CHAPTER 14 - Rencana

4.2K 286 3
                                    

Kalau ada typo tandai!
Happy reading 🥀

Oke,cuss lanjut ...

Sepulang dari restoran, Fazlan langsung masuk kamar dan mengatakan pada Cavan jika ia akan tidur dan tidak mau di ganggu dulu. Dan Cavan hanya mengangguk, tidak protes maupun melarang nya.

Didalam kamar, Fazlan langsung bebersih agar ia nyaman tidur nanti. Setelah mandi dan memakai pakaian baru lagi, Fazlan langsung berjalan menuju kasur dan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

"Fal, "

Suara Arlan terdengar memanggil, Fazlan berdehem membalas dengan mata yang ia pejamkan.

"Lo gak mau balik ke mansion si Bagas? "

Pertanyaan yang cukup membuat Fazlan tersentak, pemuda itu bangun dari tidurnya dan terdiam sejenak.

"Ngapain balik? Bagusan disini lah. " jawab Fazlan setelahnya.

"Ya gue tau, tapi kan lo harus balik. Apalagi, cerita dalam novel itu kan bahas kalau keluarga si bocah sengklek itu datang ke mansion, gak mungkin kan lo lupa sama alurnya? "

Penjelasan Arlan berhasil membuat Fazlan mengangguk paham, dia ingat alur bagian sananya.

Dimana dalam novel, Fazlan tidak kembali ke rumah selepas pulang sekolah dan keluarga Fazlan asli datang berkunjung. Dan disana, ada kejadian yang membuat Fazlan semakin dibenci. Yaitu, dia dituduh oleh Serra jika Fazlan berusaha membunuhnya. Padahal tidak sama sekali, Fazlan asli memang membenci dan ingin sekali mengusir Serra dari sana, tapi dirinya masih waras untuk tidak membunuh seseorang di mansion Adiwiyata yang dimana banyak pengawas disana.

Dibagian situ juga Serra berhasil mengambil semua kasih sayang keluarganya, dan Fazlan tersisihkan sampai part endingnya sampai.

"Gue gak mungkin lupa, tapi untuk kali ini gue malas ke sana. " ucap Fazlan setelah keheningan melanda kamarnya.

"Serah lo sih, lagian gue cuma nanya aja. Dan kalo bisa, lo langsung jalanin rencana buat hancurin bisnis ilegalnya si Bagas. Gue udah malas lama-lama didunia ini, dan gue kangen masakan Mommy Sofia. " curhat Arlan.

Fazlan mengangguk, sepertinya memang iya. Dia harus cepat bergerak untuk menyelesaikan masalah di novel ini. Bahaya atau tidaknya, dia tidak perduli.

"Oke, kita harus cepat kembali. Gue sama kayak lo, gue kangen sama mereka. Terutama masakan Mommy, dan uang Daddy tentunya. " balas Fazlan.

Dia merindukan keluarganya, dia ingin merasakan masakan Mommy Sofia dan menghabiskan uang Daddy nya.

"Gue harus akhiri cerita novel ini, Lan. Gue udah malas, perasaan gue juga mulai gak enak seiring nih cerita berlanjut ke bab selanjutnya. "

"Gak enak gimana? Lo pernah makan perasaan lo emang? "

"Gak gitu konsepnya asu! "

Fazlan mendengus mendengar pertanyaan bodoh dari Arlan, makan perasaan? Dia saja tidak pernah makan dan entah bagai rasanya perasaan itu.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang