Saat matanya terbuka keheningan menyapa dalam ruangan kamar yang remang-remang tersentuh cahaya matahari pagi.
Untuk sesaat Miller membiarkan tubuhnya tergeletak di atas ranjang dengan pikiran yang mengelana.
Rasanya seperti dia sudah tertidur sangat lama dan baru saja terjaga.
Ingatan terakhirnya adalah saat dia meminta Axel untuk menjauh darinya setelahnya entah apa yang terjadi kali ini selama dia hilang kendali.
Miller bangkit dari posisi berbaring dan duduk di atas ranjang yang dia tempati dengan matanya yang berbeda melihat sekelilingnya.
Kamar milik Axel dengan aroma feromon pemiliknya yang sudah sangat tipis tertelan feeomon miliknya sendiri.
Klek! Suara pintu dibuka dari luar. Miller menoleh dan mendapati seorang pria paruh baya yang sudah dia kenal lama.
"Willy," celetuk Miller pelan.
"Apa Anda sudah sadar sepenuhnya Tuan Muda?" tanya Willy sembari berjalan masuk lalu membuka jendela yang ada dalam kamar itu.
"Ya, tolong jelaskan padaku apa yang sudah terjadi setelah ini," ucap Miller sembari bangkit dan berjalan keluar kamar itu untuk pergi ke kamar mandi.
Tubuhnya tidak terasa kotor atau tidak nyaman, tapi dia merasa ingin berendam untuk membuat otot juga pikiran lebih santai.
Setelahnya dia mendengarkan penjelasan dari Willy tentang yang sudah terjadi selama beberapa hari terakhir saat dia rut.
Merasa sudah cukup mendengarkannya Miller memutuskan untuk langsung kembali memulai aktivitas yang biasa dia lakukan.
Miller meminta Willy kembali untuk melakukan pekerjaannya yang harus ditinggal selama mengurusnya dan dia sendiri menghubungi anak buahnya untuk memberikan kabar.
Lalu dia berangkat menuju kantornya.
"Selamat datang kembali Bos! Bagaimana keadaan Anda?" Reon sudah menunggunya di lobi.
"Kalian baru kembali? Istirahatlah sebentar, setelah ini aku ingin mendengar semua yang sudah terjadi dan informasi yang berhasil kalian dapatkan," ucap Axel tanpa menjawab pertanyaan Reon.
Dia berjalan ke ruangannya dan mulai mempelajari setiap dokumen dan pekerjaan yang telah dia tinggalkan selama rut.
Sebagai besar sudah ditangani oleh ayahnya. Miller hanya perlu mendengarkan tentang hasil pelelangan semalam setelah ini.
"Jadi pada akhirnya orang tua itu tidak mau datang ke pelelangan dan hanya mengirim kalian untuk membantu Ryder?" ucap Miller setengahnya tidak percaya dengan yang ayahnya lakukan.
"Apa sebenarnya yang dia pikirkan?" batinnya tidak habis pikir.
"Kemungkinan untuk memberikan ancaman secara tidak langsung pada tuan Byrne saat tuan Kennedy bisa memenangkan lelang itu. Dalam masalah ini sepertinya mereka belum berani terlalu banyak membuang-buang uang lagi apalagi setelah skandal gubernur yang sudah dibuat tuan Kennedy," jelas Reon dengan kesimpulan yang dia dapatkan.
"Baiklah, kita fokus pada yang harus kita lakukan sekarang. Biar mereka mengurus sisanya sendiri. Ah, iya apa ada informasi tambahan? Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya mengenai lukisan itu dan orang-orang yang terlibat."
Mendengar itu Reon menjelaskan semua yang dia ketahui bahwa Axel akan menemui tuan Karl untuk mengurus lukisan itu dan membongkar kebusukan sekretarisnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...