CHAPTER 10 - Takdir

6.3K 443 4
                                    

Tandai kalau typo!
Boleh komen kalau tidak keberatan dan mohon kritikan nya 🙏

Selamat membaca 📖 🌻

.

.

.

•••

Hari demi hari sudah terlewatkan, dan kini sudah dua bulan lebih Fazlan berada didunia novel 'Happiness of Serra'.

Fazlan duduk santai sembari menikmati coffee latte panas di sebuah cafe yang baru dibuka, didepannya pula bukan hanya gelas yang berisi kopi tapi ada pula buku novel yang ia beli.

Fazlan membaca buku novel 'Transmigrasi badboy' . Novel itu menceritakan tentang pemuda berandalan yang nakalnya melebihi para preman.

Dan keluarga nya sangat membenci pemuda itu sampai mereka tega menjualnya ke para mafia untuk di jadikan bahan percobaan, namun untungnya pemuda itu berhasil menaklukkan para mafia itu yang katanya kejam.

Tidak lama kemudian, pemuda itu kembali dan bertemu dengan keluarganya yang sangat bahagia saat dirinya tidak ada disana.

Tanpa ragu, pemuda itu membunuh mereka semua. Termaksud para mafia yang selama ini menjadi bawahannya. Tapi, pemuda itu ikut mati dan berakhir pindah jiwa keraga seorang pria dewasa yang polos, lugu dan lemah.

Pemuda itu kesal dan akhirnya bertekad untuk merubah nasib dan takdir nya yang ending dalam novel 'Transmigrasi Badboy' pria itu mati ditangan Ibu tirinya dan keluarga pria lemah itu bahagia tanpa dirinya.

Fazlan membaca alur cerita novel itu dalam diam, bahkan tidak menghiraukan bisik-bisik disekitarnya.

"Nasib." gumamnya lirih, kemudian Fazlan meletakkan buku novel itu dimeja dan menyesap kopi panas itu.

Fazlan mengedarkan pandangannya, melihat sekelilingnya yang telah ramai. Fazlan menghela nafasnya kasar.

"Pulang yok, malas gue denger suara mereka. "

Suara Arlan terdengar, Fazlan mengangguk dan beranjak setelah menghabiskan coffee latte panas miliknya itu.

Sebelum pergi, Fazlan lebih dulu membayar dan bergegas pulang. Malas sebenarnya, tapi ya mau gimana lagi? Toh Bagas juga tidak mau mengusirnya dari mansion itu. Entah karena apa.

•••

Sesampainya di mansion Adiwiyata, Fazlan berdecak kesal saat melihat teman-teman Dipta berada di ruang tengah. Fazlan menghela nafasnya kasar dan berjalan dengan ekspresi acuh dan tidak peduli nya.

Dipta yang melihat itu mendelik sinis, lalu menatap teman-temannya yang terus menatap Fazlan.

Terutama Egan dan Ryan, kedua manusia es itu menatap Fazlan dengan sorot ketertarikan. Dipta menggelengkan kepalanya.

"Kak Egan. " panggil Serra dengan nada yang di buat-buat.

Fazlan, yang posisinya berada tidak jauh dari mereka mengusap kulitnya yang meremang. Egan yang melihat itu menahan senyum, beda dengan Ryan yang menyeringai tipis.

Egan menoleh malas kearah Serra, calon tunangan nya. Pemuda itu menaikan satu alisnya, pertanda bertanya 'apa'

Serra yang melihat Egan merespon nya, tersenyum manis semanis madu. "Gapapa, aku cuma mau bilang kalau aku suka sama kakak. " ucap Serra malu-malu dan disambut tawa gemas dari sebagian teman Dipta, tapi tidak dengan Egan dan Ryan.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang