Wonyoung menyiapkan meja makan dengan suasana yang lebih santai dari biasanya. Ada kehangatan baru di apartemen itu sejak kedatangan Yeji. Sunghoon ikut membantu mengatur piring-piring sambil memperhatikan Wonyoung yang tampak lebih ceria.
Yeji, yang duduk di meja, langsung memulai percakapan saat Wonyoung duduk. "Eonni, kamu suka masak juga ya? Kayaknya enak banget nih!"
Wonyoung tersenyum sambil meletakkan mangkuk terakhir. "Aku nggak sering masak, sebenarnya. Tapi kali ini karena kamu datang, aku jadi semangat masak."
"Pasti enak!" Yeji tertawa ceria. "Makasih, eonni. Aku akhirnya mencoba masakan eonni."
Sunghoon tersenyum tipis, melihat interaksi mereka berdua. "Wonyoung jarang masak, jadi ini kesempatan langka. Kamu harus merasa terhormat karena bisa mencicipi masakannya yeji."
Wonyoung mencubit lengannya pelan sambil tersenyum. "Nggak usah dibesar-besarin, Hoon." Dan lihatlah betapa profesionalnya mereka. Wonyoung merasa cukup bangga dengan dirinya. Mungkin ia perlu mempertimbangkan untuk debut sebagai aktris setelah muak menjadi pengacara. Pasti kesuksesan besar menanti. Dirumahnya akan diisi oleh piala Oscar dan penghargaan lainnya. Diam-diam wonyoung terkekeh kecil. Sambil terus mengaduk bahan makanan di wajan.
Obrolan berlanjut ringan sambil mereka menikmati makanan. Yeji, dengan antusiasnya, terus berbicara tentang berbagai hal, dari kampus baru hingga tren make up yang sedang ramai dibicarakan.
Sunghoon, yang mendengarkan dari samping, tak bisa menahan senyum melihat mereka berdua begitu seru membahas hal-hal yang jauh dari dunianya.
"Jadi, kapan kita jalan-jalan berdua, eonni? Aku pengen banget ngajak kamu keliling toko-toko make up di mal!" ajak Yeji dengan mata berbinar.
Wonyoung tersenyum hangat. "Boleh banget! Minggu depan gimana? Kita bisa luangin waktu seharian buat jalan-jalan."
"Minggu depan pas banget!" Yeji menepuk tangan, tampak begitu antusias. "Kita bisa nongkrong, belanja, dan coba-coba make up bareng. Aku nggak sabar!"
Sunghoon yang menyaksikan dari samping tertawa kecil. "Kayaknya aku nggak akan diundang ya, kalau kalian belanja make up?"
Yeji melirik kakaknya sambil tersenyum jahil. "Kalau oppa ikut, nanti malah ganggu. Jadi biar kita berdua aja dulu, ya."
Wonyoung ikut tertawa. "Tenang aja, Kamu bisa jaga apartemen, jadi kami bisa tenang jalan-jalan. Lain kali pasti kami ajak."
Sunghoon hanya mengangguk sambil tersenyum, merasa puas melihat Wonyoung dan Yeji begitu akrab. Ada sesuatu yang berbeda dari Wonyoung malam itu. Ia terlihat lebih terbuka, lebih ceria, dan itu membuat Sunghoon merasa senang.
Setelah makan malam selesai, mereka bertiga pindah ke sofa. Yeji langsung melanjutkan topik obrolan tentang tren terbaru dan berbagai produk make up. Wonyoung tampak begitu asyik mendengarkan, sesekali memberikan komentar atau tertawa saat Yeji membicarakan hal-hal lucu.
Wonyoung yang biasanya terlihat tenang dan tertutup, malam itu tampak lebih hidup. Sunghoon diam-diam memperhatikan sisi lain dari Wonyoung, sisi yang lebih hangat dan ceria saat bersama adiknya. Hal itu membuatnya tersenyum kecil, merasa bahwa mungkin, mereka bisa sedikit lebih dekat dari biasanya.
Sunghoon duduk santai sambil mendengarkan, dan dalam hati, ia senang melihat Wonyoung bisa menikmati momen seperti ini. Mungkin, dengan kehadiran Yeji, apartemen ini akan terasa lebih hangat, dan hubungan mereka bisa perlahan berubah menjadi lebih baik.
.
.
.Wonyoung masuk ke kamar, menutup pintu dengan pelan. Sunghoon sudah di dalam, sedang merapikan bantal di sofa kecil di sudut ruangan. Keduanya tidak banyak bicara sejak memasuki kamar, dan sekarang kecanggungan semakin nyata. Wonyoung meletakkan beberapa barang di meja, merasa sedikit kikuk. Ia mencoba untuk fokus pada rutinitas sebelum tidur, berharap itu bisa mengalihkan pikirannya dari suasana yang aneh ini.
Sunghoon tidak banyak bereaksi saat Wonyoung masuk, hanya mengangguk singkat ketika mereka bertatapan. Ia sibuk dengan bantal dan selimutnya, memastikan sofa itu cukup nyaman untuk tidur malam ini. Kamar terasa sunyi, kecuali suara kecil dari langkah kaki dan gesekan kain.
Wonyoung mendekati tempat tidur, menarik selimut dengan pelan dan berbaring di sisi yang sekarang menjadi miliknya. Ia menghela napas pelan, mencoba menenangkan pikirannya yang masih penuh dengan bayangan hari itu—dari Yeji yang datang dengan penuh semangat hingga suasana malam ini yang terasa berat. Sunghoon berbaring di sofa, membelakangi Wonyoung, membuat jarak fisik yang seolah mempertegas jarak emosional di antara mereka.
Tanpa banyak kata, mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing, berusaha untuk tidur. Hanya ada hening yang memenuhi kamar, dan meski begitu, keduanya tahu bahwa tembok tak terlihat di antara mereka masih kokoh berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound by duty
RomanceAku nggak bakal nikah sama kamu, sekalipun tinggal kamu satu-satunya perempuan di bumi. _Park Sunghoon Sampai kiamat pun aku nggak bakal nikah sama kamu _Jang Wonyoung