19

34 11 3
                                    

Pikiran Sunghoon terus berkecamuk saat ia berjalan menuju kantornya keesokan hari. Semua yang terjadi sejak pertemuannya dengan Wonyoung di coffee shop masih membekas di pikirannya. Meskipun ia berusaha keras mengabaikan itu, kenyataannya jauh lebih sulit. Wonyoung yang tertawa bersama Taesan, ekspresi nyaman di wajahnya—semua itu menghantui setiap sudut benak Sunghoon. Meski mereka hanya terikat secara formal, ada sesuatu yang tak bisa dia abaikan.

Setibanya di kantor, Sunghoon mencoba fokus pada pekerjaannya. Bertumpuk dokumen di mejanya menuntut perhatian, tapi tidak ada yang benar-benar berhasil menariknya dari kekacauan emosional yang ia rasakan. Berulang kali ia memandang layar komputernya, namun kata-kata tak kunjung terbaca. Setiap kali ia menutup mata, yang terlintas hanyalah bayangan Wonyoung dan senyum itu.

Di sela-sela pekerjaannya, ponsel Sunghoon bergetar. Pesan dari Wonyoung muncul di layar, singkat dan formal seperti biasa: "Aku akan pulang terlambat malam ini, ada rapat mendadak." Sunghoon menatap pesan itu dengan perasaan campur aduk. Ia tahu, itu hanyalah pemberitahuan biasa, tapi entah kenapa kata-kata itu terdengar begitu jauh dan dingin.

Malam harinya, ketika Sunghoon pulang lebih awal dari kantor, apartemen mereka terasa lebih sepi dari biasanya.

Sunghoon berjalan lambat ke dalam apartemen yang gelap. Suara langkahnya hampir tak terdengar di lantai marmer yang hening. Sekilas, ia melihat jam dinding menunjukkan pukul 12 malam, waktu di mana seharusnya Wonyoung sudah ada di rumah. Namun, apartemen terasa sepi, tak ada tanda-tanda keberadaan gadis itu. Pikirannya terus memutar kembali kejadian-kejadian hari ini—senyum Wonyoung di coffee shop bersama Taesan, bagaimana ia tampak nyaman berada di dekat pria itu.
Sunghoon sesekali mengecek ponselnya. Barangkali wonyoung menghubungi lagi. Tapi nihil. Tak ada notifikasi atau nama wonyoung tertera di sana.

Sunghoon berdiri gelisah di ujung balkon. Menatap jalanan di bawah. Mereka berada di lantai 2,secara otomatis ia bisa melihat ke pelataran apartemennya dengan jelas. Dan ketika sebuah mobil sport mewah berwarna hitam memasuki area apartemen,ia tak terlalu memperhatikan,namun ketika seorang wanita yang ia kenal keluar dari sana. Diikuti oleh seorang pria yang tak lain adalah Taesan. Mata sunghoon menyipit ketika sunghoon dengan keadasarn penuh merangkul pinggang dan meraih lengan wonyoung. Mereka berjalan beriringan. Wonyoung sesekali terlihat kehilangan keseimbangan. Namun di tangkap oleh taesan. Sunghoon memperhatikan hingga mereka hilang,keduanya masuk itu masuk ke dalam apartemen. Sunghoon menunggu di ruang tamu,dan ketika bel berbunyi sunghoon segera berdiri. Ia tak bisa menyembunyikan kekesalannya.

Sunghoon membuka pintu apartemen dengan cepat setelah bel berbunyi, dan di hadapannya berdiri Wonyoung yang bersandar berat pada lengan Taesan. Mata Sunghoon menyipit melihat keadaan Wonyoung yang tak berdaya. Lalu tatapannya beralih ke tangan Taesan yang melingkar di pinggang gadis itu. Sunghoon mengehla napas berat. Memperlihatkan ketidaksukaannya pada taesan. Mata gadis itu setengah tertutup, dan dia terlihat hilang keseimbangan, hampir terjatuh jika bukan karena tangan Taesan yang menahannya.

"Anda siapa?" Taesan bertanya,bingung melihat kehadiran sunghoon. Ia kembali melihat ke arah pintu,nomor kamarnya sudah benar tapi kenapa ada laki-laki di apartemen wonyoung.

Sunghoon tetap berdiri tegak di ambang pintu, menahan diri untuk tidak langsung bereaksi. Suaranya rendah tapi tegas, "Aku suaminya. Biar aku yang urus."

Taesan terkejut. Untuk sesaat, dia terdiam, matanya membelalak seakan mencoba memahami apa yang baru saja didengarnya. "Suami?" gumamnya, seolah tak percaya. Ia menatap ke arah wonyoung yang masih meracau tak jelas.

"Ya," jawab Sunghoon singkat, rahangnya mengeras, tangannya terulur untuk mengambil alih Wonyoung. Taesan melepaskan Wonyoung dengan enggan, masih tampak bingung. "Dia minum terlalu banyak," katanya, seperti sebuah pembelaan yang lemah.

Bound by dutyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang