun bawa Wuxin bertemu A-niang. Bagaimana?"

Wuxin mengangguk.

"Wuxin kau memang anak yang baik dan pengertian" Baili Dongjun memeluk erat Wuxin

Wenjun tersenyum pada sang anak, air mata tidak bisa di tahannya, sembari dia melangkahkan kaki masuk ke dalam kereta.

"Aku titipkan dia, Dongjun"

Baili Dongjun tersenyum pada Wenjun "Kau tenang saja. Dia aman. Wuxin ayo lambaikan tangan pada Niang!"

Dengan polosnya Wuxin melambaikan tangannya.

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang