"Iya, kamu 'kan punya banyak temen cowok. Kenapa gak kamu kenalin aja satu dari mereka ke Chelly? Siapa tau 'kan di antara mereka ada yang kecantol sama dia..." ungkap Ashella penuh harap.
"Kalo dianya gak mau?"
"Dicoba juga belum. Aku yakin, temen-temen kamu 'kan pada ganteng semua tuh. Pasti! Di antara mereka ada yang bikin Chelly suka," balas Ashella.
"Ganteng? Gantengan juga aku kebanding mereka, mereka mah cuma bubuk Marimas," ucap Jidan meledek karena tak mau kalah dengan teman-temannya itu.
"Mana ada bubuk Marimas seganteng itu? Kalo aku jadi Chelly, aku pasti bakalan naksir sama Marvel," gumam Ashella sembari membayangkan Marvel dalam benaknya.
"Marvel?"
"Iya, Marvel. Dia itu kapten dari Orion Universe, terus ganteng, terus tinggi, paket lengkap deh pokoknya!" puji Ashella terus tersenyum ketika menceritakan tentang Marvel, membuat Jidan cemburu.
"Diyi iti kiptin diri iriyin yinivirs, tiris ginting, tiris tinggi, pikit lingkip dih pikinya." Jidan meniru ucapan Ashella tetapi dengan meledek.
"Apaan? Gantengan juga gua..." gumam Jidan, memalingkan wajahnya ke arah lain.
Cup!
Tiba-tiba Ashella mencium pipi kiri Jidan membuat lelaki itu membulatkan matanya. Ashella malah tersenyum melihat reaksi dari suaminya itu.
"I love you," ucap Ashella.
"I love you too," balas Jidan, lalu mencium singkat pipi Ashella. "Udah, aku mau siap-siap berangkat kerja."
***
Jidan sudah sampai di tempat kerjanya, ia memarkirkan dahulu motornya sebelum masuk ke kantor.
"Bu Celine, marah nggak ya gue gak masuk kemaren tanpa adanya keterangan?" gumam Jidan.
"Jidan, lo disuruh masuk tuh ke ruangannya, Bu Celine," ucap salah satu karyawan wanita pada Jidan yang baru saja masuk ke dalam kantor.
"Ngapain?" tanya Jidan.
"Gak tau."
"Oke, makasih infonya." Jidan segera masuk masuk menghadap Celine. Hatinya sudah tidak tenang, ia takut akan kena hukuman karena tidak masuk kerja kemarin.
Jidan menarik napas panjang lalu membuangnya, sebelum ia mengetuk pintu ruangan Celine.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" sahut Celine dari dalam.
Jidan membuka pintu dan masuk.
"Ada apa, Bu Celine panggil saya?" tanya Jidan gugup."Duduk," titah Celine.
Lelaki muda itu menarik kursi dan dengan cepat duduk sesuai perintah dari bosnya tersebut.
"Ini maksudnya apa?" tanya Celine memperlihatkan sebuah foto Jidan sedang bersama dengan anak-anak Orion Universe. Terlihat dari foto itu jika foto itu diambil saat acara anniversary Orion Universe dahulu.
Jidan masih belum menjawab pertanyaan dari Celine. Lalu Celine bertanya lagi, "Kamu geng motor? Atau ketuanya geng motor?"
"S-saya–" Jidan tiba-tiba menjadi tremor saat akan menjawab pertanyaan dari Celine.
"Jidan, kamu tahu? Saya paling gak suka liat karyawan saya yang ikut geng-geng-an kayak gini," ungkap Celine dengan raut wajah yang memerah menahan emosinya.
"Emang salah ya Bu, kalo saya ini ketua geng motor? Lagipula selama ini saya kerja gak ada masalah kok, dan temen-temen saya juga gak bikin masalah 'kan sama kantor, Ibu?" balas Jidan mengeluarkan unek-unek-nya.
"Kamu dipecat," kata Celine.
"Saya salah apa, Bu?" bantah Jidan. Ia merasa tidak adil dipecat tiba-tiba seperti ini.
"Salah kamu karena kamu geng motor. Saya gak suka liat karyawan saya ikutan geng kayak gini. Karena saya gak mau, kalo klien saya tau kalo saya pekerjakan seorang geng motor, apalagi kamu ketuanya," papar Celine. "Klien saya bisa cap perusahaan saya sebagai penampungan anak berandal kalo kamu kerja di sini."
"Bu, saya tau geng motor itu dikenalnya sebagai anak-anak nakal, berandal, anak jalanan. Tapi, Ibu jangan pandang sebelah mata dong! Gak semua geng motor kayak gitu kok, contohnya saya sama temen-temen saya," ucap Jidan membela diri.
"Kalo kamu masih mau kerja di sini, kamu berhenti jadi geng motor. Tapi, kalo kamu masih mau jadi geng motor, kamu saya pecat," kata Celine memberikan kesempatan pada Jidan.
"Bu! Ibu tau sendiri gimana saya, masa Ibu gak percaya sih?!" Jidan masih berusaha meyakinkan Celine jika geng motor itu tidak semuanya seperti yang disebutkan Celine tadi.
"Saya tau kamu itu lelaki baik-baik, saya udah kenal kamu semenjak kamu bekerja di kantor saya. Tapi, tidak semua pikiran orang itu sama, Jidan!" timpal Celine.
Jidan segera keluar dengan perasaan kesal. Celine segera bangun dari kursinya dan berjalan ke arah sisi kanannya, menundukkan kepalanya.
"Kerja bagus!" puji seorang wanita.
"Hanya ini yang bisa saya bantu, Bu Anna," ucap Celine.
Benar, wanita itu ialah Anna. Anna mantan pacar Jidan, istri dari Farhan, dan ibu tiri Zayyan.
Perusahaan yang dikelola Celine saat ini adalah milik Farhan, Celine hanya mengelolanya saja. Dan perusahaan ini menjadi milik Anna setelah Farhan meninggal dunia tahun lalu.
Farhan memberikan perusahaan ini kepada Anna dengan alasan untuk warisan anaknya bersama Anna.
"Jidan, sekarang kamu bakalan dapet balesan dari sakit hatinya aku karena dulu kamu campak-in dan lebih milih si Shella itu."
Jidan keluar dari perusahaan, dan di luar tepat ada Asep datang.
"Hai, Dan!" sapa Asep ramah. Namun Jidan tidak menggubris sapaan dari Asep dan segera pergi ke parkiran dan pergi.
"Lah, gue dicuekin sama dia," gumam Asep sedikit kesal. Melihat Jidan sedang memarkirkan motornya dan hendak pergi, segera ia bertanya, "Woy, lo mau ke mana?"
"Gue ada urusan," jawab Jidan singkat, lalu pergi.
"Apa muka gue ini ngebosenin banget sampe dia gak mau lama-lama di sini?" Asep merenung. Lalu ia bercermin pada dinding kantor yang terbuat dari kaca itu dan menatap bayangannya dengan seksama.
"Gue ganteng kok, tapi kok dia malah buru-buru pergi?"
Ashella baru saja selesai bersiap-siap berangkat bekerja dan hendak pergi, tetapi Jidan sudah pulang.
Saat Jidan masuk, ia langsung melempar jaketnya ke atas sofa dan marah-marah.
"Jidan, kok kamu balik lagi? Ada yang ketinggalan atau apa?" tanya Ashella baik-baik.
"Bu Celine minta aku buat tinggalin Orion Universe, kalo nggak dia bakalan pecat aku," jawab Jidan dengan menahan amarahnya.
"Terus, kamu jawab apa?"
"Ya, aku belum jawab lah! Aku gak bisa mutusin secepat itu, Shella. Aku gak bisa tinggalin kerjaan aku, karena itu satu-satunya penghasilannya aku," jawab Jidan.
"Ya udah, kamu jangan tinggalin kerjaan kamu, dan kamu berhenti jadi geng motor," usul Ashella, Jidan langsung menatapnya dengan tajam, merasa jika Ashella itu belum mengenalnya lebih jauh, padahal mereka bersama itu sudah cukup lama.
Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇
Guys, doain author ya... soalnya minggu-minggu ini lagi semesteran 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] "Shella, kamu masih hidup, atau cuma ilusi aku aja?" Jidan