Bacotan author:
Halo! Akhirnya bisa kembali beraktivitas (meski terhantam lembur juga) dan tentunya bisa kembali menulis untuk melanjutkan cerita ini, iyei!
Ke mana aku pergi seminggu lebih tidak update sama sekali? Hm, bukan masalah serius sih, hanya sakit dan itu memakan waktu cukup lama untuk bisa sembuh.
Setelah itu aku harus lembur untuk mengganti jam kerja yang terpotong cuti.
Begitulah, untuk kalian, jaga kesehatan yaw, rajin konsumsi air putih, jaga pola makan, dan jangan bergadang (selain tidak bagus untuk metabolisme tubuh bergadang bisa menyebabkan penuaan dini dan meningkatkan resiko kanker).
Selamat membaca ^^
•
•
•
•
•
Axel terjaga dari tidurnya saat merasakan tubuhnya melayang. Kepalanya menoleh, dengan pandangan yang masih agak kabur dia menatap Miller yang baru saja menggendongnya.
"Mau ke mana?" celetuknya dengan suara serak.
Miller tersentak, kakinya yang baru hendak melangkah langsung tertahan dan pandangannya menurun untuk menatap Axel.
"Aku mau memindahkanmu ke bawah, kenapa kau tidur di lantai seperti itu dengan jendela terbuka lebar?" tanya Miller dengan cara bicara yang terdengar khawatir.
Sebuah senyum kecil terukir di belah bibir Axel. "Turunkan aku. Tidak perlu kesal, aku hanya ketiduran saat melihat bintang tadi."
Miller menurunkan Axel, sesaat setelah berdiri dengan kakinya sendiri Axel melangkah mendekati jendela besar di lotengnya itu.
Langit terlihat sangat cerah saat ini. Bulan sabit terlihat bersinar terang dengan ribuan bintang yang berpendar menghiasai langit tempatnya tergantung.
"Kau baru sampai? Bagaimana pertemuannya?" Axel menilik jam dinding yang ada di ruangan itu. Pukul 23.11 menjelang tengah malam.
"Semua lancar, mereka menyebar undangan sebuah perjamuan yang akan dihadiri organisasi-organisasi besar bulan depan." Miller menyusul dan berdiri di kanan Axel, untuk ikut melihat langit malam ini.
Pandangan Axel beralih pada Miller, di saat itu juga Miller menatap ke arahnya membuat tatapan mereka bertemu.
"Dalam rangka apa?" tanya Axel tentang perjamuan itu.
"Mereka tidak menjelaskan secara detail, tapi mereka melabeli itu sebagai agenda untuk mempererat jalinan organisasi di daerah ini. Entah kejutan seperti apa yang akan kita dapatkan di sana nantinya," jawab Miller apa adanya seperti yang dia ketahui dari pertemuan yang dia hadiri tadi.
Axel mengangguk paham dan mengalihkan pandangannya kembali menatap langit.
Namun, mata Miller tetap setia memperhatikan wajah setengah mengantuk Axel dari samping.
Tangan kanannya terangkat lalu menyentuh dagu Axel lembut, perlahan menariknya agar wajah itu kembali menghadapnya.
Mata Axel menyiratkan sebuah kebingungan saat akhirnya kembali menatap wajah Miller.
Namun, saat mulutnya terbuka untuk mengatakan sesuatu dengan cepat Miller langsung menyumpalnya sebelum sepatah kata pun lolos dari sana.
Suara bibir yang beradu terdengar sesaat lalu Miller menyudahi ciuman singkat itu.
"Jangan tanyakan apa pun, aku tahu kau akan mengatakan hal yang bisa merusak suasana seperti, 'mau berhubungan seks di bawah bintang-bintang?' benar kan?" ucap Miller tidak memberikan kesempatan bagi Axel untuk buka suara terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...