Part 13

84 5 2
                                    

Jidan berjalan ke arah Greeny dan mulai menaikinya. Lalu memakai helm-nya dan memasukkan kuncinya, segera ia menancap gas dan pergi dari depan perusahaan itu dengan disusul beberapa motor di belakangnya.

Ashella segera menoleh, menatap kepergian Jidan dengan anak-anak Orion. Sementara Celine, ia hanya bisa menangis melihat kepergian Jidan dengan gengnya dari kaca ruangannya.

Satu lelaki pergi, dua hati terluka dan tersakiti.

"Rasain lo, Shella! Ini akibatnya karena lo udah rebut Jidan dari gue," ujar Anna merasa puas melihat Ashella tersakiti karena ditinggal oleh Jidan.

***

"Kenapa lo tiba-tiba berenti kerja?" tanya Marvel, mengambil bangku kecil dan duduk di samping Jidan yang sedang melamun memikirkan sesuatu.

"Gue gak bisa ninggalin Orion, cuma gara-gara gue mau tetep kerja," jawab Jidan lemas.

"Jadi, lo ninggalin kerjaan lo cuma buat kita doang?" sahut Naufal.

"Iya. Bu Celine tau tentang gue yang jadi ketua geng motor, dan dia gak suka kalo ada karyawannya yang jadi anak berandalan," jelas Jidan.

"Tapi, lo bukan anak berandalan," sangkal Leo.

"Emang bukan, dan dia juga tau," balas Jidan.

"Terus?" Ezra.

"Dia takut kliennya tau kalo ada anak motor di sana, image perusahaannya bakalan hancur dan dia gak mau itu terjadi. Dan akhirnya, dia suruh gue milih," lanjut Jidan.

"Milih apa?" tanya Roni.

"Milih ninggalin Orion dan tetep kerja, atau milih ninggalin kerjaan dan milih Orion. Dan gue lebih milih Orion," ungkap Jidan.

"Tunggu, bukannya itu penghasilan lo satu-satunya? Kalo lo berenti, lo mau makan apaan hah? Apalagi Shella sekarang udah balik, lo mau kasih dia makan apa?" ujar Malik.

"Kayaknya gue mau cerai aja sama dia. Dia gak ngerti gue, gue gak ngerti dia. Lebih baik kita masing-masing," lontar Jidan.

"Lo gila, ya? Lo udah nungguin dia selama setahun, dan setelah dia balik lo mau pisah sama dia? Otak lo di mana, hah?" Jono merasa kesal dengan ketuanya itu.

"Jono! Lo juga mikir dong jadi posisi gue, gue gak bisa ninggalin Orion gitu aja, cuman karena gue kerja dan hidupin dia," bentak Jidan penuh emosi.

"Asal lo tau, Shella suruh gue buat ninggalin Orion dan tetep kerja. Kalian semua mau, gue ninggalin Orion hah, mau?"

"Kalian semua itu udah jadi keluarga gue, gue gak bisa ninggalin kalian cuma karena urusan pribadi gue. Gue ini pemimpin kalian, gue gak bisa bersikap egois," papar Jidan meluapkan emosinya.

"Terus, sekarang lo mau gimana?" tanya Bobby.

"Gue gak bakalan kerja lagi, gue mau balik lagi jadi Jidan yang dulu, ketua geng motor Orion Universe, Raja Balapan," jawab Jidan penuh dengan tekad.

"Jidan, kayaknya keputusan lo gak sepenuhnya bener," sahut Reyhan, tiba-tiba saja datang dan menyahuti kata-kata Jidan.

"Reyhan, Marvin, Ibas, Danu, Dylan, Bryan." Jidan mendongak, lalu berdiri menatap Reyhan dan Dangerous Boys.

"Apa kabar?" sapa Reyhan pada Jidan.

Jidan dan Reyhan berpelukan sejenak.
"Kok lo bisa tiba-tiba ada di sini?" tanya Jidan pada Reyhan dan Dangerous Boys.

"Kita lagi jalan-jalan aja, dan gue gak sengaja liat basecamp lo di sini, dan mutusin buat mampir. Tapi, waktu gue ke sini, gue gak sengaja denger pembicaraan lo semua," jelas Reyhan.

"Sorry, kalo udah buat lo gak nyaman," maaf Jidan merasa tak enak.

"It's okey. Tapi, kalo gue boleh kasih komentar, keputusan lo itu kurang tepat," ucap Reyhan.

"Terus, gue harus gimana?" tanya Jidan sudah kebingungan.

"Kenapa lo gak ngomong baik-baik sama istri lo, dan bicarain lagi sama tawaran bos lo itu?" sahut Marvin.

"Iya, dengan begitu lo gak bakalan kehilangan geng lo dan juga istri lo," timpal Ibas.

"Jujur itu pondasi suatu hubungan yang sehat," Dylan ikut bicara.

"Cewek itu paling suka didengerin, di-ngertiin. Jadi, kalo lo mau ngerti sama Shella, lo harus ilangin dikit emosi lo itu dan coba dengerin alesan dia kenapa ngomong gitu," nasihat Bryan.

Reyhan seketika tersenyum mendengarkan semua anggotanya itu menjawab pertanyaan dari Jidan.

"Rey, anggota lo pada bijak-bijak banget," puji Jidan, tak bisa menahan senyumnya karena merasa tak percaya.

"Gue juga pernah ada di posisi lo. Dan gue, pernah rasain gimana rasanya ada di posisi itu, lo harus milih antara pasangan yang lo cinta dan geng lo yang selama ini ada di sisi lo," ungkap Reyhan, merasa berat hati mengingat kenangan pahit itu.

"Jidan, lo jangan pernah rasain apa yang pernah gue rasain, karena lo bakalan nyesel seumur hidup lo," lanjut Reyhan, memegang bahu Jidan.

***

Tiga tahun lalu. Reyhan dibawa ke rumah kecil oleh kekasihnya, niatnya adalah meminta restu dari orang tua kekasihnya untuk hubungan mereka yang dijalin selama ini.

"Gak usah gugup kayak gitu, aku yakin kok Mama pasti restuin hubungan kita." Gadis itu menggenggam tangan Reyhan yang gemetaran.

Gadis itu segera masuk ke dalam rumahnya, mengajak Reyhan juga.
"Reyhan, kamu duduk dulu. Aku panggil Mama, bentar ya." Gadis itu pergi ke dapur memanggil ibunya, dan Reyhan menunggu di ruang tamu.

Tak lama, kekasihnya itu datang dengan wanita.

"Ma, kenalin ini, Reyhan. Dia pacar aku," ucapnya dengan senyum manis.

"Mama gak setuju kamu pacaran sama anak ini," ucap ibunya secara tiba-tiba. Padahal mereka bicara saja belum.

"Tapi, kenapa, Ma?" tanya kekasih Reyhan.

"Dia ini bukan anak baik, dia anak motor. Dia gak bisa hidupin kamu, kamu mau dihidupin pake apa sama dia? Cinta?!"

"Tante, saya emang belum punya kerja. Tapi saya janji, saya bakalan kerja setelah ini," ucap Reyhan.

Reyhan ditolak mentah-mentah oleh ibu kekasihnya itu. Ia merasa sakit hati dengan ucapannya dan langsung pergi.

Kekasihnya langsung mengejar dirinya dan memintanya untuk berhenti.

"Reyhan, kenapa kamu pergi gitu aja?"

"Mama kamu gak restuin kita, buat apa kita jalin hubungan kita lebih lama lagi?" timpal Reyhan.

"Aku mohon, kamu sabar dikit hadepin, Mama. Aku yakin, lama kelamaan Mama bakalan luluh kok, kamu yang sabar ya, dan ilangin dikit emosi kamu," pintanya.

"Aku gak bisa. Maaf." Reyhan pergi meninggalkan kekasihnya itu.

Jika ia bisa memutar lagi waktu, ia pasti akan menuruti keinginan kekasihnya itu. Dan mungkin sekarang, mereka pasti sudah bersama.

***

"Ashella, kok tadi Jidan gak ngucapin apa-apa sih sama lo?" tanya salah satu OB wanita pada Ashella.

"Emang harus?"

"Gak juga sih, tapi... aneh aja gitu. Semuanya dia ngucapin selamat tinggal, tapi lo sendiri nggak."

Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇

Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang