Affection [Kasih Sayang]
Episode Sembilan Belas
•
•
•
Mata Axel terbuka perlahan. Kepalanya berdenyut nyeri untuk sesaat membuatnya meringis pelan.
Suara pintu yang dibuka terdengar dan diikuti suara langkah kaki memasuki kamar.
"Oh? Kau sudah lebih baik?" Teguran itu datang dari Miller yang terlihat segar dengan pakaian santainya.
Axel tidak langsung menjawab, dia bangkit dari rebahannya. "Aw ... sial," ringisnya pelan saat perutnya terasa nyeri.
Melihat itu langsung membuat Miller mendekat. "Hey, kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir.
Axel menatapnya dengan ekspresi heran. "Mana aku tahu, kan kau yang lebih berpengalaman soal ini. Apa ini normal untuk merasa seperti ini setelah melakukannya?" sahutnya balik bertanya.
"Aku tidak tahu, ini pertama kalinya aku knotting," jawab Miller seadanya.
Satu decak keluar dari mulut Axel sembari memutar bola matanya malas.
Setelahnya dia menatap suasana sekitarnya tidak terlihat kalau di luar masih gelap.
Saat itu juga Axel jadi teringat kejadian sebelum dia tertidur.
"Kau yang membersihkannya?" tanya Axel sembari bangkit dari duduknya.
Kamar itu sudah bersih dan tidak ada bekas muntahannya semalam.
"Semuanya sudah aku urus, termasuk dirimu. Tidak perlu berterima kasih, kau terlihat sangat menyedihkan se--"
Buak!
"Akh!" pekik Miller saat sebuah pukulan cukup keras mengenai perutnya.
Axel memukulnya sembari berjalan melewatinya untuk menuju kamar mandi.
"Hey! Aku serius bertanya, bagaimana keadaanmu?!" seru Miller sembari berjalan menghampiri Axel.
Axel yang hampir masuk kamar mandi menoleh padanya. "Tidak buruk," sahutnya singkat sebelum akhirnya benar-benar masuk kamar mandi itu.
"Aku membuat makan malam, kalau kau mau ambil saja di dapur ya!" seru Miller lagi.
"Ya," sahut Axel sekenanya lalu suara air mengucur terdengar setelahnya.
Raut khawatir masih tersisa di wajah Miller. Meski mengingat hal-hal tidak menyenangkan yang tadi sore terjadi di antara dirinya dan Axel, itu tidak bisa mengenyahkan ingatannya akan bagaimana Axel saat itu.
Pertama kali dalam hidupnya melihat Axel setidak berdaya itu dalam rengkuhannya.
"Sudahlah, dia tidak akan mati semudah itu. Mungkin dia akan menyerah memiliki anak setelah ini," gumam Miller sembari berlalu untuk turun ke ruang TV di lantai satu. "Bukan urusanku juga kalau dia gagal memenuhi keinginan bos besar kami dan membuat hubungan dua keluarga kembali retak," lanjutnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...