BAB 23 - Senyuman yang memabukkan

2.2K 173 9
                                    

Fazlan menatap datar layar laptop nya, dimana angka-angka aneh terlihat di sana. Menggigit bibir bawahnya, keringat membasahi kening nya dan hampir seluruh tubuhnya.

Saat ini, dia berada di sebuah gedung tua yang sudah lama tidak berpenghuni dan terletak di pinggiran hutan. Gedung itu sepertinya menjadi korban kebakaran, terbukti dari bau arang dan tempatnya yang kotor dan hitam.

Bukan hanya dia, tapi ada Rainer, si bos mafia Adevna yang ikut serta di gedung itu. Fazlan mengajaknya ke tempat ini karena Rainer bilang dia sudah mendapatkan informasi tentang keluarga kandung nya.

Jujur saja, sebenarnya Fazlan tidak mau mencari tau tentang mereka. Hanya ingin tau seketat apa penjagaan di sana. Dia melakukan itu untuk berjaga-jaga, bisa saja mereka mencarinya dan menemukannya lalu membawanya ke sana dan ending (K.O)

Tuk

Dengan satu kali tekan, layar berubah gelap lalu terang kembali.

Dan ddalam layar itu, seorang wanita cantik menatap kosong sebuah album foto bayi mungil. Didampingi dua orang pria yang perawakannya sama seperti Fazlan.

"Dia ayahmu? " tanya Rainer setelah Fazlan selesai menonton video dan menatap foto dengan rasa penasaran.

Fazlan ingin menolak karena bukan ayahnya, tapi ayah dari raga sialan ini. Fazlan terpaksa mengangguk.

"Kau tidak menemuinya? "

Fazlan menggeleng. "Gak. Biarin mereka sendiri yang nemuin gue. " jawabnya acuh.

Rainer mengangguk paham. "Tapi sepertinya kamu salah, kalau sebenarnya dia juga mencari mu dan mungkin sudah tau dimana anak mereka tinggal. " ujar Rainer membuat Fazlan menatap pria itu datar.

"Maksud? "

"Iya, mereka sebenarnya sudah sejak dulu mencari mu. Bahkan mereka menyebarkan foto saat kau bayi di media sosial dan Adiwiyata dan curut nya yang lain jelas mengetahuinya. Tidak dengan Bagaskara yang memang tidak mau tau. " jelas Rainer.

"Minta di bunuh tuh orang! " Fazlan menatap dingin layar laptop. Dia kesal karena Bagasnjing!

"Sepertinya memang Bagas tidak tau jika anak kandung nya meninggal, tapi saya belum meyakinkan apa alasan Bagas membenci mu. " lanjut Rainer.

"Apa aja yang lo tau tentang Bagas? " tanya Fazlan seraya menatap Rainer sepenuhnya.

"Bagas memiliki bisnis ilegal di dunia bawah, selalu membunuh orang-orang yang menurutnya beban dan organ-organ tubuh itu dijual ke pasar gelap. Selain itu Bagas memiliki hutang negara karena kesalahan Bagas sendiri, dan hal itu membuat Sean, putra sulung Bagas stres dan mengalami sedikit gangguan pada jiwanya karena harus menanggung semua kesalahan Bagas. " jelas panjang kali lebar dengan sisi kanan persegi ala Rainer.

Fazlan terdiam sejenak, dia mulai paham sekarang. Pernah sekali dirinya melihat Sean yang nampak stres dan memegang pisau cutter. Fazlan ingin menghampiri pria itu, namun malas karena harus berurusan dengan mereka.

Jadi, selama ini Sean berpura-pura bersikap baik-baik saja didepan semua orang? Yang nyatanya adalah orang yang terkena gangguan jiwa?

Kasihan sekali. Masih muda padahal.

"Ubah tujuan kah? "

Pertanyaan datang dari Arlan, setelah pria itu melakukan aksi pembunuhan didepan para manusia brengsek yang ada di mansion itu, Arlan bersikap seperti tidak berbuat apa-apa. Tapi ada untung nya, sebab mereka yang memang memiliki niat awal untuk mendekati nya menjadi tidak berani.

"Gak bakal diubah. Bisnis Bagasnjing itu harus cepat gue musnahin, kalau perlu dalam waktu dua hari atau gak jam. " balas Fazlan ketus.

"Boleh sih, tapi harus gue yang ambil alih lagi. "

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang