CHAPTER 09 - Menjauh

7.1K 471 5
                                    

Tandai kalau typo!
Selamat membaca 📖🌻

.

.

.

•••

Sepulang sekolah, seperti biasa Fazlan akan ke restoran untuk bekerja. Sesampainya di restoran, Fazlan langsung mengganti seragamnya dan mulai bekerja.

Ardan, Alex dan Bima. Ketiga pria itu melihat Fazlan bekerja tanpa beristirahat sama sekali.

"Azlan, duduk saja, biar Alex yang melanjutkannya. " ucap Ardan sambil memperhatikan Fazlan yang berkeringat.

Fazlan menyeka air keringat di keningnya lalu menatap mereka bertiga. "Gak perlu, lagian ini bukan tugas Bang Alex. " tolak nya membuat mereka menghela nafas lelah.

Beberapa hari ini, Fazlan selalu bekerja tanpa istirahat. Mereka menawarkan diri untuk membantunya, namun alasannya selalu sama. Dia bilang itu bukan tugas mereka, padahal mau tugas atau bukan mereka tetap melakukannya.

Itung-itung membantu teman kerja yang tidak bisa hadir atau sedang ada halangan untuk tidak datang ke restoran.

"Azlan, kamu istirahat saja. Kamu pasti capek sehabis pulang sekolah. " suara Ardan terdengar lirih, namun tidak meruntuhkan pendirian Fazlan.

"Gapapa, saya sudah terbiasa bekerja. Jadi, saya tidak akan istirahat jika pekerjaan saya belum selesai. " setelah mengucapkan itu, Fazlan pergi.

Ardan, Alex dan Bima hanya bisa menghela nafas lelah. Tidak ada cara lain lagi untuk meminta Fazlan istirahat.

Malam harinya, tepat pada pukul 20.30 malam. Fazlan berpamitan pada Pak Ryan, selaku pemilik restoran yang masih muda dan berusia 28 tahun.

"Saya pamit pulang Pak, besok saya datang lagi. " ujarnya.

Pak Ryan menatap ketiga karyawannya yang menggeleng, tanda tidak mengizinkan. Pak Ryan mengangguk, dia harus melakukannya. Sebab, ketiga pria itu melapor jika Fazlan tidak pernah beristirahat walaupun sudah waktunya semua karyawan istirahat.

Dan juga, salah satu wanita yang juga bekerja di restoran melapor jika dirinya sempat melihat Fazlan mimisan di toilet.

Hal itu membuat Pak Ryan ingin meliburkan Fazlan sementara, agar ia bisa beristirahat secukupnya.

"Kamu tidak perlu datang besok. " ucap Pak Ryan yang berhasil membuat Fazlan tersedak.

"Maksudnya Pak? "Tanya Fazlan heran.

"Iya, kamu jangan datang besok. Kamu saya liburkan untuk sementara waktu, lagipula saya lihat-lihat kamu akhir-akhir ini bekerja tanpa istirahat jadi kamu saya liburkan. " jelas Pak Ryan membuat Fazlan berdecak lirih.

Tatapannya langsung terarah ke Ardan, Alex dan Bima yang sejak tadi diam dan berpura-pura terkejut mendengar itu.

Mereka menggeleng cepat, agar tidak ketahuan oleh Fazlan yang memiliki insting yang kuat.

"Udahlah nurut aja, lagian malam ini juga lo harus kerja kan? Mumpung si Ryan ngasih lo libur, jadi lo harus manfaatin. "

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang