CHAPTER 21 - Markas Advena

2.2K 161 8
                                    

Typo bertebaran!
Happy Reading 🥀

Fazlan menyingkirkan tangan Arin dari atas tubuhnya, juga kaki. Fazlan menolehkan kepalanya ke kiri, dimana Arin dan Safa tertidur pulas.

Semalam, Arin kembali tantrum karena Fazlan tak kunjung pulang. Arin memang tidak menyakiti Safa lagi, tapi sasarannya adalah para penjaga dirumah itu.

Dan Fazlan yang mengetahui itu bergegas pulang, padahal dia sedang sibuk. Fazlan takut Arin menyakiti Safa lagi, entah secara sengaja atau tidak. Dan sebagai gantinya, Arin menawarkan diri untuk tidur sekamar dengannya dan Safa pun ikut. Fazlan ingin menolak, tapi karena ini salahnya juga mungkin jadi biarlah.

Sejenak Fazlan terdiam, pikirannya menerawang dengan kejadian semalam. Dimana, ia dan Arlan saling bergantian mengambil alih tubuh.

"Aman gak nih tempat? " tanya Arlan seraya duduk diatas sofa usang.

"Mungkin." jawab malas Fazlan.

"Bisa gak sih kita pisah aja, Fal? Capek gue tukar-tukar mulu. " celetuk Arlan. Jujur saja, Arlan lelah karena harus bertukar peran dengan Fazlan.

"Kuncinya ya mati dulu. "

"Ogah gue. "

Arlan berhenti mengomel, pria itu mulai mengetuk kan jarinnya diatas keyboard laptop dengan cepat.

Beberapa menit kemudian, Fazlan kini mengambil alih tubuh setelah Arlan meretas dan mencuri video kamera CCTV dan data dari beberapa perusahaan dan rumah sakit Fazlan 'asli' di lahirkan.

Tuk!

Fazlan mulai menonton video hasil rekaman CCTV dengan pandangan dingin. Didalam layar, seorang wanita cantik dengan perut membesar didampingi dua orang pria tampan sedang duduk di ruang tunggu.

Sekilas, salah satu pria melihat kearah CCTV dan kembali fokus pada wanita disamping nya. Fazlan yang melihat tatapan itu tertegun, warna matanya sama dengan Fazlan 'asli' berarti mereka adalah keluarga aslinya.

Tak lama, pasien lain datang dan itu adalah Dhea yang akan melahirkan. Kedua wanita cantik itu dibawa keruangan persalinan berbeda.

Sesaat, Fazlan mendengar suara tangis bayi membuat perasaannya gelisah dan menghangat.

"Suara lo kayaknya. " celetuk Arlan.

"Bukan gue, tapi bocah bangsat itu. " dengus Fazlan.

"Iya deh. "

Tatapannya menajam saat melihat seorang wanita masuk kedalam ruangan sang ibu dengan bayi bertubuh kaku.

Postur tubuhnya sama persis dengan wanita yang ia temui di jalan tadi, namun kondisi wanita itu sudah seperti seorang pengamen. Tapi dia yakin, kalau wanita itu adalah wanita yang sama.

"Bodoh banget ayah lo, masa ninggalin ibu lo gitu aja. "

"MEREKA BUKAN KELUARGA GUE ANJ! " teriak Fazlan kesal, sudah di bilang mereka itu bukan keluarganya malah ngotot.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang