"Cih, gak usah bawa-bawa istri kalo lo sendiri masih berhubungan sama mantan lo, mana anaknya panggil lo dengan sebutan 'Papa' lagi. Lo masih anggep Shella itu istri lo?" ungkap Fauzan membuat Jidan kebingungan, mengapa bisa ia tahu semua itu?
"Gue terima tantangan lo!" Jawaban yang diinginkan oleh Fauzan kini terucap dari mulut Jidan. Fauzan, hanya tersenyum dengan jawaban tersebut.
Anak-anak Orion tampak terkejut dengan jawaban dari Jidan. Lagi-lagi Jidan melakukan hal yang sama seperti di masa lalu, menjadikan Shella sebagai bahan taruhan.
Jidan menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul dan menyimak pembicaraannya tadi dengan Fauzan.
"Jidan, lo sadar dengan apa yang lo lakuin barusan?" tanya Naufal.
"Lo gak mikirin gimana perasaannya Shella nanti, setelah dia tau apa kalo dia dijadiin bahan taruhan... lagi!" sahut Leo.
"Pasti nyeri hate pisan..." Rija.
"Ya gimana lagi, gue gak mungkin–"
"Gak mungkin apa?!" sela Naufal dengan tegas.
***
"Jidan mana sih, kok gak ada di rumah? Tadi bilangnya mau makan sama ayam goreng, ini udah aku masakin malah ngilang, dikira dia itu jelangkung apa?" Ashella terus berceloteh sambil menyiapkan makanan di meja makan untuk makan malam.
Lalu ia mengambil handphonenya dan menelpon suaminya itu. Namun, saat diangkat malah orang lain yang mengangkatnya.
"Jidan nya mana, kok kamu yang angkat?" tanya Ashella saat tahu yang menjawab itu adalah Malik.
"Jidan lagi..."
"Dia lagi di basecamp bareng kalian?" tebak Ashella.
"I-iya."
"Ya udah, aku bakalan ke sana tapi jangan kasih tau Jidan, ya," pinta Ashella lalu mematikan teleponnya. Ashella segera mengambil lunch box untuk wadah makanannya.
***
"Gawat!" kata Malik.
"Gawat kenapa?" tanya Naufal.
"Shella bakalan ke sini, kalo dia tau Jidan balapan gimana?" Malik menjadi panik, karena semua anak Orion itu tahu jika Ashella itu sangatlah melarang Jidan untuk balapan.
"Bilang-bilang, bilang sama Jidan!" suruh Naufal pada teman-temannya yang lain. Segera Rija berlari ke arah Jidan untuk memberitahukan padanya. Namun, Jidan sudah lebih dulu pergi bersama Fauzan memulai balapan.
Mereka tidak hadir di sana karena mereka saat itu sedang kesal.
"Jidan udah pergi, balapan sama cowok tadi! Gak keburu kita!" ucap Rija.
"Duhh, gimana ini?!"
Jidan dan Fauzan sudah memulai balapan mereka. Seperti apa yang diharapkan, Jidan memimpin dari belakang dan tanpa waktu lama ia berhasil memenangkan balapan tersebut.
Anak-anak Steel Iron bersorak menunggu kedatangan Fauzan. Namun, bukannya Fauzan yang sampai lebih dulu malah Jidan. Di belakangnya datang Fauzan.
"Lo udah kalah. Sekarang, lo jauhin Shella dan jangan pernah nampakin muka lo itu di depannya lagi!" tegas Jidan.
"Yuk guys, kita cabut!" perintah Fauzan pada gengnya, teman-temannya pun segera pergi bersama Fauzan.
Jidan berbalik badan, berniat menghampiri teman-temannya. Langkahnya tiba-tiba berhenti, melihat Ashella yang berdiri di sana dengan membawa paper bag di tangannya.
"Shella." Dengan sangat gugup, Jidan berjalan menghampiri istrinya itu. Jantungnya berdetak kencang, ia tahu pasti akan ada pertengkaran di antara mereka sebentar lagi.
"Kok kamu di sini?" tanya Jidan basa-basi.
Mata Jidan menoleh pada paper bag yang dibawa Ashella.
"Kamu bawa apa di dalem paper bag?" tanya Jidan, tangannya hendak mengambil papar bag tersebut.Namun, Ashella segera menjauhkan paper bag yang dibawanya itu dari Jidan. Lalu, ia sendiri yang membuka paper bag-nya, dan ternyata itu adalah kotak makanan.
"Kamu bawa bekel?" tanya Jidan lagi, tapi Ashella belum menjawab satu pertanyaan satupun dari tadi.
Tepat saat Ashella membuka kotak makanan tersebut, dengan amarah yang dipendam sedari tadi Ashella melempar isi makanan tersebut pada wajah Jidan.
Kini rambut lelaki itu penuh dengan mi goreng dan sayuran lainnya, dan wajahnya terdapat bumbu-bumbu dari ayam gorengnya.
"Puas kamu jadiin aku taruhan lagi, hah? Puas kamu?!" amuk Ashella.
"Shella, aku... aku–"
"Kamu lagi-lagi lakuin hal itu sama aku. Kamu pikir aku itu barang mati, yang bisa dilempar sana-sini! Aku juga punya perasaan kayak kamu, tapi kamu berlaku seakan-akan aku ini boneka, gak bernyawa!" ujar Ashella dengan menahan tangisnya dan meluapkan emosinya yang sedari tadi dipendam.
"Shella, aku minta maaf. Aku–" Jidan mencoba meraih tangan Ashella, tapi dengan kasar Ashella menepisnya.
"Ternyata selama ini aku salah, aku kira kamu usah berubah. Ternyata, kamu masih sama kayak dulu yang jadiin aku bahan taruhan di balapan kamu. Emang gak sebeharga itu kah di mata kamu? Sampe kamu jadiin aku bahan taruhan."
"Kamu harus dengerin penjelasan aku dulu, aku sebenernya gak mau terima tantangan itu karena kamu dijadiin bahan taruhan, tapi Fauzan tantang aku. Kalo aku kalah, dia minta aku cerain kamu dan untungnya aku menang!" kata Jidan dengan sedikit rasa senang.
"Terus, kalo kamu kalah kamu bakal cerain aku? Gila kamu, kamu bahkan gak mikirin gimana kalo nanti kamu kalah?!" timpal Ashella.
"Tapi, aku berhasil menang 'kan?"
"Gila! Kamu lebih gila dari orang gila!" hardik Ashella habis-habisan. Ashella lalu pergi dari sana dengan perasaan kecewa.
"Shell, Shella!" panggil Jidan, berlari mengejar istrinya yang pergi karena sakit hati karenanya itu.
"Shell, please dengerin aku dulu! Kamu jangan main pergi gitu aja," pinta Jidan, mencoba menarik tangan Ashella agar gadis itu tak pergi. Namun, Ashella dengan kasar melepaskannya.
"Apa, ayo ngomong!" ketusnya.
"Aku cuman gak mau dia injek-injek harga diri aku, cuma karena aku gak terima tantangan dari dia," jelas Jidan.
"Kamu lebih pentingin harga diri kamu kebanding sama aku?" timpal Ashella kembali emosi.
"Bukan gitu maksud aku–"
"Terus gimana maksudnya, hah?!" sela Ashella dengan cepat. "Udahlah, mulai sekarang kamu jauh-jauh dari aku dan jangan pernah lagi nampakin muka kamu itu di depan aku, sebelum kamu sadar sama kesalahan kamu yang udah kamu perbuat tadi."
"Aku sadar aku salah, tapi kayaknya kamu itu terlalu berlebihan. Ini cuma masalah sepele padahal," kata Jidan dengan entengnya.
"Asal kamu tau ya, kalo kamu gak berhubungan sama si Fauzan itu... gak mungkin aku sama kamu berantem sekarang!" Jidan menyalahkan Fauzan dengan masalah yang sedang dihadapinya sekarang.
"Aku gak punya hubungan apa-apa sama dia, kita cuma sebatas temen," tegas Ashella, karena memang benar itu faktanya.
"Temen mana ada sampe sedeket itu, sampe ngajak quality time segala lagi. Parahnya lagi gak jujur dan bilangnya ada acara sekolah." Jidan meluapkan semua kekesalannya itu.
Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Shella, kamu masih hidup, atau cuma ilusi aku aja?" Jidan