"Ugh ...." tubuh Axel langsung bereaksi saat mencium feromon alfa yang dikeluarkan oleh pria di hadapannya itu.
"Bos!" seru Gray yang merasa aneh dengan reaksi Axel.
"Kau diam saja dan jadilah saksi mata ya, ahahaha!" seru pria yang lain lalu menyumpal mulut Gray dengan kain sampai mentok ke tenggorokannya.
"Cih, yang benar saja. Mana sudi aku berakhir di sini," umpat Axel dalam hati.
"Oh? Dia mengeluarkan feromonnya. Hmm harum sekali, dia benar-benar omega."
Di tempatnya Gray terbelalak tidak percaya. Setahunya tidak ada yang bisa mencium aroma feromon Axel. Apa yang sebenarnya terjadi? Itu pikirnya.
"Wah benar! Aku jadi terangsang. Hahaha!"
Pria besar yang sedari tadi di hadapan Axel meremas luka Axel dan mulai menggerayangi tubuhnya.
"Bajingan!" seru Axel mencoba meronta meski itu justru menambah rasa sakitnya.
"Hahaha! Lebih baik kau diam dan nikmati saja! Bukannya tugas omega itu menjadi jalang untuk alfa?! Hahaha!"
"Akh! Sial, sial, sial!" rutuk Axel yang mulai kehilangan tenaganya karena feromon pria itu.
Semua diperparah dengan dirinya yang masih belum bisa mengendalikan feromonnya sendiri.
Di tempatnya Gray hanya bisa menggeram, mau menolong bosnya yang tengah dilecehkan pun dia tidak mampu.
Pria itu mengeluarkan penisnya yang benar-benar sudah tegang dan mengarahkannya pada mulut Axel.
Axel mengeratkan giginya saat pria itu mencoba untuk membuka mulutnya dengan paksa.
Di saat seperti ini dia sangat berharap ada yang datang menolongnya. Di saat seperti ini dia jadi teringat akan ayahnya dan sumpah yang dia ucapkan.
"Sial ...."
"Apa aku bisa? Akankah berhasil? Bagaimana jika gagal? Bagaimana jika ... tidak, tidak ada waktu untuk ragu," batin Axel saat terbesit sebuah rencana.
Dia sudah tidak lagi mengeratkan rahangnya membiarkan pria itu memasukkan penisnya ke dalam mulutnya.
Gray yang memperhatikan terlihat tidak rela, tapi saat akan memalingkan wajahnya dia melihat tatapan tajam Axel.
Saat mata mereka bertemu Gray tahu bahwa Axel masih belum menyerah. Axel melirik ke arah bawah menunjukkan kalau mereka masuk bisa menggerakkan pergelangan tangan mereka.
Dengan matanya Axel memberi kode apa yang bisa mereka lakukan untuk keluar dari sini.
Gray hanya mengangguk samar mencoba memahami isyarat dari Axel.
"Ah! Haruskah aku mengambil video? Hahaha!" ucap pria itu menikmati hangatnya rongga mulut Axel.
Sedangkan pria lainnya terlihat iri dan juga menginginkannya. Dia bahkan sudah mengeluarkan penisnya sendiri dan mengocoknya sembari melihat pemandangan di depannya.
Tanpa mereka sadari Axel hanya menunggu momen untuk memanfaatkan kelengahan mereka.
"Aku tidak akan pernah memperkerjakan pembunuhan bayaran amatir seperti mereka," batin Axel mulai mempersiapkan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/207534207-288-k653120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan karena cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah s...