Affection [Kasih Sayang]
Episode Lima•
•
•
"Hey Ryder! Akh ... Axel! Sadarlah! Berengsek!"
Saat napasnya terasa semakin tercekat di ujung kesadaran akhirnya Axel berhasil kembali ke akal sehatnya.
Mata dan seluruh wajahnya memerah dengan napas yang hampir habis dengan sebuah tangan mencengkeram erat lehernya dari bawah.
Melihat kesadaran Axel yang sudah kembali Miller selaku pemilik tangan itu pun mengendurkan cengkeramannya.
"Ugh! Uhuk! Uhuk! Haaah ...." Axel langsung meraup udara sebanyak-banyaknya untuk kembali melancarkan pernapasannya yang sempat tercekat.
"Apa kau sudah sadar? Sekarang menyingkirlah dari atas tubuhku," celetuk Miller kembali bersuara. Napasnya juga terdengar cukup ngos-ngosan.
Tangan kirinya agak gemetar seperti baru saja menahan beban yang sangat berat.
Sepertinya dia berusaha keras untuk menahan Axel hanya dengan satu tangannya itu.
Dengan napas yang belum cukup teratur Axel mencoba untuk membaca situasi saat ini.
Sepertinya dia sempat kehilangan akal sehatnya dan melakukan sesuatu pada Miller.
Melihat posisinya yang kini ada di sofa kamar dan duduk di atas perut Miller membuatnya tidak mampu berpikir positif.
Kamar yang mereka tempati terasa hening sejenak, hanya suara napas mereka yang terdengar saling beradu.
"Aku masih di kamar Grace, lalu kenapa dia ada di sini? Dan apa yang terjadi? Ugh ... panas sekali di sini. Benar juga, aku sedang heat ... jangan bilang aku menyerangnya karena dorongan libidoku yang tidak bisa aku kendalikan? Yang benar saja ...." Axel hanya bisa membatin sembari mencoba bangkit dari atas tubuh Miller.
"Sepertinya kau sudah bisa membaca situasi saat ini. Cepat makan obatmu sebelum kau kembali lepas kendali," ucap Miller sembari bangkit untuk duduk setelah Axel turun dari atasnya.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Axel dengan suaranya yang agak serak dan terdengar lirih.
"Pertanyaan bagus, sepertinya ini memang bukan kamarmu, tapi bagaimana bisa aku tidur di kamar sebelah bersama adikmu?" sahut Miller.
Axel langsung paham apa maksud ucapan Miller yang implisit itu.
Alih-alih masuk ke kamarnya sendiri dan tidur bersama Axel, Grace pasti malah pergi ke kamar Axel sebelum Miller memutuskan untuk istirahat juga, lalu saat Miller naik untuk istirahat dia mencari kamar lain karena melihat ada Grace yang sudah tidur di kamar Axel.
"Lalu apa fungsinya aku numpang tidur di kamarmu kalau kau tidur duluan di kamarku? Padahal sudah kubilang kita bisa berbagi kamar untuk malam ini, Grace! Yang benar saja?!" batin Axel tidak habis pikir.
"Ugh ...." Axel merintih pelan, rasanya tidak nyaman saat suhu tubuhnya masih tinggi dengan penisnya yang terus-terusan berkedut seiring arus libido yang masih mendesir dalam dirinya.
Miller hanya diam memperhatikan Axel yang celingukan ke mana-mana seperti mencari sesuatu.
"Apa kau melihat tongkatku? Bagaimana aku bisa ke sini? Ini cukup jauh dari ranjang," tanya Axel diikuti gumamannya pada diri sendiri. Dia ingat sekali tadi dia tertidur di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...