#Episode 03

11.7K 759 23
                                    

Affection [Kasih Sayang]

Episode Tiga


Ekspresi kaget Miller tergantikan dengan ekspresi datarnya seperti biasa saat mendapati ada Axel di dalam mobil yang sama dengannya kini.

Dia seperti akan mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi saat mobil yang mereka tumpangi itu mulai bergerak.

Ekspresi datar Miller seketika terlihat agak suram entah karena apa.

Dia hanya berdecih sekali lalu memalingkan wajahnya ke arah luar jendela mobil di kirinya sembari menurunkan kacanya sehingga angin bisa masuk ke dalam dan menerpa wajahnya.

Setelahnya dia hanya diam, duduk bersandar tanpa mengalihkan pandangannya dari luar sedikit pun.

"Ayah?! Ada apa ini sebenarnya? Kenapa--"

"Sebentar lagi sepertinya akan hujan ya? Syukurlah, iya kan? Miller."

Ucapan Axel terpotong oleh celetukan orang yang kini duduk di samping ayahnya yang mengemudi.

Pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya itu menoleh dan tersenyum ramah pada Axel.

Namun, Axel justru merasa terusik dengan senyum itu.

Jelas saja karena orang itu adalah ayah dari Miller, sekaligus bos besar organisasi yang kini dipimpin Miller.

Dialah tuan Demian James Ludwig, salah satu orang dengan posisi sama seperti ayahnya dalam organisasi masing-masing.

Pertanyaan terbesarnya adalah kenapa dua bos besar mafia yang selama ini saling perang dingin itu kini malah bisa duduk bersandingan dengan santai bahkan menjebak anak-anak mereka yang notabenenya adalah penerus mereka dalam situasi seperti ini?

Axel mengalihkan pandangannya dengan ekspresi masam pada Miller.

Setidaknya dia ingin menanyakan apakah Miller sudah tahu tentang ini atau tidak, meski dari ekspresinya tadi jelas sekali dia juga sama terkejutnya.

Namun, belum sempat buka suara Miller justru sudah berbicara terlebih dahulu.

"Jangan ganggu aku, aku sama bingungnya denganmu!" ucapnya penuh penekanan.

Jelas itu membuat Axel kesal, namun lagi-lagi sebelum dia sempat bicara Miller membuat niatnya terhenti saat tiba-tiba malah memasang earphone di kedua telinga dan memutar musik dari HP-nya.

Gelagat yang jelas-jelas sebuah peringatan bahwa dia tidak ingin diganggu oleh Axel.

"Si berengsek ini, payah seperti biasanya," batin Axel jadi geram sendiri.

Dia pun memalingkan wajah dari Miller dengan kasar. Suasana hatinya jadi makin buruk saja dalam situasi membingungkan ini.

"Kalian bisa ngobrol setelah sampai nanti. Nak Axel, percuma saja kau mengajak si payah itu bicara saat dalam mobil, hahaha," celetuk tuan Demian yang ternyata menyadari interaksi Axel dan Miller baru saja.

Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang