Axel membungkuk dalam di hadapan tuan Thobias disaksikan oleh anak-anak buahnya.
Suasana markas terasa menegang dalam situasi ini.
Hari di mana Axel dijemput ayahnya dia istirahat total selama seharian.
Dan saat hari ini dia berniat kembali ke kantornya setelah memeriksakan diri ke dokter lagi-lagi dia disambut oleh keberadaan ayahnya yang ternyata sudah mengambil keputusan sepihak tanpa memberi tahu apa-apa padanya bahwa menyuruh anak buahnya untuk diam.
"Saya mohon Bos! Biarkan saya menyelesaikan pekerjaan ini! Saya bersumpah tidak akan mengecewakan Anda!" seru Axel memohon agar tuan Thobias memberi kesempatan baginya lagi.
"Istirahat saja di rumah, biar aku yang mengurusnya mulai dari sini," sahut tuan Thobias dengan tegas.
"Gray! Antar dia ke rumahku!" titahnya pada Gray yang ada di sampingnya.
"B-baik," sahut Gray seadanya lalu mendekati Axel.
"Bos, mari saya antar pulang." Gray mencoba untuk membantu Axel menegakkan tubuhnya, tapi Axel langsung menepisnya.
Axel tidak bisa merelakan ini. Dia merasa akan menyesal jika tidak menyelesaikan ini sampai akhir.
"Biarkan saya menyelesaikan ini Bos! Saya tidak akan melakukan kesalahan, saya akan kembali dengan selamat, dan setelahnya saya akan menuruti semua perintah Anda meski harus benar-benar berhenti dari bisnis ini. Setidaknya biarkan ini menjadi tugas lapangan terakhir saya Bos!" seru Axel lagi.
Semua yang mendengarnya tercengang tidak mengerti dengan perkataan bos muda mereka itu.
Tentu saja mereka kebingungan karena tentu saja tidak ada yang tahu tentang kebenaran Axel selain tuan Thobias di sini.
"Apa yang membuatmu begitu kukuh ingin melakukannya? Sudah kubilang kau harus berhenti turun ke jalan, dan waktumu sudah habis--"
"Ini yang terakhir! Saya bersumpah ini akan jadi yang terakhir! Jadi mohon saya mohon sekali Bos, biarkan saya pergi," sela Axel sembari menatap mata tuan Thobias secara langsung dengan tatapan seriusnya.
Tuan Thobias terlihat tersentak untuk sesaat melihat keteguhan yang terpancar di mata putranya itu.
Namun, jauh dalam dirinya sebagai ayah yang menyaksikan apa yang sudah terjadi pada putra omeganya akhir-akhir ini juga perubahan dalam diri Axel membuatnya takut sesuatu yang buruk akan menimpa Axel.
"Pulanglah, aku ada rapat penting dengan tuan Demian. Tidak ada waktu untuk mendengarkan rengekanmu," sahut tuan Thobias sembari mulai melangkahkan kakinya.
Namun, langkahnya terhenti saat Axel menahan tangan kanannya.
"Ayah, aku mohon. Ini benar-benar akan jadi yang terakhir. Setelahnya aku akan duduk diam di balik mejaku seperti yang ayah mau," ucap Axel dengan nada memohon yang lebih lembut dan menggunakan bahasa yang tidak formal lagi.
Agaknya dia juga hampir putus asa bagaimana cara untuk memohon pada ayahnya itu.
Untuk sesaat tuan Thobias tediam. Pikirannya dibuat sibuk dengan banyak pertimbangan.
"Haah, aku tidak tahu apa yang kau pertaruhkan dengan dirimu sendiri akan hal ini sampai-sampai kau yang tidak pernah membantah perintahku pun akhirnya melakukannya. Baiklah, tapi ini benar-benar akan jadi terakhir kalinya kau mengurus bisnis di luar," ucap tuan Thobias akhirnya mencoba untuk lebih percaya pada Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomansaSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...