A/n: tidak terasa sudah episode 50 saja. Sebentar lagi bisa tamat nih wkwk. Omong-omong, mampir dung ke ceritaku yang lain, siapa tahu ada yang cocok dengan selera kamu, ehehe 🙈.
•
•
•
•
•
Miller mengepalkan tangannya erat menahan kesal setelah mendengar cerita Axel tentang kegiatannya hari ini sejak pagi tadi sampai akhirnya dia dilabrak oleh Geo tepat sebelum Miller meneleponnya tadi.
"Jangan lakukan apa pun padanya. Aku tidak apa-apa, Diaz sangat baik padaku," ucap Axel sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa yang dia duduki dalam ruangan itu.
Pada akhirnya Axel membatalkan rencananya untuk mengunjungi makam mendiang istrinya Hide dan juga Hide sendiri.
Setelah melihat Miller dia ingin bersama sampai akhir, sampai waktunya Miller untuk pergi menemui kliennya tiba.
Miller bangkit dari kursinya untuk menghampiri Axel lalu duduk di kanannya.
"Aku sudah mampir ke rumah sakit sebelum ke sini tadi, tidak ada masalah, sungguh," ucap Axel mulai membujuk Miller yang tidak merespons ucapannya tadi.
"Apa kau berpikir aku jadi terlalu lembut? Aku tahu, aku bisa saja menghabisi Geo di tempat jika mau, tapi aku tidak mau." Axel kembali bersuara mencoba untuk mendapatkan respons yang dia inginkan dari Miller.
Satu hela napas panjang Miller lakukan lalu dia mengembuskannya perlahan. "Ya, aku tahu tujuanmu. Menciptakan lingkungan yang sehat kan? Kali ini aku akan mengikuti rencanamu, tapi jika hal yang sama terulang oleh orang yang sama aku tidak bisa tinggal diam."
Mata Axel berhenti berkedip untuk sesaat setelah mendengar itu keluar dari mulut Miller. "Apa baru saja dia menunjukkan sisi posesifnya? Dia juga bisa melakukannya, jadi semua alfa punya karakteristik yang sama," batinnya saat ingat ucapan Diaz tadi tentang bagaimana seorang alfa akan posesif pada omeganya.
"Hey, kenapa? Tiba-tiba saja kau tidak bergerak bahkan tidak berkedip, Ryder?!" Miller menepuk pipi kanan Axel pelan.
Mata Axel berkedip cepat saat lamunannya sirna lalu sebuah senyum tersungging di wajahnya.
Miller terlihat bingung dengan ekspresi apa yang tengah Axel berikan saat ini. Awalnya dia melamun sampai lupa berkedip lalu sekarang dia tersenyum cerah.
"Hey, apa kalimat bernada ancaman yang baru saja kau katakan itu merupakan ekspresi dari sisi posesif seorang alfa?" tanya Axel gamblang.
"Eh?" Wajah Miller terasa hangat tiba-tiba Axel bertanya seperti itu dengan ekspresi cerahnya.
"Biasanya omega hanya akan tersipu saat menyadari hal itu, tapi dia benar-benar sesuatu yang tidak bisa aku tebak. Justru aku yang selalu dibuat malu olehnya, sial kenapa aku masih saja merasa kalah darinya?!" gerutu Miller dalam benaknya.
"Kau ini, dari mana kau belajar hal itu?" tanya Miller balik sembari mencoba mengendalikan dirinya.
Axel terkekeh kecil menyadari Miller yang salah tingkah. "Dari tetangga baru kita," jawabnya apa adanya.
"Aku tidak tahu itu hal baik atau justru sebaliknya saat dia mempelajari lebih banyak hal dari sesama omega yang pastinya jauh lebih berpengalaman soal berpasangan." Miller hanya bisa kembali membatin.
Membayangkan bagaimana jika Axel mulai bisa mengerti bagaimana sepasang alfa dan omega berhubungan pada umumnya di luaran sana, dia benar-benar belum siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]
RomanceSaat dua penerus organisasi mafia besar harus menikah karena terpaksa, bukan cinta. Sebagai seorang alfa, Miller tidak pernah menyangka bahkan tidak menyadari sama sekali bahwa Axel, bos mafia dari pihak musuh yang terkenal kejam itu adalah seorang...