42. Warisan Kasih Jennie

448 92 9
                                    

Di mansion Kim yang megah, Jennie berdiri dengan senyum lebar di wajahnya. Hari ini, ia membawa kabar menggembirakan untuk ibunya, Jessica. Dengan penuh semangat, Jennie menyerahkan sebuah map tebal kepada Jessica.

"Mommy, ini untukmu" serunya, matanya bersinar penuh harapan.

Jessica mengernyitkan dahi, penuh rasa ingin tahu, saat ia membuka map tersebut. Apa yang dilihatnya membuatnya terkejut. Di dalam map itu terdapat foto-foto indah pulau yang dikelilingi laut biru jernih. Dengan penuh takjub, Jessica menatap putrinya.

"Kamu beli pulau?" tanyanya, masih tak percaya. Audiens ikut terkejut mendengar hal itu.

"Ne! Mommy kan pernah bilang pengen tinggal di Hawai, jadi aku beli saja biar kita bisa tinggal di sana kapan saja!" jawab Jennie dengan ceria.

Ruang tamu dipenuhi keheranan. "Kenapa nggak sekalian negara aja yang kamu beli, Jen?" tanya Jisoo, kakak perempuannya, sambil tertawa.

Jennie mengangkat bahu dengan wajah polos, "Emang bisa ya negara dibeli?" tanyanya membuat Jisoo menepuk jidatnya. Jennie antara polos dan goblok.

"Kayaknya sepuluh pulau lagi bisa dia beli tuh. Dia kan baru saja ditunjuk jadi wajah baru perusahaannya Taecyeon" timpal Hyoyeon, sahabat Jessica, membuatnya tersipu malu.

"Ya, kebetulan aku juga suka perhiasan mereka, dan dia menawariku keuntungan yang besar. Mana mau ku tolak" Jennie menjelaskan dengan senyum bangga.

"Cuma pulau? Nggak ada yang lain gitu?" tanya Jisoo, penasaran.

"Ada! Aku juga punya resort di Swiss, itu atas nama Mommy. Namanya Jessica Island!" ucap Jennie bangga. Semua yang ada di ruangan itu langsung ternganga, terpesona oleh pencapaian Jennie yang tak ada habisnya.

"Dan baru-baru ini aku bikin cabang baru B&E di LA dan Italia. Banyak pelanggan yang puas sama hasil desainnya Mommy, jadi ku pikir nggak ada salahnya bikin cabang baru" tambah Jennie dengan antusias.

"Masih ada lagi?" tanya Jisoo, tak percaya.

Jennie mengeluarkan beberapa map dari tas hitamnya. "Ini semua aset-aset yang aku buat atas nama Mommy" katanya, menunjukkan dokumen-dokumen yang berisi detail tentang aset-aset yang ia miliki.

Jessica, yang terharu, berkata, "Kenapa kamu repot-repot membuang uang untuk ini? Ini milikmu"

"Milikku adalah milikmu, Mom. Walau seisi dunia ini ku kasih, itu belum cukup untuk membalas jasamu. Aku berhutang nyawa padamu, Mom" ucap Jennie dengan tulus, membuat semua orang di ruangan itu terharu.

Mendengar kata-kata itu, Jessica merasa hatinya bergetar. Jennie melepas jas dokternya kemudian berbaring di pangkuan ibunya, menutup mata.

"Mommy mau uyyu" pintanya, manja.

Jessica menghela napas, menggelengkan kepala, namun tak menolak. Dia merasakan betapa lelahnya Jennie setelah bekerja keras. "Dasar bayi besar" ujarnya sambil tersenyum lembut, mengusap rambut Jennie.

Seiring waktu berlalu, Jennie tertidur pulas di pangkuan Jessica, merasakan ketenangan yang hanya bisa didapatkan dari kasih sayang ibunya. Jessica menatap wajah putrinya yang tenang dan merasa bangga. Ia tahu betapa keras Jennie berjuang untuk mencapai semua ini, dan kini, ia bisa melihat buah kerja keras itu. Ia merasa sangat beruntung memiliki putri seistimewa Jennie.

Suasana di dalam mansion semakin meriah saat semua orang membaca isi map yang dibawa Jennie. Setiap lembar kertas yang dibuka mengungkapkan pencapaian luar biasa yang telah diraih Jennie. Mereka semua terkejut ketika mengetahui bahwa tanpa bekerja, Jessica sudah memiliki aset di atas ratusan miliar.

Trouble Maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang