Baili Dongjun dan Sikong Changfeng sama-sama berbaring beralas rerumputan di belakang kediaman Wen.
Mereka menikmati angin yang cukup kencang menerpa wajah satu sama lain.
Tiba-tiba Sikong Changfeng bangkit dan menimpahi tubuh Baili Dongjun.
"Dongjun, aku bosan" dia mulai menciumi leher sang istri
"Hahahaha Changfeng geli!" Baili Dongjun membalas dengan cara menjambak rambut Sikong Changfeng
"Aku mau keluar sebentar menemui Lei Mengsha, mau ikut tidak?"
Baili Dongjun menggeleng "Tidak ah, perutku lagi bermasalah. Sejak pagi buangan terus"
"Hah kau kenapa?" Tanya Sikong Changfeng khawatir
"Semalam aku salah makan, sup ikan ternyata ikannya belum matang. Ya sudah sakit sampai sekarang"
"Yasudah kalau begitu aku tidak jadi keluar, aku mau menjagamu saja" Sikong Changfeng mengeratkan pelukannya pada Baili Dongjun
"Heh kalau mau keluar ya sudah sana keluar"
"Tidak mau! Ucapnya, manja
Baili Dongjun mengelus-elus kepala Sikong Changfeng yang menempel pada dadanya "Aku sudah tidak apa-apa kok"
"Kalau begitu aku akan keluar, tapi tidak untuk bersenang-senang. Aku mau membeli obat untukmu"
"Aku sudah minum obat, Changfeng"
"Tidak mempan kalau bukan Fuqi yang membeli dan membuatkan" Sikong Changfeng mencium singkat dahi Baili Dongjun "Aku pergi sebentar ya mau beli obat untukmu" Sikong Changfeng langsung melompat dan berlari pergi
"Eh Changfeng tung-" tiba-tiba perut Baili Dongjun kembali berbunyi dan sakit "Aaargh... Sup ikan sialan!"
Xiao Ruofeng tengah menikmati secangkir teh hangat sambil di temani oleh Li Changseng yang sekarang lebih di kenal sebagai Nangong Chunsui.
"Uhuk.... Uhuk...." Xiao Ruofeng mulai terbatuk lagi
"Fengqi sudah kah kau periksa batuk mu itu?" Chunsui bertanya
Xiao Ruofeng tersenyum kecil "Sudah Shifu. Hanya flu musiman dan alergi. Memang agak lama sembuhnya"
"Hmmm... Kau yakin?" Chunsui menatap tajam Xiao Ruofeng
"Shifu tenang saja, Fengqi baik-baik saja kok"
"Terserah padamu kalau begitu" Chunsui kembali menyesap teh nya "Bagaimana Dongba?"
"Masih di Tianqi, dia tinggal di kediaman Wen. Kemungkinan besok Fengqi akan mengunjunginya"
"Berapa banyak lagi yang harus kau korbankan demi dia, Fengqi?"
"Apa Shifu?"
"Kau tau betul apa yang ku ucapkan. Kau sendirian melawan dinasti hanya untuknya. Itu berbahaya. Mereka bisa membunuhmu dalam tidurmu, meracunmu diam-diam, dan banyak lagi"
"Waiyoh Shifu tidak usah khawatir, mereka tidak berani" Xiao Ruofeng berusaha meyakinkan
Chunsui menghela nafas berat "Terserah padamu, Fengqi. Tapi aku tidak mau muridku mati duluan di dari ku. Akan ku ratakan dinasti ini kalau sampai begitu"
Xiao Ruofeng tertawa kecil.
.
.
.
.
.Baili Dongjun keluar dari dalam kamar mandi sembari memukul-mukul pelan perutnya.
"Tidak lagi-lagi aku asal makan"
Tiba-tiba sebuah jarum kecil terbang ke arahnya dan langsung menancap di lehernya.
"Argh!" Dia meringis, namun sepersekian detik Baili Dongjun terjatuh lemas di lantai, tidak bisa bergerak sama sekali.
Tidak lama seseorang berjalan mendekatinya, orang itu adalah seorang wanita.
"W-Wenjun?"
Yi Wenjun tersenyum "Baili Dongjun... Akhirnya aku bisa menyingkirkan mu selamanya"
Pengelihatan Baili Dongjun mulai menggelap, akhirnya dia tidak sadarkan diri.
Tidak lama Sikong Changfeng kembali ke dalam kediaman Wen sambil membawa kantung obat di tangannya dan senyum penuh semangat di wajahnya.
"Furen, aku pulang sebentar lagi akan ku buatkan obat untukmu"
"...." Tapi hanya keheningan yang dia dapatkan
"Dongjun?"
"...." Tetap tidak ada jawaban
"Dongjun kau dimana?" Sikong Changfeng berjalan menuju ruang tamu tapi yang dia dapati hanyalah nampan bekas makan Baili Dongjun yang terlihat tidak tersentuh sama sekali "Eh apakah dia pingsan di kamar mandi?!" Dia berlari menuju kamar mandi, tapi Baili Dongjun tetap tidak ada.
"Dimana kau Dongjun-"
Ketika berjalan keluar, kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu.
"Aduh apa ini?" Ketika dia memungut barang yang menusuk kakinya, dia sadar itu adalah sebuah anting emas kecil.
"Anting? Anting siapa ini?"
Tidak jauh dari tempat dia menemukan anting itu, dia menemukan sebuah jarum yang sangat kecil dan halus. Dia mengambil jarum itu dan mulai mengendus bau nya.
"Astaga ini kan racun pelemas otot!" Dia berkata panik
Sikong Changfeng mengambil tombaknya dan bergegas pergi. Wajahnya terlihat sangat panik dan ketakutan, khawatir Baili Dongjun sudah jauh di bawa orang.
Xiao Ruofeng masih bermain catur bersama Chunsui ketika tiba-tiba Xiaoying menghampiri dirinya.
"Ada apa Xiaoying?" Tanyanya
"Tuan Muda Sikong Changfeng ada di depan, dia ingin menemui anda. Dia terlihat sangat panik"
Xiao Ruofeng dan Chunsui saling bertukar pandang.
"Izinkan dia masuk"
Sikong Changfeng berjalan dengan tergesa-gesa untuk menemui Xiao Ruofeng.
"Changfeng, ada apa?"
"Maaf mengganggu mu raja Langya tapi aku tidak tau harus kemana lagi karena Tianqi adalah kota asing bagiku"
"Tidak apa-apa, tidak usah sungkan. Katakan ada apa?"
Baili Dongjun sepertinya di culik orang.
Xiao Ruofeng langsung membelalak kaget "APA?!"
"Aku pergi sebentar untuk membeli obat untuknya, ketika aku pulang dia tidak ada dan aku menemukan dua benda ini"
Sikong Changfeng menunjukkan jarum dan anting yang Ia temukan.
"Jarumnya mengandung racun pelemas otot, dan antingnya aku tidak tau itu milik siapa, yang pastinya dia seorang wanita"
"Jarum yang sangat halus...." Xiao Ruofeng lalu mengambil anting yang berada di tangan Xiao Ruofeng dan mulai mengingat-ingat siapa pemiliknya, karena dia seperti tidak asing dengan bentuk anting itu.
"Aku sangat khawatir, Dongjun sedang sakit. Aku keluar membeli obat untuknya, aku mencemaskan keadaannya"
"Aku tau anting siapa ini..."
Sikong Changfeng membelalak "Hah benarkah?"
"Karena aku yang memberikan anting ini untuk dia di hari pernikahannya. YI WENJUN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS SHATTERED HEART
Fiksi PenggemarBaili Dongjun hancur, benar-benar hancur ketika dirinya dipaksa untuk berpisah dengan Ye Dingzhi, cinta pertamanya dan di jodohkan oleh Xiao Ruofeng. memutuskan untuk kabur dari rumah untuk membuka rumah arak, dan disaat itulah dia bertemu dengan Si...