CHAPTER 16

260 32 19
                                    

   Xiaoying berlari masuk kedalam ruangan kerja Xiao Ruofeng, wajahnya terlihat sangat pucat dan panik.

Xiao Ruofeng yang sedang fokus bekerja, sontak terkaget.

Dia langsung mendongak dan bertanya "Xiaoying, ada apa. Pagi-pagi begini sudah berlari-lari?" Tanyanya lembut

"Y-yang mulia, yang kita khawatirkan akhirnya terjadi. Saya mendapatkan surat rahasia dari orang-orang kita. Dan lebih baik anda baca sendiri" Xiaoying memberikan secarik kertas yang Ia pegang kepada Xiao Ruofeng.

Xiao Ruofeng mengambil kertas itu dan mulai membaca isinya. Tiba-tiba

'BRAK!'

Dia memukul meja dengan sangat keras, membuat Xiaoying pun agak terkejut.

"Xiao Ruo Jin... Mau cari gara-gara denganku?"

Dia langsung bangkit dan mengambil pedangnya "Xiaoying, ikut aku" dia memerintahkan.

  Xiao Ruofeng berjalan berdua bersma Xiaoying menuju kediaman Xiao Ruo Jin.

Xiao Ruo Jin yang sedang bersantai sambil menikmati arak dan tarian gadis-gadis cantik di kejutkan oleh kehadiran Xiao Ruofeng.

"Hai saudaraku, ayo sini kita minum-minum bersama dan nikmati para gadis-gadis cantik ini. Oh ya kau tidak suka gadis ya. Hahahahah"

"ENYAH!" Xiao Ruofeng menghantamkan pedangnya ke tanah dan membuat ledakkan energi yang cukup dahsyat. Membuat para pelayan, pemain musik, dan penari berlari ketakutan.

"Xiao Ruofeng, kau gila ya?!" Bentak Xiao Ruo Jin

Xiao Ruofeng memetik sebuah daun dari pot disebelahnya dan melemparkan daun itu ke arah Xiao Ruo Jin. Di tangan Xiao Ruofeng, daun itu berubah menjadi pisau yang tajam. Jika dia tidak mengelak daun itu akan menusuk dahinya.

"XIAO RUOFENG KAU!-"

"Tutup mulutmu tentang Baili Dongjun, dan jauhi keluarga Baili atau kau akan menyesal" perkataan singkat yang terdengar tenang namun mematikan di saat yang bersamaan.

Xiao Ruofeng lalu berjalan pergi meninggalkan Xiao Ruo Jin.

"Hei kau ini aneh, membela Baili Dongjun setengah mati padahal dia membatalkan pernikahannya denganmu demi seorang pemuda asing yang miskin. Menyedihkan sekali dirimu!" Dia mengejek

Xiao Ruofeng menghentikan langkahnya, dia menoleh menatap tajam pada Xiao Ruo Jin "Sentuh Baili Dongjun dan akan ku hancurkan hidupmu dan seluruh dinasti ini"
.
.
.
.

   Sikong Changfeng dan Baili Dongjun duduk bersama di pinggir sungai kecil. Baili Dongjun menyandarkan kepalanya pada pundak Sikong Changfeng sambil menutup matanya.

"Changfeng lama sekali... Ikannya kenapa belum tertangkap juga?" Dia berkata, suaranya terdengar seperti suara orang yang sedang mengantuk

"Iya benar. Ya sudah pakai tombak saja tangkap ikannya kalau begitu"

Sikong Changfeng ingin beranjak pergi, namun Baili Dongjun menahan lengannya.

"Jangan bergerak, aku mengantuk. Masih ingin bersandar"

"Waiyoh Dongjun kalau begitu tidak akan dapat ikan kita hari ini"

"Yasudah tidak apa-apa beli di pasar saja, sudah di siami dan di potong-potong" Jawabnya enteng

"Iish anak ini!" Sikong Changfeng menyentil pelan dahi Baili Dongjun

"Aaah sakit!" Baili Dongjun merengek

"Ayo pulang saja bagaimana?"

Baili Dongjun mengangguk "Ayo" Jawabnya

"Yasudah ayo berdiri"

HIS SHATTERED HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang