#Episode 40

3.3K 259 39
                                    

Cups! Axel melepaskan kecupan panjangnya dari bibir Miller sembari mendorong tubuh itu sedikit untuk menjaga jarak.

Matanya menatap lurus pada mata Miller yang masih terlihat agak linglung karena yang baru saja dia dapatkan.

"Kau akan berurusan denganku setelah ini," ucap Axel kemudian berbalik dan pergi ke tempat Hide berada.

Semua orang yang awalnya menatap ke arahnya tersentak mengalihkan pandangan saat Axel berbalik.

Tanpa mau memedulikan orang-orang yang keheranan Axel kembali ke mode seriusnya dan berdiri di hadapan Hide bersama Gray yang senantiasa berada di sampingnya.

"Jadi kau yang membocorkan pada orang-orang luar terutama pada musuhku kalau aku ini omega?" tanya Axel pada Hide sembari mulai memakai sarung tangan hitamnya.

Orang-orang dari kubu keluarga Ludwig yang mendengar itu terlihat bingung dengan yang baru saja mereka dengar. Tentu saja mereka tidak menyadari dan tidak tahu kalau bos muda keluarga Kennedy itu seorang omega bahkan bos muda mereka sendiri pun awalnya tidak mengetahui itu.

"Benar," sahut Hide apa adanya.

"Aku tahu kau sudah bekerja keras untuk keluarga Kennedy bahkan saat kau ada di kandang musuh sebagai pengkhianat. Namun, kau tidak berpikir itu setimpal dengan pengkhianatan yang kau lakukan, kan?" ucap Axel sembari mengeluarkan combat knife miliknya.

"Bos ... Tuan saya siap menerima semua konsekuensi dari perbuatan saya, tapi mohon ampuni putri saya. Dia tidak bersalah," sahut Hide dengan tatapan memohon.

"Membiarkan dia menyimpan dendam padaku karena sudah membunuh ayahnya lalu menyebabkan masalah di masa depan saat dia mulai banyak mencari tahu dan berusaha untuk balas dendam pada keluarga ini?" celetuk Axel santai.

Hide tercekat saat mendengar itu. "Putri saya tidak akan--"

"Naif," sela Axel. Matanya berbedar ke sekelilingnya dan tidak menemukan Marie di sana, dia juga baru sadar kalau Reon juga tidak ada.

"Bawa anak itu ke sini!" serunya merujuk pada Marie.

Seorang anak buahnya langsung sigap pergi dan tidak lama kembali bersama Marie yang digendong oleh Reon dengan ekspresi bingung.

"Papa?!" seru Marie sembari meronta agar diturunkan oleh Reon.

"Jangan ke sana, tetap bersamaku saja," ucap Reon menahan tubuh Marie.

"Aku mau bersama papa Hide! Lepas Papa!" jerit Marie mulai menangis.

"Lepaskan dia!" tegur Axel menatap ke arah mereka.

"Tuan, saya mohon! Dia masih terlalu kecil." Hide terlihat tidak tega membiarkan putrinya berada di sini.

"Manusia memang egois. Kita tega menghabisi orang lain bahkan anak-anak dari para pengkhianat, tapi saat keluarga sendiri yang ada dalam posisi itu kita akan berusaha melindunginya," ucap Axel menanggapi.

Di seberang sana, Reon terlihat ragu, tapi dia juga tidak bisa membantah dan melepaskan Marie.

Dengan wajah sedih bercampur senangnya Marie berlari ke arah Hide. "Papaaa!" serunya lantang sembari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk papanya.

Namun, saat hampir sampai Axel menarik baju belakang Marie dengan kuat sampai tubuh kecil itu berhenti dan sedikit terangkat.

Marie menatap Axel bingung. "Lepas!" Dan dia kembali meronta-ronta.

Hide memaki wajahnya tidak tega melihat putrinya seperti itu. "Setidaknya Tuan, eksekusi kami di tempat yang berbeda. Saya tidak bisa melihatnya ...." Dia mengigit bibir bawahnya menahan serangan rasa sedihnya.

Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang