Affection [Kasih Sayang]
Episode Dua
•
•
•
"Bos! Kami dapat informasinya!" Gray berseru sembari berjalan cepat memasuki ruangan Axel.
"Eh? Bos?!" Namun, dia langsung tersentak sesaat setelah dia di dalam ruangan itu. Axel terlihat berjalan agak sempoyongan dengan tongkatnya menuju jendela dalam ruangan itu.
Dengan cekatan Gray membantu Axel untuk sampai ke tujuannya.
"Oh, kau ... maaf, sepertinya aku heat." Axel yang tengah membuka jendela agar udara segar menerpa kulitnya yang terasa gerah meski di bawah pendingin ruangan.
Axel tidak menutupi fakta bahwa dia adalah seorang omega pada siapa pun, tapi juga tidak pernah mengatakannya secara gamblang karena seperti yang terjadi saat ini meski tengah heat tidak ada yang bisa menyadari bahwa feromonnya sudah menguar di segala penjuru ruangan meski seorang alfa seperti Gray sekalipun.
Dilihat dari tampang dan postur tubuhnya pun tidak akan ada gunanya mengaku kalau dia itu omega. Saat heat dia hanya akan menderita sendiri tanpa mempengaruhi orang lain, pada akhirnya dia hanya akan menggunakan obat berdosis kuat untuk meredakannya.
Gray terlihat khawatir. Dia tidak bisa banyak membantu dalam situasi seperti ini. "Apa perlu saya--"
"Aku sudah minum obat, tenang saja. Beri aku waktu sampai obatnya benar-benar bekerja," sela Axel agar Gray tidak terlalu khawatir.
"Kau punya laporan baru kan? Ayo ke kafetaria saja. Mungkin kau tidak bisa merasakannya, tapi udaranya terasa berat di sini," ucap Axel setelah beberapa saat dan mulai berjalan perlahan dengan langsung dibantu oleh Gray.
Gara-gara perkelahiannya dengan Miller terakhir kali kaki kanannya jadi patah.
Dia juga baru keluar dari rumah sakit dua hari lalu setelah hampir dua minggu dirawat di sana.
Setahu dia Miller juga melakukan hal yang sama, tapi seminggu belakangan anak buahnya bilang pergerakan Miller tidak lagi terlihat.
"Ke mana dia? Hanya tangan kanannya yang patah, apa dugaanku benar dia sedang tidak di kota?" batin Axel penasaran.
"Kau dapat informasi soal Miller juga?" tanya Axel pada Gray yang berjalan di belakangnya.
"Iya, kecurigaan Anda benar Bos. Saya sudah memastikan kalau Miller memang sedang tidak ada di kota ini. Informasi yang kita dapatkan sejauh ini, dia hanya pulang ke kota asalnya entah untuk berapa lama dan untuk urusan apa," jelas Gray lugas.
"Hmm, begitu ... baiklah, kerja bagus," sahut Axel sekenanya.
Dia tidak ada ide tentang apa yang Miller lakukan. Mungkin keluarganya memanggilnya, dan mungkin akan ada hubungannya dengan organisasi mereka.
"Mungkin aku harus bersiap, cepat atau lambat aku pasti akan dipanggil juga jika urusannya sudah dengan keluarga besar, mengingat bos besar kami pernah menandatangani perdamaian dan melakukan perang dingin di era mereka mungkin pertikaian kami terlalu berlebihan di mata mereka meski mereka membiarkan kami menjalani organisasi dengan cara kami sendiri tanpa terikat perjanjian lama itu," batin Axel mengira-ngira apa yang terjadi selanjutnya.
Sampai di kafetaria Gray langsung memesankan kopi untuk Axel sedangkan bosnya itu kini sudah duduk di salah satu tempat yang agak di pojok dekat jendela yang menghadap langsung pada jalan kecil di kanan gedung kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomantikSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...