Taeyong memang sedih atas kehilangan anaknya namun entah mengapa ia bisa mengikhlaskanya dengan cepat seolah ini hanya masalah kecil
Terlintas di otaknya mungkin ini jalan terbaik bersama jaehyun tanpa adanya orang lain di hidupnya
Padahal dengan adanya sang bayi pun jarhyun akan tetap menjadi seperti yang dia inginkan
Taeyong tak ingin munafik, jika ia kali ini memilih egoisnya, ia ingin memilih jaehyun dari pada apapun
"sayang, teman teman mau ke sini sebentar lagi, mereka mau menengikmu" ujar jaehyun pada taeyong yang hanya di anggukinya
Tak lama pintu ruang rawat terbuka menampilkan teman temannya juga anak anak
"daddy! Bubu!" teriak mark dan jeno
"eh kalian juga ikut?!" terkejut jaehyun pasalnya mereka sejak awal di titipkan pada ayah dan ibu jaehyun
"tadi mereka nelfon pake hp nyokap lo, mereka nangis pengen ketemu kalian" ujar johnny yang menggendong haechan
Jaehyun yang mendengarnya menggendong keduanya namun jeno ingin duduk di ranjang bersama sang bubu
"bubu..." panggilnya dengan mengusakan wajahnya pada leher taeyong
"apa sayang" ucap taeyong saat mendengar rengekan anaknya
"bubu kenapa tidul di sini" tanya jeno
"bubu sakit sayang, tapi bentar lagi pulang ko" ucapnya alibinya karna ia pun sebenarnya ingin segera pulang
"yong yang sabar ya" ucap ten mengusap bahu taeyong
"iyaa, makasih ya" ucap taeyong sambil tersenyum
"gimana ceritanya sih?! Ko sampe kepolosan gitu?!" tanya johnny penasaran
"jadi malem itu ada maid yang ingetin buat minum vitamin kita ya minum minum aja cuma emang sempet curiga salahnya kita percaya aja, ternyata yang di kasih obat penggugur kandungan yang dosisnya tinggi" ujar jaehyun
"wah bener bener bangsat! Terus gimana?"
"gue udah amanin semua maid cuma belum gue introgasi aja soalnya gue mentingin dulu taeyong"
Di tengah pembicaraan itu tiba tiba tuta dan winwin datang juga bersama nana
"maaf telat, gimana kabarnya yong" ujar yuta yang baru masuk
"sudah agak membaik" jawab taeyong sambil mengelus kepala jeno
Sedangkan mark masih di grndongan daddy jaehyun jangan tanyakan haechan, anak itu masih tertidur pulas di pundak sang daddy johnny
"ini buah buahan untukmu, apa kau mau memakannya sekarang? Biarku kupaskan" ujar winwin menjauh dari yuta
"tidak win terimakasih, nanti saja"
Mereka semua memang tak bisa berlama lama di rumah sakit maka dari itu segera mereka pamit secara bersamaan setelah jeno tertidur dan haechan yang terbangun
Sedari tadi berbincang semua menyadari interaksi winwin dan yuta agak sedikit berbeda dan cenderung merenggang
"sebentar ada yang ingin ku tanyakan" ucap jaehyun
Semua yang akan meninggalkan ruangan terhenti kala ucapan jaehyun yang terdengar
"yut apa kau sedang ada masalah dengan winwin?" tanya penasaran jaehyun sejak tadi
Winwin enggan menjawab, yuta yang menyadari istrinya tidak mau menjawab pertanyaan temanya itu terpaksa ia yang angkat bicara
"hanya salah paham, kami hanya butuh waktu" jawab yuta
"aku sebagai teman hanya mengingatkan, jangan terlalu lama saling mendiami dan selesaikan dengan kepala dingin, ingat kalian bukan lagi memiliki hubungan yang bisa putus sambung seenaknya" ujar jaehyun yang di setujui semua
Yuta dan winwin hanya mengangguk mengiyakan ucapan teman temanya
Setelah kepergian teman teman dan anak anaknya kini di ruangan itu hanya tersisa jaehyun dan taeyong
"sayang boleh aku bertanya?" tanya jaehyun
"boleh sayang, ada apa?"
"aku cuma sedikit merasa a-aneh kenapa kamu-
"gak menangis atau berlarut larut dalam kesedihan seperti ibu pada umumnya?" tebak taeyong memotong omongan jaehyun
Jaehyun hanya mengangguk patah patah
"aku merasa kehilangan aku juga sedih tapi aku tak ingin tersesat dalam jalan buntu ini, ini memang sudah takdir kita namun jika saja anak ini darah daging kamu mungkin aku takan merelakanya secepat ini" ujar taeyong sejujur jujurnya
"sayang kamu bicara apa?!" terkejut jaehyun mendengar penuturan taeyong, yang secara tidak langsung ia tak menginginkan kehilangan bayinya
"jujur saja aku masih tak rela dan takan ku maafkan perbuatan ayahnya padaku mungkin ini jalan terbaik yang di berikan tuhan padaku, daripada dia lahir ke duania ini lalu aku membencinya dan hanya akan menyayangi mark jeno dan anak anak kita saja" ucap taeyong
"jadi kau berniat akan membencinya dan membeda bedakanya saat lahir nanti??" heran Jaehyun yang perlu validasi
"aku tidak berniat hanya saja aku sudah memperdiksi nantinya dengan sifatku"
Setelah pembicaraan itu hening tak ada pembicaraan lain lagi. Sebenarnya jaehyun ingin sekali memarahi taeyong atas ucapanya yang enteng itu namun bagaimana pun ia yang menjadi korban dan ia juga yang tak ingin menjadi munafik
"aku ingin memberi tahumu. Bawahanku memberi tahu jika seseorang yang memberimu obat aborsi adalah kakak dari mingyu sendiri, ia tak terima jika mingyu habis di tanganku begitu saja, ia mengira jika anak yang kau kandung adalah anakku" jelas jaehyun namun tak ada respon dari taeyong
Jaehyun tak memaksa taeyong untuk menjawab namun ia bingung entah kenapa kepalanya ini penuh sekali pertanyaan namun ia urungkan karna tak ingin menjadikan hal ini besar
"beritahu bawahanmu gunakan kakaknya sepuasnya, seperti dulu, mingyu menggunakan tubuhku seenaknya, lalu bunuh dia hiks..-
"diamlah sayang ayo tidurlah kembali aku tak ingin kau semakin larut dalam kejahatan, biar aku saja yang menyelesaikanya" ucap jaehyun yang tak ingin taeyong menjadi orang jahat
Hai hai maafkan aku ya teman teman aku baru sehat kembali tapi tunggu pagi nanti sekitar jam 8-9 aku bakaln double up
Maaf maaf nih chapp saling tuduh gak ada ya guys karna salah alur
Jalan lupa vote dan komenya
Terimakasih♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur sayang
FanfictionTiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan di panti asuhan namun karna sesuatu bayi bayi itu terpaksa di titipkan dan di rawat oleh ke tiga pas...