Tandai kalau typo!
Selamat membaca 🌻.
.
.
•••
"Lan .... " panggil Fazlan pada Arlan, saat ini pemuda itu duduk diatas pohon dengan buku novel ditangannya. Dan pohon itu masih berada di lingkungan sekolah.
"Hm? "
Fazlan memejamkan matanya dengan ditutup buku di muka nya, lalu berbicara saat mendengar sahutan singkat Arlan. "Kayaknya emang gue harus cari kerja sampingan deh. " ujarnya.
"Tiba-tiba? "
"Ga, coba aja lo mikir deh. Ini udah mau hampir dua minggu gue disini, tapi tuh si Bagas ga pernah ngasih gue uang. Nih bocah anaknya atau bukan sih? "
"Coba lo ingat dulu karakter tuh bocah pas lo baca? Bagus ga? Kalau ga berarti itu alasannya si Bagas ga ngasih duit. "
"Iya juga, berarti gue harus cari kerja gitu? "
"Iyalah, lo harus cari kerja. Ga ada yang tau kalau tiba-tiba si Bagas ngusir lo tapi lo sendiri ga punya uang. Terus, lo mau tinggal dimana? Kolong jembatan? "
"Okedeh, ntar pulang sekolah gue singgah dulu ke resto atau apapun itu. "
"Nah, gue setuju tuh. Nanti kalau lo ga bisa, biar gue gantiin. "
"Okeh... "
Tidak lama dari itu, Fazlan langsung tertidur diatas pohon. Tidak peduli jika bangun nanti punggungnya akan sakit.
Mata yang terpejam seketika terbuka, menampakkan iris mata yang berwarna gelap kehitaman.
"Sorry gue ambil alih, lo istirahat aja dulu. " Arlan, dia mengambil alih tubuh Fazlan. Arlan melompat dari atas ke bawah, bahkan pohon yang Fazlan naiki tadi lumayan tinggi.
Arlan berjalan meninggalkan belakang sekolah, tudung hoodie yang selalu Fazlan pakai ia turunkan dan melangkah bebas disana.
•••
Kantin menjadi tempat Arlan saat ini, jiwa pria itu yang sudah berumur 32 tahun melihat malas sekitarnya. Dimana banyak siswa-siswi yang berisik.
'Nyesel gue kesini. 'Batin nya kesal, bahkan dirinya merasa menyesal karena memilih kantin sebagai tempatnya sekarang.
"Ini pesanannya. "Seorang wanita datang dengan celemek yang ia pakai, wanita itu berkata dengan nada ketus bahkan menaruh pesanan Arlan sedikit kasar sehingga kuahnya sedikit mengenainya.
"Maksud lo apa'an? Emang gitu cara melayani pembeli? "Tanya Arlan dengan nada dingin, bahkan dirinya sengaja menekan aurat negatif disekitarnya.
"Upss sorry. " wanita itu tanpa rasa bersalah pergi begitu saja.
Jelas, Arlan yang melihat itu langsung menggebrak meja dengan keras sehingga terbelah.
BRAKKH
Pranggg
Piring yang berisi bakso pecah, meja makan di depannya pun terbelah menjadi dua. Semua siswa-siswi yang ada di kantin terkejut mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲
Teen Fiction[ERA BROMANCE AND BROTHERSHIP! NOT BL/HOMO!!] Bagaimana jadinya jika pemuda Office Boy ber-transmigrasi kedalam novel dan menempati raga seorang remaja SMA yang berperan sebagai antagonis? ••• 📍Cerita hasil otak yang gabut mikir. 📍No plagiat! 📍...