"Kita udah nikah lumayan lama lho, Shell. Dan kamu, kamu masih belum juga ngerti tentang aku. Aku kira, kamu cinta ke aku itu karena udah tau semuanya tentang aku, tapi ternyata aku salah."
"Nyesel aku, cinta sama kamu, Shella," lanjut Jidan merasa kecewa pada Ashella.
Degh!
Dada Ashella langsung terasa sakit mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Jidan.
"Kamu tau? Sebelum ada kamu dan setelah ada kamu, Orion Universe itu selalu ada buat aku dan mereka itu jadi sebagian jiwa dan raga aku asal kamu tau."
"Dan kamu tau juga, selama setahun kamu gak ada, siapa yang selalu ada buat aku, siapa? Orion Universe!" ucap Jidan penuh penekanan.
"Dan dengan entengnya kamu bilang suruh berhenti jadi geng motor dan ninggalin Orion Universe. Kecewa aku sama kamu, kecewa banget." Jidan pergi meninggalkan Ashella ke kamar dengan penuh kekecewaan.
Jidan segera mengganti bajunya dengan pakaian yang biasa ia gunakan, baju geng motornya dan dengan jaket kulit kebanggaan-nya.
"Sekarang kamu mau pergi ke mana? Mau pergi ke basecamp dan lebih milih buat tinggalin kerjaan kamu, iya?" tanya Ashella menghadang Jidan untuk pergi.
"Dari awal juga, gue kerja itu karena mau hidupin lo. Dan gue juga gak berniat buat kerja, hidup gue di jalanan, balapan, berantem itu hidup gue. Bukan bersih-bersih di kantor orang," balas Jidan dengan kasar.
"Seharusnya lo itu makasih sama mereka, karena dia selalu nemenin gue di saat lo pergi ninggalin gue, setahun!"
"Jidan, kamu juga tau sendiri kenapa aku lakuin itu, tapi kenapa kamu malah ungkit-ungkit terus?" timpal Ashella.
"Ya, karena lo itu gak sadar diri! Kalo gak ada mereka, gak mungkin gue bisa jadi kayak gini, lo tau nggak?!" bentak Jidan.
"Aku tau aku salah udah ninggalin kamu, tapi... tapi–"
"Tapi apa? Lo itu sebenernya gak cinta 'kan sama gue. Karena, kalo lo bener-bener cinta, nggak mungkin lo bilang kayak tadi," sela Jidan.
"Jidan, cinta aku itu bener-bener tulus sama kamu!" bantah Ashella dengan mata yang berkaca-kaca.
"Boong! Lo itu gak pernah cinta sama gue!" sangkal Jidan dengan nada tinggi.
"Lo itu emang istri gue, tapi gue gak bisa ninggalin Orion Universe cuma karena gue mau hidupin lo. Mereka lebih berharga daripada kerjaan yang gajinya gak seberapa itu."
"Apalagi lo sama sekali gak bisa hargain mereka yang udah sama-sama selama lima tahun. Mereka tau sedih senengnya gue sebelum ada lo dan setelah adanya lo."
"Jadi, cinta kamu juga gak tulus sama aku. Buktinya kamu lebih pilih geng kamu daripada kerja buat hidupin aku," balas Ashella setelah Jidan berbicara panjang lebar sedari tadi.
"Cinta gue tulus sama lo, tapi kalo gue harus milih kerjaan itu atau Orion... gue lebih milih Orion. Gue lebih baik kerja dengan cara balapan daripada gue harus ninggalin Orion," papar Jidan.
"Mungkin kita emang gak ditakdirin, kamu gak bisa ngerti aku, aku gak bisa ngerti kamu. Makanya kita berdua gak pernah bisa bareng-bareng. Gue permisi." Jidan segera pergi dari sana setelah mengatakan hal tersebut, seakan-akan Jidan mengucapkan selamat tinggal pada Ashella.
***
Jidan pergi dengan Greeny ke kantor Celine. Asep beserta OB lain langsung terkejut melihat kedatangan Jidan dengan penampilan yang berbeda.
"Jidan, ini lo? Lo..." Asep merasa kebingungan melihat penampilan Jidan.
"Asep, kita bicara lagi nanti. Gue ada urusan bentar," ujar Jidan. Asep hanya mengangguk.
Jidan masuk ke dalam ruangan Celine. Celine yang melihat kedatangan Jidan, langsung berdiri menatapnya.
"Kamu sudah menentukan pilihan kamu?" tanya Celine.
"Kayaknya tanpa saya jawab pun, Ibu udah tau jawabannya apa," jawab Jidan.
Celine membuang napasnya berat. Jika boleh jujur, ia tak tega untuk melakukan hal ini kepada Jidan. Jidan selama ini sudah bekerja dengan baik di perusahaannya, dan dia juga bukan anak berandalan yang dibilang oleh Anna, ia tahu tentang Jidan.
Tetapi, ia tak bisa mengorbankan pekerjaannya hanya untuk melindungi Jidan, ia tidak bisa.
"Kamu bisa pergi sekarang," ujar Celine.
"Saya sangat berterimakasih karena Ibu udah mau terima saya. Sekali lagi saya terima kasih, tapi kayaknya kita berdua itu gak ditakdirin buat jadi partner kerja lebih lama lagi."
"Permisi." Jidan berbalik badan dan membuka pintu ruangan Celine dan pergi dari sana.
Hati Celine terasa sakit melihat kepergian Jidan, lagi-lagi ia kehilangan seseorang yang begitu berharga baginya.
Sejak pertama kali Jidan masuk kerja, Celine sudah menaruh hati pada lelaki muda itu. Meskipun ia tahu jika Jidan sudah beristri, ia tak bisa berhenti mencintainya.
Hingga ia tahu jika istrinya itu sudah meninggal, ia tiba-tiba berinisiatif untuk melamar Jidan. Karena, ia tidak ingin jika ada wanita lain lagi yang menjadi saingannya.
Namun, karena Anna... semuanya menjadi hancur. Ia harus mengorbankan cintanya itu.
***
Sebelum Jidan pergi, ia berpamitan terlebih dahulu pada semua OB yang bekerja di sana. Mereka semua sudah jadi keluarga bagi Jidan, terutama Asep.
"Asep, gue mau bilang makasih banget sama lo. Lo selama ini udah baik sama gue, tapi gue harus bilang ini sama lo, kita berdua gak bisa lagi kerja bareng kayak biasanya," ujar Jidan dengan berat hati.
"Lo mau ke mana, Dan? Lo mau berenti kerja?" tanya Asep.
Jidan mengangguk, "Iya, gue berenti kerja. Gue mau balik ke dunia asal gue, jadi ketua geng motor."
Asep langsung memeluk Jidan dengan erat. "Gue gak bakalan lupain lo, lo temen baik gue."
Mereka melepaskan pelukannya. Jidan mengucapkan selamat tinggal pada semuanya satu-satu, hingga tiba giliran Ashella.
Ashella hanya membuang muka saat Jidan menghampirinya. Dalam benaknya, kata-kata Jidan yang menyakitkan terus saja terbayang-bayang di sana.
Ketika melihat wajah Ashella, Jidan merasa sakit hati karena ucapan Ashella di rumah tadi yang egois tidak mempedulikan Orion Universe.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Jidan langsung pergi dari sana. Semua anggota Orion Universe sudah ada di luar, menyambut kedatangan ketuanya yang sudah lama hiatus.
"Lo udah siap?" tanya Naufal pada Jidan.
Jidan melirik pada Ashella yang masih bisa terlihat dari dinding kaca. Ashella masih saja tidak mau melihatnya, gadis itu benar-benar sudah marah padanya hingga tidak mau melihat wajahnya sama sekali.
"Gue siap," jawab Jidan.
Marvel berjalan menghampiri Jidan dengan membawa helm yang biasa digunakan Jidan, "Ini helm, lo."
"Ini kuncinya," sahut Leo dengan memberikan kunci Greeny pada Jidan.
"Makasih semuanya," balas Jidan dengan melempar senyum pada semua anggotanya.
Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇
Apa mereka gak jodoh, setiap mereka baikan, pasti aja ada masalah yang bikin mereka berantem
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Shella, kamu masih hidup, atau cuma ilusi aku aja?" Jidan