Biru hanya diam saat langit mengatakan hal itu, memang faktanya seperti itu kalau kedua orangtuanya menginginkan seorang cucu dari dia. Karena dari segi usia dia juga udah kepala tiga dan pantas memiliki anak serta pasangan. Namun biru selama ini hanya menunggu moment bertemunya dengan langit bahkan sejak putus dan meninggalkan langit lima tahun silam dia sama sekali tidak berkencan dengan siapapun, dia memilih sibuk karir dan studi nya sampai akhirnya dia bisa kembali ke indonesia dan membangun perusahaan dia sendiri dibantu oleh Richard tentu saja.
Sedangkan langit sendiri bingung harus bereaksi seperti apa entah harus senang atau harus sedih, senang karena kehadiran biru anaknya diterima baik oleh keluarga mahendra namun harus sedih kenapa sekian lama baru dia disukai oleh keluarga biru. Ada ketakutan juga didalam benak langit tentang hal ini, takut jika nanti keluarga biru mengambil anaknya dari sisinya. Dan itu menjadi ketakutan terbesar dalam hidup dia.
"Gak usah dijawab sekarang juga gapapa, lang. Aku tau kalau kamu belum siap ketemu mereka, aku juga gak maksa kamu harus mau bertemu dengan kedua orang tua aku, mereka ingin ketemu hanya meminta maaf sekaligus ingin melihat biru."
"Maaf."
"Kenapa harus minta maaf?"
"Karena aku belum siap ketemu sama mereka, banyak yg harus aku pikirkan biru. Salah satunya aku takut kalau nanti anak aku diambil oleh keluarga mu, aku takut ditinggali sendiri kayak dulu dan tidak diterima baik oleh mereka lagi."
Mobil biru langsung berhenti mendadak dia menatap wajah langit yg mendadak sendu, dia bisa melihat dengan matanya langit kalau ada banyak ketakutan dan kecemasan didalam nya.
"Tolong biru jangan ambil anak aku, dia satu satunya orang yg aku punya" pinta langit dengan suara yg bergetar.
Biru langsung menarik langit dalam pelukan nya, langit menangis begitu mendapatkan pelukan dari biru. Dia tidak menyangka akan menangis dalam pelukan biru lelaki yg selama ini dia masih sayangi, langit tidak pernah berbohong soal membenci biru tapi dia juga tidak pernah menyangkal kalau masih amat mencintai kalandra biru.
"Siapa yg mau ambil biru dari sisi kamu, lang? Kamu itu papa nya. Kamu yg hamil dan melahirkan dan menjaga dia disaat aku masih berengsek dulu, mana mungkin aku serta orang tua aku bisa tega memisahkan anak dengan papa nya. Mereka hanya ingin bertemu sama kamu dan biru, tidak lebih dari itu."
"Tapi aku takut."
"Kalau kamu takut ada aku langit, aku siap berada didepan kamu jika mereka berbuat yg tidak menyenangkan sama kamu."
Langit hanya mengangguk saja lalu biru melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata langit.
"Kalau belum siap nanti aku yg akan bilang sama mereka."
"Iya, maafin aku biru."
"Jangan minta maaf karena kamu sama sekali tidak salah."
Lalu biru menghidupkan kembali mesin mobilnya dan melajukan kembali menuju kearah kantor, biru sama sekali tidak memaksa langit untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Karena bagaimana pun luka langit dimasa lalu tentu saja tidak bisa dilupakan, kendati begitu biru akan tanggung jawab dengan segala luka yg dia torehkan di hati langit dengan cara memperjuangkan kembali dan membuat langit cinta padanya.
****
Didalam ruangan biru masih memikirkan hubungan antara nathan dan juga langit, ada rasa tidak rela dibenak nya saat langit harus mengenal nathan. Dia takut jika langit akan jatuh cinta dengan sahabatnya itu walaupun mereka baru saja saling mengenal, dia tahu bagaimana nathan orang nya kalau sudah menyukai seseorang maka dia akan terus mengejar nya kecuali orang yg disukai nathan memilih untuk menjauhi nya maka nathan akan memilih mundur.
Walaupun langit tidak mengatakan jika dia menyukai nathan tetap saja ketakutan biru beralasan, nathan orang yg sangat baik apapun bisa nathan lakukan buat menarik perhatian orang yg dia incar. Biru takut kalau langit akan berpaling dan usaha dia buat memperjuangkan langit akan sia sia belaka.
"Gue harus bicara sama nathan" gumam nya.
Ya, biru memutuskan buat bicara dengan nathan secara empat mata, gimana pun dia tidak akan bisa diam saja begini melihat orang yg dia cintai didekati dengan sahabat nya sendiri. Dia lekas mengambil kunci mobil nya dan langsung keluar dari ruangan kerja nya.
Langkah nya sempat terhenti karena langit sudah berada didepan pintu dengan membawa beberapa dokumen, langit melihat dengan bingung karena biru seperti nya mau keluar kantor.
"Ada beberapa dokumen yg harus bapak tanda tangani" ucap langit dengan sopan.
"Bisa letakan dulu keruangan saya, saya masih ada beberapa hal yg mau saya urus."
"Mau kemana?" Tanya langit penasaran.
"Apa itu penting buat kamu?"
Langit tentu sedikit terkejut mendengar ucapan biru yg sama sekali tidak memiliki etika, bahkan cenderung langit adalah orang asing. Langit menggeleng tanda kalau itu bukan urusan dia. Lekas dia masuk kedalam ruangan biru dan meletakan dokumen diatas meja, setelah itu dia berlalu begitu saja tanpa menghiraukan biru yg menatap nya.
Biru hanya menghela nafas saja dan lekas berlalu keluar dari kantor nya, dia harus cepat bertemu dengan nathan dan membicarakan tentang hal ini.
"Lang, itu pak bos kenapa sama lo?" Tanya rekan kerja langit yg bernama lisa.
"Gue juga gak tau mbak, mana muka nya serem banget lagi."
"Mungkin dia lagi bad mood kali ya soalnya perjodohan nya batal dilakukan."
"Batal?"
"Hm, anak anak kantor pada heboh lang mendengar batalnya perjodohan pak biru dengan buk anastasia, padahal keduanya cocok loh jadi pasangan. Yg satu cantik dan yg satu tampan walaupun pak biru terlihat tidak menyukai buk anastasia bisa jadikan di belakang itu semua mereka saling mencintai."
Langit hanya diam saja mendengar penjelasan rekan kerja nya, walaupun dia sendiri belum bertanya soal perjodohan yg dibatalkan ini sama biru. Tapi langit sangat tahu kalau biru yg paling keras menantang.
"Kasian kadang gue sama pak biru" ucap lisa membuat dahi langit berkerut.
"Kenapa?"
"Ganteng ganteng tapi belum nikah, padahal secara usia sudah matang apalagi yg di tunggu. Kalau gue jadi pak biru udah tinggal tunjuk aja siapa yg mau gue jadikan istri."
Langit tertawa saja "mungkin dia ada yg lagi ditunggu, mbak. Kita gak taukan masa lalu seseorang bagaimana."
"Maksud lo pak biru lagi nunggu seseorang berarti bisa mantan pacar nya dong kalau gitu."
"Maybe, mbak. Kan kita gak tau kehidupan bos kita gimana."
"Ya bener sih, tapi siapa ya masa lalu pak bos. Maksudnya gimana orang nya sampai pak bos gak bisa move on gitu."
Langit hanya termenung saja lalu dia menggeleng kecil kearah lisa, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia adalah masa lalu dari kalandra biru sang ceo perusahaan nya kan bisa gempar nanti, apalagi kalau semua orang tau kalau dia dan biru sudah mempunyai anak diluar pernikahan apa gak makin geger.
"Gue izin balik ke ruangan gue ya, mbak. Mau menyelesaikan pekerjaan gue dulu."
"Oke, kapan kapan lo harus ikut pergibahan kita deh lang, seru tau bisa gibahi pak bos kita yg tampan itu" ucap lisa membuat langit tertawa saja.
- LANGIT BIRU -

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru ( kisah yg belum usai )
FanfictionSejak kepergian dan perpisahan nya dengan biru membuat hidup langit kian hancur dalam 5 tahun terakhir, namun disaat dia sudah sedikit melupakan biru entah bagaimana takdir bekerja ternyata dia harus di pertemukan dengan sang mantan yg mana dia haru...