CHAPTER 30 - Hari kelulusan

816 95 6
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Fazlan pikir, Sailendra akan segera menjemputnya. Ternyata tidak, mereka masih memberinya banyak waktu. Dan tentu saja Fazlan akan menggunakan kesempatan itu dengan baik.

Dan sesuatu yang Arlan mau bicarakan sudah dia urus, untung saja tidak terlalu berat dan tidak pula menguras tenaganya.

Hanya melakukan sedikit pada gadis yang katanya polos itu dan mungkin tidak lama lagi kejutan untuk keluarga yang benar-benar melindungi dan menyayangi nya akan datang dan membuat mereka senang sampai berpesta, mungkin? .

Saat ini, Fazlan tengah bersiap. Dia akan pergi ke sekolah, bukan untuk mendaftar kembali, tapi untuk menghadiri kelulusan Cavan.

Yah, ujian kelulusan sudah berakhir dan pagi ini adalah penentuan nya. Siapa yang lulus dan tidak.

Melihat penampilannya yang sudah sangat pas dan dirasa sopan, Fazlan mengambil topi serta maskernya. Dia tidak mau orang-orang mengenalnya  (tapi mungkin ada bagi orang-orang yang tau dirinya?)

Dia hanya memakai kemeja hitam lengan panjang, celana levi's hitam yang sobek di bagian lututnya, sopan kan itu? Dan sepatu sneaker warna putih.

Tok

Tok

Tok

"Nata! Lama bener lo dandannya! Cepetan woy, dikit lagi pengumuman nih!! "

Fazlan mendengus kesal mendengar suara Rano, yah mereka belum pergi dan itu membuat Fazlan kesal setengah mati. Bukan hanya dia, tapi alter egonya pun juga kesal karena mereka.

"Ck! Sialan. " maki Fazlan dan segera keluar dari kamarnya.

"Mau gue potong tangan lo? " tanya Fazlan dingin, dilihatnya pintu kamarnya yang lecet.

"Habis dari sekolah, lo harus benerin pintu kamar gue. Kalau gak bisa, lo sewa orang lain. " ujarnya dan pergi dari sana, meninggalkan Rano yang terdiam.

Rano menatap kosong pintu kamar Fazlan yang memang lecet, lalu pada tangannya yang memerah. "Dia lebih kasian ama pintu daripada tangan gue? " gumam Rano bertanya-tanya.

Dia pikir, Fazlan akan kasian padanya. Apalagi tangannya yang merah, tapi ternyata tidak.

"Kok makin ngeselin tuh anak? Si Rei nemu tuh anak di mana ya? Pengen gue buang ke asalnya deh. " gerutunya sudah kepalang kesal dengan Fazlan.

Tanpa mau menghabiskan waktu dengan yang tidak penting menurutnya, Rano pun menyusul yang lain dan langsung menuju sekolah.

Ting

Fazlan yang sedang menonton satu drama favorit nya di ponsel langsung mengkerut kan keningnya saat melihat satu kalimat pesan dari seseorang.

Melihat kesamping kanannya, dimana Elang berada dan menjadi pengemudi mobil. Sedangkan Gery, Farhan dan Rano ada di belakang.

Bukan kemauan Fazlan untuk berangkat bersamaan dengan sahabat Cavan, tapi karena Elang yang memaksanya. Mau menolak tapi malas dan dia juga sedang tidak mood untuk mengendarai motornya sendiri, jadi terima saja.

"Mn? " Fazlan kemudian menatap bingung isi pesan itu.

+628 ***** :
/Ini sudah lima tahun Diro dan Oksana meninggal, apa ketua tidak mau datang ke pemakamannya untuk sekedar menjenguk?

"Hm, Black Sargio? " Fazlan mengangguk pelan, sepertinya dia salah satu anggota Black Sargio, pikirnya.

"Kelima tahun? Bocah bodoh itu gak bilang kalau udah lima tahun anak buahnya mokad. " Fazlan sungguh kesal pada Nata.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang