Part 16

155 10 3
                                    

"Oh gitu. Ya udah, kamu hati-hati, jangan malem-malem pulangnya. Kalo ada apa-apa telpon, Mama," ujar Sasha ramah.

"Makasih ya, Ma. Mama udah baik seperti Mama aku sendiri." Chelly sangat bahagia karena diperlakukan seperti anak sendiri oleh Sasha.

"Sama-sama. Cuma ini yang bisa, Mama lakuin buat bales kebaikan kamu sama Mama kamu terhadap Shella."

***

"Wah, kayaknya saran dari gue manjur, ya?" ujar Reyhan melihat Jidan datang malam-malam bersama dengan Shella ke basecamp Dangerous Boys.

"Saran, saran apa?" tanya Ashella bingung.

"Enggak, bukan apa-apa kok," elak Jidan. Ia tidak ingin Ashella tahu, jika keberaniannya untuk meminta maaf itu karena Reyhan, dan bukan karena ia sendiri yang sadar diri atas kesalahannya.

Reyhan pun paham dengan tingkah Jidan, ia pun tutup mulut.
"Btw, ada apa nih kalian dateng ke sini? Tumben banget," tanya Reyhan, merasa tumben.

"Jadi gini, Reyhan... kamu mau gak dinner bareng kita?" Pertanyaan yang dilontarkan Ashella membuat Reyhan terkejut sekaligus kebingungan.

"Dinner, sama kalian berdua?" Ashella mengangguk.

"Ngapain gue dinner sama kalian berdua, yang ada gue jadi kambing conge," ujar Reyhan.

"Enggak, kamu gak bakalan jadi kambing conge, aku jamin deh sama kamu. Tapi, kamu harus dateng duluan ke tempatnya, soalnya kita berdua ada urusan bentar, gak papa, ya?" jelas Ashella.

"Bentar, kalian ngajak gue buat dinner sama kalian berdua, tapi kalian mau pergi dulu. Ini konsepnya gimana sih?" Reyhan merasa bingung.

"Udah lah, ikut aja. Inget, cewek selalu bener," bisik Jidan pada Reyhan.

"Tapi, mau ngapain gue-"

"Lo gak akan nyesel, gue jamin," ucap Jidan mencoba meyakinkan temannya itu.

"Oke deh, gue mau. Tapi, kalian berdua gak rencanain yang aneh-aneh 'kan sama gue?" tanya Reyhan memastikan.

"Siapa juga coba yang mau aneh-aneh sama cowok modelan kayak kamu?" timpal Ashella.

Sesuai permintaan Ashella dan Jidan, Chelly dan Reyhan pun pergi ke sebuah cafe yang sudah diberitakan pada mereka masing-masing.

Chelly memainkan handphonenya, sembari menunggu kedatangan Ashella.

"Ini Shella ke mana sih, kok lama banget gak dateng-dateng? Perasaan gak macet deh di jalan," gumam Chelly.

Reyhan masuk ke dalam cafe dan segera mencari meja yang sudah dipesan oleh Ashella dan Jidan.

"Mereka bilang, meja nomor dua tiga." Reyhan celingukan mencari meja nomor dua puluh tiga. Tak lama, ia pun menemukannya dan pergi ke arah meja tersebut.

"Chelly?" kata Reyhan saat melihat Chelly berada di meja yang sudah dipesankan oleh Ashella untuknya.

Mendengar namanya dipanggil, Chelly segera berdiri dan merasa terkejut juga.

"Reyhan?"

"Kok kamu bisa ada di sini?" tanya Reyhan merasa tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, ia kembali dipertemukan dengan pujaan hatinya setelah tiga tahun berpisah.

Benar, gadis yang ada di masa lalunya itu adalah Chelly. Reyhan ditolak oleh Riana karena ia menjadi geng motor, dan karena ketidaksabarannya, ia harus berpisah dengan kekasihnya itu.

"A-aku dis-suruh Shella sama Jidan buat ke sini, mereka bilang mau dinner malam Minggu ini," jawab Chelly sedikit gugup. "Kamu sendiri?"

"Aku juga sama, mereka bilang gitu." Alasan Reyhan sama dengan Chelly. "Tapi, kok kamu bisa kenal sama Jidan, kamu siapanya dia?"

"Shella, sepupu aku," jawab Chelly.

"Aku kangen sama kamu, Chell. Kamu apa kabar sekarang?" tanya Reyhan langsung to the point, ia tak bisa membohongi hatinya. Jika ia sangat merindukan mantan kekasihnya itu.

***

"Shella, kamu yakin mereka bakalan baik-baik aja?" tanya Jidan ragu dengan keputusan yang diambil oleh Ashella.

"Aku yakin mereka baik-baik aja, kamu tenang aja," jawab Ashella mencoba menghilangkan keraguan yang ada di dalam hatinya Jidan.

"Oke, aku percaya sama kamu. Biarin mereka berdua kenalan dulu, kalo mereka gak saling suka kita jangan paksa," kata Jidan.

"Iya."

"Shella," panggil Jidan, menghentikan langkahnya.

"Hmm?" Ashella juga menghentikan langkahnya, lalu menatap wajah Jidan.

Cup!

Tak ada angin tak ada hujan, Jidan tiba-tiba mencium pipi kanan Ashella, "Aku punya surprise buat kamu."

"Kamu cium aku barusan aja surprise banget, surprise apa lagi sekarang, hah?" balas Ashella, merasa salah tingkah.

"Yang barusan itu cuma ngisi energi doang, sekarang mah beda lagi," ujar Jidan.

"Oh ya, apa itu?"

Jidan berpindah posisi menjadi di belakang Ashella, lalu ia menutup kedua mata Ashella dengan tangan kanannya, tangan kirinya ia gunakan untuk membimbing gadis itu berjalan.

"Kenapa ditutup-tutup gini, ada apa sih?" Ashella penasaran dengen kejutan yang akan diberikan Jidan padanya.

"Kalo kamu tahu duluan, namanya bukan surprise dong! Udah, kamu ikutin aja apa yang aku suruh, nanti juga kamu bakalan tau sendiri," ujar Jidan.

***

"Andai kamu tau, Rey. Aku juga kangen banget sama kamu, setelah kamu pergi ninggalin aku waktu itu... aku gak bisa lupain kamu," ujar Chelly, dengan matanya yang berkaca-kaca. "Mama aku meninggal, sekarang aku gak punya siapa-siapa."

Reyhan merasa sebagai bersalah kepada Chelly. Jika ia tahu ini dari awal, ia akan bersabar sedikit lagi waktu itu.

"Aku minta maaf, aku gak tau kalo setelah aku pergi, Mama kamu... Mama kamu..." Reyhan tidak kuat meneruskan perkataannya.

"Bukan salah kamu, ini udah takdirnya Mama pergi dari hidup aku," ucap Chelly, menepuk lengan Reyhan.

Jidan dan Ashella sudah sampai di sebuah taman yang sudah dihias dengan sedemikian rupa, menampilkan kesan romantis.

Ada sebuah meja bulat yang dibaluti dengan kain putih, dan dua kursi kayu berwarna putih. Tak lupa, banyak kelopak bunga mawar merah yang berhamburan di sana.

"Kamu duduk dulu, dan jangan buka mata sebelum aku suruh, oke?" pinta Jidan, mendudukkan Ashella di salah satu kursi yang ada di sana.

"Iya, bawel banget sih jadi cowok, kayak cewek," balas Ashella, sedikit tertawa.

Jidan memperhatikan semua dekorasi yang sudah ditata rapi itu untuk memastikan semuanya tak ada yang kurang lagi.

"Surprise!" Jidan melepas tangannya dari mata Ashella. Ashella pun membuka matanya secara perlahan.

Senyum manis terukir di bibir Ashella, ia begitu terkejut dengan dekorasi yang dibuat olehnya itu. Banyak lampu-lampu tumbler yang menghiasi pohon-pohon, terlihat sangat indah.

"Jidan, kamu... kamu yang buat semua ini?" tanya Ashella merasa sangat kagum.

"Iya dong, bagus nggak?" timpal Jidan.

"Banget, aku suka."

"Bentar, ada satu lagi surprise buat kamu. Kamu tunggu di sini, ya." Jidan, memegang kedua bahu Ashella, lalu pamit pergi ke suatu tempat.

"Eh, mau ke mana?!" tanya Ashella pada Jidan yang berlari pergi.

"Bentar aja!"

Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇

Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang