#Episode 30

7.7K 425 49
                                    

Di hari yang sama Miller berencana untuk menjenguk Axel setelah mengurus beberapa hal dan pekerjaan hari ini.

Meski harus sedikit lembur sebisa mungkin dia menyelesaikan pekerjaannya hari ini secepat mungkin.

Saat sampai di rumah sakit Miller berpapasan dengan nyonya Rachel.

"Oh? Nak Miller, Axel kabur dari rumah sakit, tapi sekarang sudah ada di rumah. Aku baru dikabari," ucap nyonya Rachel yang masih terlihat agak panik.

"Saya akan ikut ke rumah Anda. Mari," ucap Miller lalu mengantar nyonya Rachel ke mobil bersama sopir dan pengawalnya.

Setelah mobil itu melaju Miller mengikuti dengan sepeda motornya mengikuti dari belakang.

"Hey, Ryder baru saja kembali bersama Gray. Kau tidak melihatnya saat pergi?" tegur tuan Thobias saat nyonya Rachel sampai dan masuk ke rumah.

"Astaga aku benar-benar panik, aku hanya meninggalkannya sebentar lalu saat kembali sudah tidak ada. Sekarang di mana dia? Miller datang juga."

Tuan Thobias melirik ke arah Miller lalu mendekatinya. "Kau sudah sembuh kan?" tanyanya dengan serius.

Miller yang paham apa maksudnya langsung mengangguk. "Sudah, Anda tidak perlu khawatir."

"Dia ada di kamarnya. Susul saja ke sana," ucap tuan Thobias mempersilakan Miller untuk langsung menemui Axel.

Miller kembali mengangguk. "Iya, permisi kalau begitu," ucapnya lalu masuk lebih dalam ke rumah yang pernah dia kunjungi di hari perjodohannya dengan Axel.

"Oh?! Kakak ipar." Suara itu datang dari Grace yang baru keluar dari kamarnya saat Miller sampai di anak tangga terakhir di lantai dua.

"Kakakmu di dalam?" tanya Miller memastikan.

"Hm, sepertinya tadi aku melihatnya masuk. Kalau tidak ada, mungkin dia di loteng. Tarik saja tangga di ujung dekat rak buku," jelas Grace. "Aku mau ke dapur, dah!" lanjutnya lalu beranjak terlebih dahulu.

Miller masuk ke dalam kamar Axel dan menyisir setiap sudutnya sampai ke kamar mandi di dalamnya dan Axel tidak terlihat di mana pun.

"Loteng?" gumam Miller sembari berjalan ke arah rak buku di ujung.

Atap di sana terdapat seperti pintu yang terbuat dari kayu dengan gagangnya. Di dekat rak buku terdapat kursi kayu.

Miller menggunakan kursi kayu itu untuk meraih gagang pintu itu.

Klek! Setelah dia memutarnya sebuah tangga otomatis turun.

Miller pun menaikinya dan sampai pada ruangan tersembunyi di atas lamar itu, loteng.

Loteng itu terlihat gelap, hanya ada caranya yang samar memerangi dari sisi lain ruangan dengan atap miring itu.

"Ryder?" panggil Miller sembari mendekati area yang tersorot sinar bulan.

Axel terlihat duduk di depan jendela kaca besar yang terbuka, menatap langit yang cerah malam ini.

Saat mendengar suara langkah kaki dia menoleh dan mendapati Miller berjalan mendekatinya.

"Aku tidak berpikir kau akan menyusul ke sini," celetuk Axel lalu kembali menatap ke luar jendela.

Miller duduk di kirinya dan ikut menatap pemandangan indah dari sana.

"Tempat yang bagus. Kau punya teleskop?" ucap Miller tanpa menyahuti ucapan Axel.

Axel terkekeh kecil mendengarnya. "Aku malas memasangnya," sahutnya.

Miller ikut terkekeh kecil lalu tidak ada lagi pembicaraan yang tercipta. Miller sendiri bingung harus bicara soal apa.

Dia sudah tahu kalau Axel pulang ke rumahnya dalam keadaan baik lalu apa? Dia sendiri tidak yakin kenapa ingin menyusul sampai ke sini.

Affection [Mpreg, Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang