Typo bertebaran! Tandai kalau ada salah kata.
Happy reading 🥀•
•
•
"Sial banget gue hari ini. " dengus Fazlan sebab pagi ini dirinya merasa jika hari ini adalah hari yang sial.Tadi pagi, sebelum dirinya benar-benar akan kesekolah. Bagaskara memberinya hukuman karena beberapa hari tidak masuk sekolah, dan hukumannya adalah cambukan di punggungnya.
Dan, saat ia akan ke sekolah, dijalan tiba-tiba macet membuat Fazlan double kesal. Dan sekarang? Dia di hukum karena ketahuan terlambat dan masuk ke sekitaran sekolah naik pagar bagian belakang.
Sial bukan?
Ya, menurutnya sial. Belum lagi, ada Cavan yang terus mengawasi nya. Karena, pemuda itu ketua OSIS dan hanya dia sendiri disana. Sehingga Fazlan tidak bisa kabur dari masa hukumannya.
Fazlan menatap kesal Cavan yang posisinya berada tidak jauh darinya, dan berdecak kesal saat Cavan berjalan menghampiri nya.
"Kenapa? " tanya Cavan datar.
Fazlan mengalihkan tatapannya dari Cavan sebab merasa kesal. Cavan masih menatap Fazlan, lalu menghela nafas pelan.
"Sudah, sana masuk kelas. Jangan ulangi lagi, kalau saya melihatmu terlambat dan panjat pagar, saya akan menambah jumlah hukuman mu. " ucap Cavan dan pergi dari sana.
Fazlan menendang udara sebab hatinya merasa dongkol dan panas karena diselimuti api-api kekesalan. Fazlan meninggalkan lapangan dan berjalan menuju kelas.
Sesampainya di kelas, Fazlan masuk begitu saja sebab tidak ada guru didalam sana. Fazlan duduk di kursi nya, dan langsung menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangannya yang sudah anteng di atas meja.
Siswa-siswi yang melihat itu hanya melirik malas Fazlan yang tidak ada sopan santunnya ketika masuk kelas. Rasa benci mereka terhadap Fazlan semakin besar, walaupun rumor pemuda itu hilang ingatan?
Fazlan sendiri tidak peduli dengan tatapan mereka, walaupun dia harus menahan diri untuk tidak memberontak.
Mapel pertama telah di mulai, guru mapel menjelaskan setiap materi yang mungkin menurutnya itu penting. Tidak semua siswa-siswi memperhatikan, seperti Fazlan dan beberapa siswa nakal yang memilih tidur didalam kelas.
Guru mapel pun hanya diam, sebab sudah ribuan kali wanita itu meminta mereka untuk memperhatikan ke depan. Tapi tidak sama sekali.
Hingga, bel istirahat berbunyi Fazlan terusik akibat sesuatu yang dingin menyentuh kulit nya. Fazlan mengerjapkan matanya berkali-kali dan menatap seseorang, yang tak lain adalah Egan.
Fazlan merubah posisinya menjadi duduk, lalu melihat sekitarnya yang sepi sangat hanya mereka berdua yang ada di kelas ini.
Fazlan menatap Egan bingung, ada apa dengannya? Pikir Fazlan heran sebab Egan menatapnya dengan tatapan yang entah...
Fazlan mengalihkan tatapan nya dan mengabaikan kehadiran Egan didekatnya, Egan berdecak lirih membuat Fazlan langsung menoleh.
"Lo kalau sakit mending balik sana! " ucapnya ketus.
Egan bergeming, kepalanya ia taruh diatas meja berbantalkan lengannya. Fazlan yang melihat itu kesal setengah abad.
Hening.
Keduanya sama-sama diam tidak bersuara, Fazlan yang semakin merasa heran tanpa sadar meletakkan punggung tangannya ke dahi Egan hanya untuk mengecek suhu tubuh laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲
Teen Fiction[ERA BROMANCE AND BROTHERSHIP! NOT BL/HOMO!!] Bagaimana jadinya jika pemuda Office Boy ber-transmigrasi kedalam novel dan menempati raga seorang remaja SMA yang berperan sebagai antagonis? ••• 📍Cerita hasil otak yang gabut mikir. 📍No plagiat! 📍...