CHAPTER 20 - Pergi lagi?

2.8K 190 6
                                    

Typo bertebaran!
Happy reading🥀

Keesokan harinya, Fazlan bangun lebih awal. Dilihatnya jam dinding yang berhenti di angka lima. Fazlan menghela nafas pelan, lalu turun dari ranjang.

Fazlan masuk kedalam toilet untuk sekedar mencuci mukanya, dan melihat pantulan wajahnya di cermin. "Tambah lagi beban gue. " bisiknya.

Menurutnya, ini semua adalah beban. Beban yang harus ia singkirkan. Tidak tau jika Cavan dan dua pria itu bebannya juga.

"Lo Fazlan sialan! Ketemu gue, gue bunuh lo ulang. " desis Fazlan kesal.

Dia benar-benar kesal karena Fazlan 'asli' yang seenaknya menyuruhnya untuk tidak menyakiti keluarga Adiwiyata.

"Kalau lo di dunia nyata, udah gue hantam lo pakai batu." wajahnya memerah marah, deru nafasnya terdengar tidak beraturan.

"Tahan emosi lo, gue tau ini beban berat buat kita berdua. Tapi, cuma ini jalan satu-satunya buat kembali ke tubuh asli kita. " ucap Arlan mengingatkan tujuan mereka di sini. Tujuannya adalah, menyelesaikan masalah Fazlan 'asli' sampai selesai dan kembali (jika Tuhan & author  mengizinkan?)

Fazlan menghela nafas dan mengangguk. "Okelah. Kita harus selesain masalah di sini. " putusnya, Fazlan
pun keluar dan melihat Egan yang sudah bangun.

"Mau pulang sekarang? " tanya Egan sambil menguap kecil.

"Hm." dehem nya.

"Kenapa lo gak tinggal disini aja? Temani gue lagi. " tanya Egan, menatap penuh harap pada Fazlan. Tidur sekali dan mencium wangi parfum dari tubuh Fazlan membuatnya candu dan ingin sekali Fazlan tinggal bersamanya.

Fazlan menatap Egan, ada apa dengannya? Pikir Fazlan.

"Bilang aja sama dia. " Fazlan berucap seraya menaruh nomor Cavan. "Kalau mau ya boleh, kalau gak ya...." Fazlan menggantung ucapannya dan menahan kedutan pada bibirnya saat melihat raut polos Egan. "Boleh juga. "

'Shit! ' umpat Fazlan dalam hati. Pemuda itu pun melangkah mendekati Egan yang menatapnya seperti anjing jinak, tanpa sadar Fazlan mengusak rambut Egan sambil tersenyum tipis. "Gue bakal kesini lagi, kalau emang 'dia' mau. " ucapnya.

Egan mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu mengangguk patuh. "Saya tunggu. " nada suara Egan menjadi formal, sepertinya laki-laki itu benar-benar menunggunya.

Fazlan mengangguk lalu berlalu dari hadapan Egan yang mematung. "Senyuman itu, kenapa sangat familiar? " gumam Egan tersadar.

Dirumah Cavan, laki-laki itu duduk di teras rumah menunggu Fazlan kembali. Orang kemarin datang, dan untungnya tidak ada Fazlan di rumah itu.

"Saya akan mengambil apa yang sudah menjadi milikku, Reikan. Jadi, jangan menghalangi saya. "

Cavan menggeleng, membuang jauh-jauh ucapan pria asing itu. Dia tidak mengerti, tapi dia harus mengerti.

Tak lama suara deru motor terdengar. Cavan tersenyum melihat Fazlan kembali. Ini hari sabtu, jadi tidak perlu bersekolah.

"Kenapa lama? Makanan mu mulai dingin, karena menunggumu. " Cavan mendekati Fazlan dan melakukan tindakan seperti kemarin, yaitu menggenggam tangan Fazlan dan masuk kedalam rumah bersama.

𝐅 𝐀 𝐙 𝐋 𝐀 𝐍 : 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐎𝐟𝐟𝐢𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang