CHAPTER 19 - Berubah

3.5K 246 2
                                    

Tandai semisalnya ada typo!
Happy reading🥀

Keesokan harinya, dirumah Cavan. Kini kedua pemuda itu sedang sarapan bersama, tanpa adanya pembicaraan. Usai sarapan, keduanya berbagi tugas. Fazlan mencuci piring makan dan yang lainnya. Sedangkan Cavan akan mengepel lantai dan membersihkan barang-barang yang terpajang di setiap rak.

Di sela-sela pekerjaan mereka, terdengar ketukan pintu didepan. Fazlan menoleh kebelakang dan menatap Cavan yang juga menatapnya.

"Lo ada tamu? " tanya Fazlan seraya memindahkan piring yang sudah ia cuci ke keranjang samping tempat pencucian piring.

"Tidak, mungkin kamu. " jawab Cavan.

"Mana mungkin? Lo pikir ada orang yang mau temenan sama gue? " ucap Fazlan tanpa melihat Cavan.

"Ada." balas Cavan.

Fazlan menoleh kaget mendengar jawaban Cavan. "Siapa? "

"Saya sendiri yang mau temenan sama kamu sejak dulu. "

Fazlan tertunduk. 'Beda Van, ini gue bukan sahabat kecil lo. 'Batin Fazlan.

"Bisa gak sih kita ketemu ama bocah sengklek itu? "

Pertanyaan datang dari Arlan. Fazlan menggeleng. "Gue gak tau. Gue bisa ketemu sama dia kalau emang dia yang ngajak. " jawab Fazlan lirih dan melanjutkan pekerjaannya.

Sedang Cavan menuju pintu dan membuka nya untuk melihat siapa yang sudah bertamu di jam pagi seperti ini.

"Cari siapa? " tanya Cavan datar. Didepan nya, ada seorang pria dengan pakaian serba hitam dan memakai masker juga topi.

"Dia." jawab pria itu seraya menunjuk Fazlan yang kini sedang memakan mochi buatan Cavan di kursi.

Cavan mengeraskan rahangnya mendengar jawaban pria di depannya, pemuda itu mendorong kasar tubuh pria tersebut sampai keluar pagar rumahnya. "Pergi dari sini. Jangan pernah sekalipun kau mendekatinya. " desis Cavan, wajahnya merah mungkin marah, kesal dan tidak suka?

Sedang pria itu menyunggingkan senyum tipisnya dibalik masker, lantas mengangguk. "Baiklah, tapi lihat saja kedepannya. " pria itu  berlalu dari sana.

Tangan Cavan terkepal, lalu perlahan mengendur karena seseorang menyentuhnya. Cavan menunduk dan melihat tangan Fazlan.

"Dia siapa? " tanya Fazlan dan melepas tangan Cavan, namun Cavan tidak mau melepasnya.

"Begini saja. Ini nyaman. " Cavan tersenyum tipis dan menautkan tangannya juga tangan Fazlan.

Fazlan menatap heran Cavan, lalu melirik seseorang yang bersembunyi dibalik pohon. "Lo kenal, Lan? " tanya Fazlan lirih, takut Cavan mendengar nya.

"Gak tau namanya, tapi gue ngerasa dia adalah orang yang pertama liat kita waktu duduk di pinggir jembatan. " jawab Arlan.

"Terus dia ngapain kesini? "

"Tanya aja sono, gue mana tau tujuan dia apa. "

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang