"Apanya yang tidak seperti yang aku pikirkan hah?!" seru Geo mulai melepaskan emosinya. "Aku yakin bukan kau, tapi dia!" Dia menunjuk Axel yang sudah bangkit dari jatuhnya.
Dengan kuat Geo menarik kedua sisi kerah kemeja Axel membawa tubuh itu bangkit bahkan sebelum rasa nyeri pada perutnya reda dan menatapnya penuh intimidasi.
Grep! Axel mencengkeram tangan kiri Geo, menahannya untuk tidak mendorongnya lagi. "Lepas," ucapnya datar.
Namun, Geo mengeratkan cengkeramannya.
"Hentikan Geo! Lepaskan dia! Kau menyakitinya!" Diaz berusaha untuk membantu Axel dari amukan Geo.
Entah kenapa dia pulang jam segini dan menemui mereka dalam situasi yang memang agak ambigu.
"Lihat! Kau bahkan lebih peduli padanya! Sejak kapan hubungan kalian dimulai?! Ini bahkan belum genap sebulan sejak kita pindah--"
"Kubilang lepaskan aku," sela Axel dingin membuat ucapan Geo pada Diaz terpotong.
Mata Geo menatapnya tajam. "Dasar tidak tahu malu. Apa kau tidak lihat dia sedang hamil hah?!"
Buak! Axel melayangkan sebuah tendangan pada perut Geo dengan keras.
"Maaf saja, aku tidak tertarik berhubungan seks selain dengan suamiku," ucap Axel sembari merapikan kemejanya.
Tubuh Geo terpental dengan ekspresi bingung di wajahnya saat mendengar itu sebelum akhirnya terjatuh ke lantai.
"Dia bukan alfa, dan juga sudah menikah. Apa yang kau lakukan?! Sudah aku bilang jaga emosimu itu, semua bisa dibicarakan baik-baik! Kalau terjadi sesuatu pada kandungannya bagaimana?!" seru Diaz sembari membantu Geo bangkit.
Mata Geo terbuka lebar.
"Dia benar, apa kau tahu betapa sulitnya aku dan suamiku untuk mendapatkannya hah?" celetuk Axel santai sembari menggulung lengan kemejanya saat tubuhnya terasa gerah karena perkelahian kecil itu.
"Dia ...." Geo menatap Diaz tidak percaya lalu beralih pada Axel. "Kau ...."
Saat hendak bicara lagi suara nada dering terdengar saku belakang celana Axel.
Sebuah panggilan masuk dari Miller. Axel pun langsung menerima panggilan itu sembari sedikit menjauh.
"Ya?" sapanya singkat.
"Kau sudah makan?" tanya Miller dari seberang sana.
"Sudah," jawab Axel apa adanya.
"Kau sudah menemui Hide?" tanya Miller lagi.
"Belum, aku ada urusan dengan tetangga baru kita." Saat mengatakan itu Axel melirik ke arah Diaz dan Geo berada untuk sesaat. "Mungkin setelah ini, kenapa?" lanjutnya.
"Reon akan mengantarmu, mau ya?" Terdengar nada memohon dari Miller.
Axel terlihat tidak mau banyak protes jadi dia mengiyakan saja. Setelahnya panggilan berakhir, lebih tepatnya Axel yang mengakhirinya terlebih dahulu.
"Anu, aku minta maaf," ucap Geo setelah Axel selesai dengan teleponnya. Dia terlihat canggung dan menahan malu akan perbuatannya.
"Aku benar-benar tidak tahu dan aku kira kau alfa karena aromamu--"
"Itu punya suamiku. Maaf menimbulkan kesalahpahaman di sini harusnya aku perjelas saja dari awal. Siapa juga yang akan mengira akan ada omega seperti aku kan? Bisa dimengerti. Bukan masalah besar, tidak apa-apa. Namun, mungkin memang lebih baik kalau kau bisa mengendalikan emosimu itu," sela Axel.
"Diaz, aku harus pulang. Ada hal lain yang harus aku lakukan, terima kasih untuk hari ini ya," ucap Axel pada Diaz.
Diaz terlihat merasa bersalah karena ulah suaminya. Dari sini Axel jadi ingat tentang ucapan Diaz soal alfa yang posesif, pasti itu datang dari sifat Geo sebagai pasangan selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/207534207-288-k653120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan karena cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah s...