CHAPTER 34

2.1K 161 16
                                    

"Kenapa sangat lama? Apa ada sesuatu yang menghalangi untuk kamu ke sini? " sembur Egan dengan pertanyaan dan membuka lebar pintu rumahnya, membiarkan Fazlan masuk ke dalam.

Fazlan menghembuskan nafas nya kasar, berbalik kebelakang dan menggeleng melihat Egan yang bersedekap dada, seakan-akan menunggu jawaban darinya.

"Gak ada yang ngalangin, cuma tadi singgah aja ke minimarket. " jelas Fazlan sembari menaruh kantung belanjaan di atas meja.

Egan melirik sekilas lalu berjalan lebih dulu, melewati Fazlan menuju dapur. Fazlan menghembuskan nafas sekali lagi, memijat pelipisnya yang berdenyut.

"Dahlah, ntar di bujuk. " ujarnya lirih.

Fazlan melepas jaket di badannya, mengambil kantung belanjaan dan berjalan menuju dapur. Dilihatnya Egan yang sedang memasak mie instan, cocok memang makan makanan yang berkuah di saat musim hujan seperti ini.

Fazlan membuka jendela dekat dapur, membuat angin masuk menerobos ke dalam sampai membuat Fazlan menutup mata karena terkejut.

"Ngagetin asu! " umpat Fazlan kesal. Dia benar-benar terkejut karena angin itu, tau begini lebih baik tidak perlu di buka tadi.

"Pfttt... "

Fazlan sontak menoleh kearah Egan yang menahan tawa, menatap datar pria itu dan menghembuskan nafas kasar. 'Hal kecil aja bisa ngalihin mood dia. ' batin Fazlan, sedikit tidak percaya.

Egan mengubah ekspresi nya cepat, lalu berbalik menatap alat masak di depannya dengan air yang mendidih di dalamnya. Air yang mendidih pun dia tuangkan ke dalam mangkok dan langsung mencampurkan nya dengan bumbu mie instan.

Fazlan mengamati nya dari jauh, pria itu bersedekap sembari bersandar pada dinding bercat biru laut itu.

"Mau makan atau tidak? "

Fazlan berdecak, apa sekesal itu Egan padanya karena lama datang? Tapi, bukannya dia sudah menjelaskan aapa penyebabnya? Haishh menyebalkan!

Keduanya pun langsung memulai acara makan malamnya, keduanya pun tidak berbicara dan hanya diam membisu dan fokus pada makanan di depan mereka.

'Kalau ngomong ya ngomong aja, gak usah nyuri-nyuri pandang kayak gitu. ' Fazlan benar-benar dibuat kesal karena Egan yang diam tapi selalu melirik kearahnya.

15 menit kemudian, usai makan malam dan mencuci bersih semua alat dapur yang kotor. Keduanya kini duduk di bangku panjang depan rumah Egan, dan sama seperti di meja makan tadi, keduanya hanya diam membisu.

"Eh! " pekik Egan keras. "Ka-"

"Gak usah protes, gue ngantuk. " potong Fazlan seraya memejamkan matanya, tangannya terulur mengambil tangan Egan dan di letakkan ke kepalanya. "Usap, gue pengen lo usap kepala gue. " ucapnya datar.

Alis Egan terpaut, namun tetap melakukan permintaan Fazlan. Merasakan sentuhan Egan di kepalanya, Fazlan mengulas senyum, masih dengan kelopak mata tertutup.

Egan ikut tersenyum, tangannya dia gerakkan di kepala Fazlan. Mengusap dan menghirup wangi rambut Fazlan yang sangat dia sukai itu.

"Nata, aku melihat video yang viral beberapa hari lalu. Apa maksud mereka berbicara seperti itu? Bahkan mereka mengatakan kalau pertunangan ku dan Serra batal karena mu, kan? " tanya Egan.

Fazlan membuka pejamannya, lalu menghela nafas pelan. Egan mengubah gaya bahasanya lagi? Pikir Fazlan heran. Ah tidak! Sebenarnya dia sudah heran dengan tingkah Egan, mungkin dari awal bertemu? Dan ini, adalah kelima kalinya Fazlan tinggal di rumah Egan, hanya di khusus kan di malam hari.

Dua kali lagi dia akan pindah tempat, dan itu di apartemen Ryan. Berarti, sudah empat tempat yang sangat harus Fazlan tempati! Bukankah itu semakin membuatnya tersiksa? Iya kan?

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang