CHAPTER 16 - Kemarahan Cavan

3.6K 278 2
                                    

Tandai kalau typo!
Happy reading🥀


Sudah dua bulan lamanya Fazlan pergi dari rumah Cavan, dan sudah dua bulan pula Egan dan Ryan uring-uringan karena tidak melihat Fazlan selama disekolah, maupun tidak.

Egan ingin bersama Fazlan, dan Ryan yang mau bersama Arlan. Alter ego Fazlan.

Cavan sendiri santai, walaupun dia sama uring-uringan nya seperti kedua manusia itu. Namun, Cavan memahami tindakan Fazlan yang katanya urgent itu.

Dan kini, Cavan menatap sepupunya yang nampak tidak bersemangat berbaring di sofa panjang di ruangan OSIS. Sudah sejam lebih sepupunya itu berada disana, jam masuk kelas pun sudah terlewati beberapa menit lalu.

Cavan ingin sekali mengusir nya, namun kasihan pada sepupunya itu yang seperti tak ada tujuan hidup. Pokoknya, 3L lah. Lelah, letih dan lesu.

Mengabaikan sepupunya, Cavan kembali melanjutkan tugasnya sebagai ketua OSIS yang tidak lama lagi akan di ganti oleh ketua OSIS baru. Dia harus menyelesaikan nya dan memberitahu semua siswa untuk mendaftarkan diri sebagai ketua dan anggota OSIS jika mau.

'Sedang apa dia sekarang? Ck! Bagaimana bisa ku tahu kabarnya, jika dia saja meninggalkan ponsel nya. ' batin kesal Cavan.

"Hilang ingatan pun tidak membuat sifat ceroboh mu hilang, Nata. "Gumamnya dengan sangat pelan, takut sepupunya itu dengar.

Cavan memfokuskan dirinya dengan beberapa kertas berisi laporan dari anggota nya tentang anak-anak nakal disekolah mereka. Dan Cavan tidak sengaja melihat nama Fazlan disana, apalagi terdapat di urutan pertama dengan berbagai macam masalah yang tercantum disana.

"Berani sekali orang itu menulis nama Nata. " Cavan mendengus dan menghubungi seseorang yang juga anggota OSIS.

Tut

"Kenapa ketua? Ada yang bisa gue bantu? " tanya seseorang diseberang sana.

"Siapa yang berani melaporkan masalah Nata? Sedangkan pemilik nama saja tidak masuk sekolah selama dua bulan ini. " tanya Cavan langsung.

"Kalau soal itu gue gak tau, tapi gue cuma nulis apa yang mereka cerita. Dan sebenarnya Serra yang cerita, dan beberapa temannya. " ucap nya.

"Dan kau percaya begitu saja? Apa selama dua bulan ini kau melihat Nata!? Tidak kan? Jadi, panggil gadis itu untuk menghadap ke saya. Lima menit saya tunggu. "

Usai berucap, Cavan langsung memutuskan sambungannya. Tangannya terkepal di atas meja dan tidak sadar meremas kertas laporan itu

"Apa dia sahabat mu, Rei?" tanya sepupu Cavan tanpa melihat orang yang di tanya.

"Bukan." jawab Cavan singkat.

"Bukan? " sepupu Cavan melek mendengar jawaban Cavan dan menatapnya heran.

"Bukan sahabat, tapi adikku. " sambung Cavan datar.

"Sepertinya, kau sudah sedekat itu dengannya. " timpal nya lagi.

"Memang benar. Karena dia adikku. " balas Cavan terkesan acuh, tidak peduli.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang