Part 25

137 12 2
                                    

Sasha yang melihatnya merasa sangat miris dan kasihan dengan yang mereka hadapi sekarang. Lagi-lagi cintanya diuji oleh orang ketiga yang ingin merusak hubungan mereka berdua.

Saat mengambil makanan, Ashella diam-diam menangis. Ia tak kuasa menahan tangisnya karena Jidan belum bisa mengingat dirinya, padahal sudah lama sekali ia menanti Jidan untuk kembali.

Lalu ketika sudah kembali, ia malah tak mengingatnya sama sekali dan malah mengingat masa lalunya.

***

Ashella keluar dengan piring berisi makanan dan menaruhnya di atas meja di depan Jidan.

"Selama kamu di Singapore pasti kamu gak makan tumis kangkung 'kan? Aku sengaja, kasih kamu sayur ini karena ini kesukaan kamu," ucap Ashella dengan fokusnya menyodorkan piring itu pada Jidan.

"Shella." Jidan tiba-tiba memanggil namanya, membuat Ashella yang sedang fokus berbicara itu terkejut. Jidan mengingat namanya.

"Nama lo, Shella 'kan?" tanya Jidan.

"Kamu udah inget semuanya?"

"Gak juga, tapi ada satu memori di mana nyokap gue ngenalin lo sama gue dan bilang kalo lo itu namanya, Shella. Bener 'kan lo namanya, Shella?" ungkap Jidan. Ashella mengangguk.

Rupanya Jidan perlahan mulai bisa ingat dengan dirinya, meskipun hanya namanya saja. Namun, ini akan jadi awal yang baik untuk ke depannya.

Sasha yang menyimak ikut senang dengan perkembangan Jidan.

Anna pulang dengan keadaan marah. Ia kesal dengan kelakuan Sasha terhadap dirinya.

"Kok aku bisa gak tau sih kalo warung makan itu milik ibunya, Shella? Ih! Kalo aja aku tau gak bakalan aku ajak Jidan ke sana," oceh Jidan.

***

"Eh, kira-kira Jidan ke mana ya, kok dia lama banget ngulangnya? Apa dia udah lupain kita?" ucap Malik.

"Gak tau gue juga. Sampe sekarang belum ada info apapun dari Shella tentang Jidan," sahut Leo.

Tiba-tiba terlihat dua kaki yang sedang berjalan ke arah anak-anak Orion, dan mereka tidak sadar dengan kehadiran sepasang kaki tersebut.

"Halo, guys!"

Anak-anak Orion yang sedang mengobrol itu mendongak, dan betapa terkejutnya mereka ketika tahu kaki siapa itu.

"Jidan?!"

"Ini beneran lo bukan sih, atau cuman haluannya gue?" tanya Naufal tak percaya.

"Iya, ini gue. Jidan ketuanya Orion Universe," jawab Jidan.

"Wahh, gila! Kita kangen banget sama lo!" Anak-anak Orion memeluk Jidan dengan sangat antusias. Mereka terlihat senang sekali dengan kembalinya Jidan.

"Lo kemana aja selama ini, kenapa ngilang tiba-tiba?" tanya Malik.

"Teuingnya... urang teh galau eweh maneh teh, Sepuh!" sahut Rija.

"Gue juga gak inget, tapi yang pasti gue berobat ke Singapore selama dua bulan dan... baru hari ini gue pulang ke rumah," ungkap Jidan menceritakan apa yang ia tahu.

"Lo sakit apaan?" sahut Ezra.

"Kepala gue luka parah, makanya gue dibawa ke rumah sakit yang di Singapore," jawab Jidan.

"Syukur deh lo gak papa, kita semua lega karena lo udah balik lagi sama kita. Kita kira lo udah lupa sama kita karena ngilang lama banget," ujar Naufal dengan mimik wajah sedih.

"Enggaklah, gak mungkin gue lupa sama kalian. Kalian itu udah jadi keluarga gue di dunia jalanan." Jidan menepuk bahu Naufal.

***

"Shella, lo bisa jelasin siapa sebenarnya lo? Apa bener lo itu pembantu di rumah gue atau ada yang lain..." ujar Jidan pada Ashella, saat mereka berdua sedang berjalan kaki untuk pulang.

Greeny tidak dibawa karena sengaja Jidan ingin menanyakan sesuatu pada Ashella dengan jelas dan tidak terganggu oleh suara mesin dari Greeny.

"Apa aku jelasin sekarang tentang siapa aku sebenernya, tapi nanti kalo Jidan sakit lagi gimana kayak tadi? Aku gak tega..." batin Ashella mempertimbangkan pertanyaan yang diajukan oleh Jidan.

"Kalo orang nanya tuh dijawab, bukan dikacangin. Emang gue martabak apa?" tegur Jidan pada Ashella yang melamun.

"Maaf-maaf. Aku barusan cuman mikir aja," balas Ashella sedikit cengengesan.

"Mikirin apa?"

"Lebih baik kamu nunggu ingatan kamu balik lagi aja, ya. Soalnya aku gak mau kamu kayak tadi lagi," tolak Ashella secara baik-baik.

"Lo cinta banget sama gue, sampe-sampe lo gak mau gue terluka?" tanya Jidan menghentikan langkah Ashella.

"Please kasih tau gue, lo sebenernya siapa? Biar gue tau peran lo di hidup gue tuh apa, please... jangan bikin gue bingung."

Ashella pun menuruti kemauan Jidan. Ia mengambil handphonenya dari tas, lalu memperlihatkan sebuah foto pernikahan di sana, "Aku harap foto ini bisa jawab pertanyaan kamu tentang apa peran aku di hidup kamu."

"Kita nikah itu udah dua kali. Pertama kita dijodohin sama orang tua kita, dan kedua kita dituduh sama warga yang lakuin aneh-aneh dan akhirnya dinikahin," jelas Ashella sedikit tertawa mengingat kejadian konyol itu.

"J-jadi, lo istri gue, bukan pembantu?" Ashella mengangguk. "Tapi, Anna bilang dia yang istri aku, bahkan kita punya anak, Gio. Itu maksudnya apa?"

"Anna mantan kamu. Kalian berdua putus karena Anna ketauan selingkuh sama papanya Zayyan, dan mereka nikah dan punya anak, Gio," ungkap Ashella dengan sangat malas sekali menjelas hal itu lagi.

"Kalo dia udah nikah, kenapa dia ngaku-ngaku?"

"Terakhir kali, Anna datang sama Gio dan Gio panggil kamu, dengan sebutan 'Papa'. Karena Anna udah manipulasi dia kalo kamu itu papanya, karena papa aslinya udah meninggal. Dan Anna... dia ternyata masih cinta sama kamu sampe saat ini, itulah alasan dia lakuin hal itu."

"Ternyata Anna, dia udah boongin gue. Kok dia bisa senekat itu sih?" umpat Jidan dalam hati.

"Hanya karena cinta, orang bisa aja nekat," kata Ashella.

"Shella, gue bener-bener minta maaf, ya." Jidan menatap Ashella dengan penuh maaf, "Gue gak tau kalo lo... kalo lo itu sebenernya bukan pembantu."

"Iya, gak papa. Bukan salah kamu," balas Ashella tersenyum manis pada Jidan.

Buk!

Sebuah bola melambung tinggi dan berhasil mengenai kepala Jidan.

"Astaga!" Ashella membungkam mulutnya terkejut dengan bola yang tiba-tiba muncul dan mengenai kepala Jidan membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Maaf-maaf, Kak. Kita gak sengaja." Anak laki-laki berusia sembilan tahun datang menghampiri Jidan dan Ashella.

Bola itu ternyata datang dari mereka. Salah satu dari mereka menendang bola terlalu kuat dan melambung tinggi hingga sampailah di kepala Jidan.

Anak-anak remaja itu mengambil bolanya, lalu pergi.

"Jidan, kamu gak papa?" tanya Ashella mendekati Jidan yang terlihat sangat kesakitan di bagian kepalanya.

"Kepala aku sakit," adunya.

Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇

Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang