Baili Dongjun tengah menyisiri rambutnya di depan cermin. Sikong Changfeng yang baru kembali dari pertemuan bersama ayah mertuanya.
Sikong Changfeng menghampiri Baili Dongjun, dia meletakkan kedua tangannya pada pundak Baili Dongjun sembari memijat-mijat pelan.
"Kau tidak lelah kah selalu cantik seperti ini?"
Baili Dongjun tersipu malu mendengar pujian Sikong Changfeng "Kau ini, wajahku jadi memerah" dia memukul pelan tangan Sikong Changfeng
"Hei itu memang benar. Kau memang secantik itu. Pantas kau di juluki mawar putih Zhenxi. Aku yakin anak kita pasti akan secantik dirimu kelak"
Mendengar perkataan soal anak membuat Baili Dongjun agak murung.
"Hei kenapa?" Tanya Sikong Changfeng, sembari menarik dagu Baili Dongjun
"Changfeng... Sudah lama menikah kita kok belum mempunyai anak?"
"Berarti memang dewa belum memberikannya pada kita, ya tidak apa-apa. Kita masih banyak waktu untuk bersenang-senang hanya berdua saja hmmm..." Sikong Changfeng menempelkan pipinya pada wajah Baili Dongjun
Tapi Baili Dongjun masih tetap murung.
"Sudah jangan murung seperti itu... Kau malah makin menggemaskan ketika cemberut begitu"
Baili Dongjun menatap Sikong Changfeng, dia lalu mengubah ekspresinya dan tersenyum pada Sikong Changfeng.
"Nah begitu baru Furen ku" Sikong Changfeng menarik pelan dagu Baili Dongjun "ayo sini aku sisiri rambutmu"
Baili Dongjun mengangguk "Ini" dia memberikan sisir yang berada di tangannya pada Sikong Changfeng.
.
.
.
.
.Tianwaitian
Ye Dingzhi tengah duduk di kursi takhta miliknya, di depannya ada Qi Xuan, salah satu orang kepercayaan dari Tianwaitian.
"Apakah Baili Dongjun sudah mendengar kabar tentang aku dan Wenjun?" Dia bertanya
Qi Xuan mengangguk "Sudah, Tuan"
"Bagus... Bagaimana reaksinya?"
"..." Qi Xuan terdiam, tidak berani menjawab pertanyaan Ye Dingzhi
"Qi Xuan, ada apa? Katakan padaku"
"B-Baili Dongjun terlihat acuh tidak acuh dengan berita itu. Bahkan sekarang dia masih menjalani hidupnya dengan relatif normal. Tapi Baili Chengfeng-"
"Aku tidak peduli dengan orang lain selain Baili Dongjun!" Dia memukul kursi Takhta yang Ia duduki "Baili Dongjun.... Kau akan tetap jadi milikku!"
Ye Dingzhi tidak mengetahui kalau Yi Wenjun tengah menguping dari balik tembok. Dia menangis mendengar Ye Dingzhi masih memikirkan Baili Dongjun.
"Apa keistimewaan Baili Dongjun sampai kau tidak bisa melupakannya ketika aku sudah memberikanmu anak!"
Wenjun diam-diam berjalan menuju penjara, didalam sana ada Yue Yao dan Yue Qing tengah berpelukan.
Melihat Yi Wenjun berjalan mendekati mereka, Yue Yao langsung memeluk erat Yue Qing yang ketakutan.
"Jangan takut, aku akan melepaskan kalian"
"Apakah aku bisa percaya padamu?" Yue Yao bertanya
"Aku memang egois, tapi aku tidak akan menyakiti orang yang tidak memiliki masalah denganku"

KAMU SEDANG MEMBACA
HIS SHATTERED HEART
FanficBaili Dongjun hancur, benar-benar hancur ketika dirinya dipaksa untuk berpisah dengan Ye Dingzhi, cinta pertamanya dan di jodohkan oleh Xiao Ruofeng. memutuskan untuk kabur dari rumah untuk membuka rumah arak, dan disaat itulah dia bertemu dengan Si...