#Episode 13

11.1K 747 14
                                        

Affection [Kasih Sayang]

Episode Tiga Belas



Saat pulang sore ini Miller melihat sebuah truk ekspedisi terparkir di depan rumahnya. Setelah benar-benar masuk ke halaman rumah bersama sepeda motornya terlihat Axel tengah menerima sebuah paket yang cukup besar.

Tukang paket itu membungkuk kecil saat melihatnya dan pergi karena urusannya sudah selesai di sini.

"Dari siapa?" tanya Miller penasaran.

"Ibu," sahut Axel singkat lalu mengangkat paket itu dengan mudah dan dibawanya masuk.

Melihat itu semakin membuat Miller tidak yakin apakah dia bisa merengkuh tubuh itu dalam dekapannya jika menyetujui tawaran Axel tentang membuat anak bersama.

"Haah," desahnya pelan lalu ikut masuk ke dalam rumah.

Di ruang tengah Axel tengah mengeluarkan isi paket itu. Sebuah foto berbingkai dengan ukuran besar terlihat saat Axel mengeluarkannya dari dalam kotak.

Miller yang penasaran pun mendekat untuk melihatnya.

"Yang benar saja," celetuk Axel tidak percaya dengan foto yang dikirimkan oleh ibunya itu.

Mata Miller terbelalak saat melihat foto itu. Foto pernikahan mereka, tapi bukan itu masalahnya karena pose yang diambil adalah saat mereka tengah berciuman dengan cukup agresif di dalamnya.

"Haruskah aku buang saja?" tanya Axel menoleh pada Miller.

Miller menatap foto itu dan Axel secara bergantian. "Menurutmu mereka akan membiarkannya?" sahutnya merujuk pada orang tua mereka.

Tepat saat itu juga HP Axel berdering tanda ada panggilan masuk dan itu dari ibunya saat dilihat.

"Speak of the devil," celetuk Axel lalu menerima panggilan itu.

"Apa fotonya sudah sampai? Bagaimana?" tanya nyonya Rachel dari seberang sana tanpa basa-basi.

Axel memutar bola matanya malas. "Norak," sahutnya langsung.

"Awas saja kalau kau membuangnya! Katakan pada Miller juga agar tidak macam-macam, dan kalian harus memanjangnya di ruang tengah! Aku akan memeriksanya kapan-kapan," ucap nyonya Rachel sarat akan ancamannya.

Axel mendesah kasar dan hanya bisa mengiyakan saja lalu tidak lama panggilan pun berakhir.

"Sepertinya tidak ada pilihan, bantu aku memanjangnya. Di sana," ucap Axel pada Miller sembari menuju dinding kosong dekat TV.

"Hah? Yang benar saja, itu terlalu mencolok," sahut Miller tidak setuju.

"Seolah-olah kau takut pacarmu melihatnya saat kau mengajak mereka ke sini, aku tidak akan pernah mengizinkanmu melakukan itu asal kau tahu," sindir Axel dengan sedikit ancamannya.

"Kenapa aku tidak boleh?" balas Miller mengacu tengah pacarnya.

"Karena rumah ini bukan hanya milikmu. Sudahlah, akan kulakukan sendiri kalau kau tidak mau membantu," ucap Axel kemudian berlalu mengambil peralatan untuk memasang foto itu.

Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang